Chapter 7 ~ I will not lose on you

110 14 2
                                    

09092020

Anggun naik kekamarnya dilantai dua setelah menghabiskan waktu bersama sang ibu dikebun anggrek dibelakang halaman belakang keluarga Baskara. Setelah makan malam, pasangan ibu dan anak itu menghabiskan waktu mengobrol tentang masalah perjodohan yang tiba-tiba itu.

Anggun sejujurnya masih tidak ingin menikah, Anggun bahkan tidak memiliki kekasih hingga detik ini bagaimana bisa ia memiliki impian pernikahan sedini ini? Tapi apa yang dikatakan ibunya ada benarnya, mereka tidak punya hak untuk menolak niat baik kakek. Lagipula sekarang masalah ini juga belum pasti.

"Aku ingin bicara" ucap suara dingin diujung anak tangga,

Anggun tersentak, sontak gadis itu berpegangan pada railing tangga spiral sangking terkejutnya.

"Kau mengejutkanku" lirih Anggun sambil menepuk dadanya sendiri, Anggun mengalihkan padangan kearah sosok Jelita yang berdiri pada anak tangga terakhir dengan angkuh. Sepupu cantiknya yang atraktif itu melipat kedua tangannya didepan dada dengan  oenuh kepercayaan diri.

Sebenarnya apa yang dilihat Jelita dari dirinya batin Anggun dengan rendah diri. Jelita itu berbeda dengan dirinya, sosoknya bukan hanya cantik dan menarik tapi juga begitu percaya diri dengan aura yang begitu mendominasi dan berani. Bagaimana bisa gadis seperti ini dibandingkan dengan dirinya yang tidak pandai bergaul, pendiam dan juga pemalu itu. Selain unggul dalam pelajaran Anggun rasa dirinya tidak punya kelebihan lain yang patut dibanggakan didepan sosok sepupunya yang begitu sempurna dimatanya itu.

Anggun justru mengagumi sosok Jelita ini.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Anggun sambil melanjutkan langkahnya keanak tangga terakhir yang sama dengan Jelita.

"Aku sama sekali tidak ada niat menyinggung masalah almarhum ayahmu" ucap Jelita dengan canggung, Anggun tersenyum lemah. Apa maksudnya Jelita ini sedang meminta maaf padanya? Tapi terlalu gengsi untuk mengatakannya secara langsung?

"Aku tau" ucap Anggun sambil tersenyum lemah, "Aku tidak apa-apa jangan khawatir"

"Siapa yang khawatir denganmu" tolak sang gadis itu kembali kekepribadiannya yang galak seperti biasa. "Aku hanya tak mau ada salah paham itu saja!" tambah Jelita dengan canggung

Anggun kembali tersenyum ringan, dengan kepribadian Jelita yang keras gadis itu mau merendahkan diri datang padanya saja seperti ini sudah kemajuan yang besar untuk Anggun. Didalam hatinya Anggun tau kalau Jelita itu sebenarnya bukanlah anak yang jahat, dia hanya gadis yang keras kepala dan tidak mau kalah saja. Karena itulah Jelita selalu tak puas setiap kali kakek mulai membanding-bandingkan mereka.

"Terima kasih sudah khawatir Jelita" ucap gadis pendiam itu dengan tulus.

"Ya!" bentak Jelita dengan canggung, "Aku kan sudah bilang aku tidak khawatir! Ck, sudahlah ayo bicara ditempat lain. Ikuti aku" perintah gadis keras kepala itu menolak mengakui perasaanya yang sebenarnya. Jelita mendahuli Anggun sambil menyembunyikan wajah malunya gadis itu memimpin langkah menuju balkon dilantai 2.

Kedua wanita cantik yang berbeda itu saling berhadapan dibawah langit berbintang malam itu. Yang satu cantik dan mendominasi, satunya lagi cantik dan lembut. Keduanya sama-sama cantik dengan cara mereka yang berbeda.

 Keduanya sama-sama cantik dengan cara mereka yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apple & OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang