19092020
Louis tersenyum dengan tenang, "Kalau nona Jelita tidak memblokir nomer ponselnya saya yakin assisten saya yang duduk disini saat ini"
"Aah" gumam Jelita pelan, sejak kemarin sore setelah mereka berpisah memang ada nomer tak dikenal yang terus menghubunginya, tanpa berpikir panjang Jelita memasukannya dalam daftar hitam. Siapa tau kalau nomer asing itu justru assitent Louis yang kemarin membantunya mengendarai Mazdanya ke cafe Nina.
"Saya biasanya tidak menerima panggilan tak dikenal" ucap jujur sang gadis sambil tersenyum canggung,
"Tapi kau langsung menerima panggilanku"
Jelita menyentuh rambutnya dengan gugup setelah mendengar respon seadanya yang dilontarkan Louis,
"Nomer ponsel anda terlihat cantik" komentar Jelita sambil merangkai alasan diotaknya, tidak mungkin kan dia bilang dirinya tidak sengaja menghafal nomer pria itu semalam.
"Nomer secantik itu tidak seharusnya bukan spam call-kan?"
Louis menerima alasan yang diberikan Jelita, pria 27 tahun itu mengangguk setuju tanpa bersuara.
"Jangan salah paham nona Jiyeon, saya bukannya punya banyak waktu untuk makan seperti ini dengan para gadis" Louis melanjutkan topik yang diangkat Jelita sebelumnya, "Menurut gosip yang beredar seharusnya saya itu lebih tertarik dengan seorang pemuda yang lebih muda dan tampan daripada seorang gadis yang lebih muda dan cantik."
"Maksudmu? Kau... seoranggg" Jelita mengigit bibirnya tak percaya, pria tampan didepannya masih menatapnya. Menunggu Jelita melanjutkan kata-katanya dengan tenang. Masa iya dia harus bertunangan dengan pria yang lebih tertarik pada prianlain dari pada dirinya???
Jelita menatap pria itu dengan tatapan horor!
Louis tak kuat menahan tawanya ditatap seperti itu oleh tamunya siang itu,
"Gay?" pria itu akhirnya melanjutkan kalimat yang tak sanggup dilanjutkan gadis yang lebih muda dihadapannya setelah puas tertawa.
"Kau benar-benar gay?!"
"Gay? I'm not gay" ucap Louis dengan ringan, "Hanya saja aku biasanya tidak begitu tertarik dengan wanita"
"Bukan gay tapi tidak tertarik pada wanita?? Lalu apa bedanya?" gumam Jelita rendah.
Louis tersenyum sekali lagi, memamerkan lesung dipipinya, "Karena itulah kakekku mengatur perjodohan" ucap pria itu perlahan sambil menatap Jelita secara langsung. Louis mengamati reaksi gadis yang ada didepannya, sebelum melanjutkan, "Aku rasa beliau khawatir kalau aku benar-benar tidak tertarik pada wanita dan justru lebih menaruh minat pada pria"
Jelita hanya tertawa canggung, 'Kenapa mengatakan padaku? Apa pria ini sengaja mengujiku? Ingin tau reaksiku?' batin Jelita, 'Apa dia sudah tau identitasku sebenarnya?' batin sang gadis mulai berspekulasi dalam benaknya.
'Tapi rasanya itu tidak mungkin. Kalaupun Louis Gunawan ini tau harusnya dia tau tentang Anggun kan bukan aku?! Kakek bilang semalam akan membicarakannya dengan keluarga Gunawan, apa kakek sudah menghubungi keluarga Gunawan?' batin Jelita dalam hati.
"Oh jadi pak direktur sudah memiliki tunangan?" tanya Jelita dengan hati-hati, Louis masih mengawasi Jelita. Menatap lurus kearah mata tajam sang gadis, membuat sang gadis salah tingkah.
Jelita menyelipkan rambutnya dengan gugup, rasanya dirinya ingin berteriak saja kearah pria ini secara langsung. 'Iya aku ini calon tunanganmu, lalu apa?!'
'Tapi bagaimana kalau dia tidak tau tentang itu?Bagaimana kalau itu hanya tebakan acakku saja? Bukannya ini akan semakin canggung?' ucap innerself-nya yang lain, mencegah sang gadis bertindak gegabah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple & Orange
RomanceLouis jatuh cinta dengan karakter Jelita yang kuat, berani dan apa adanya. Gadis itu selalu menarik dimata Louis, bersamanya Louis merasa harinya tidak lagi membosankan. Tapi kalau bicara tentang kedewasaan emosional, Jelita jelas tidak cocok untuk...