Chapter 10 ~ Kemenangan atau awal kemalangan?!

99 9 2
                                    

15092020

"Anggun!!" bentak Jelita yang secepat kilat menghampiri sosok yang dikenalinya sebagai sepupunya itu.

Nina menepuk keningnya dengan sikap ala preman Jelita yang tak berubah itu, wanita 32 tahun itu pun dengan terpaksa akhirnya mengikuti langkah Jelita melabrak kakak sepupunya itu.

Tanpa basa-basiJelita langsung mendorong pundak Anggun dengan keras begitu sampai dihadapan sepupunya itu, "Kau sengaja manfaatin aku ya! Dasar perempuan licik!" tuduh gadis  yang belum genap 22 tahun itu.

"Maanfaatin?" ulang Anggun dengan kebingungan, "Manfaatin apa?" tanya suara lembut itu.

"Pantes aja kemarin kamu sok bijak dan  bilang pernikahan itu bukan masalah main-main, ternyata dari awal memang ga mau dijodohin kan?!" tuduh Jiyeon dengan sengit.

"Perjodohan?" gumam Noel dengan tatapan terkejut dimata berbentuk biji almondnya.

"Aku memang tidak pernah bilang mau dijodohin.."

"Iya trus kenapa gak bilang langsung ke kakek kemarin?!" teriak Jelita marah, "Kenapa? Biar image baik-baikmu gak rusak?!"

"Cih! Licik" sindir gadis itu tajam, Jiyeon memutar tubuh bak model miliknya kearah pemuda yang bersama Anggun. "Dengar ya! Pacarmu ini.."

"Kak Jelita"

"NOEL???!"

Jelita beralih menatap Noel dan Anggun bergantian, secara reflek gadis yang selalu bersemangat itu menunjuk pasangan didepannya itu. "Noel.. kau dan Anggun..???"

Jelita segera menutup mulutnya dengan tatapan berubah horor, "Bagaimana bisa?!!!"

"Hellooo" sapa Nina dengan ceria mengabaikan wajah terkejut sahabatnya, gadis genit itu melambai singkat kearah Anggun balas mengangguk, menyapanya dengan sopan.

"Kakak, apa yang kak Jelita lakukan disini? Shopping? tanya Noel mengalihkan topik pembicaraan dengan begitu 'smooth' walaupun jujur hatinya juga tak tenang begitu mendengar topik perjodohan yang dilontarkan Jelita barusan.

Berbeda dengan hatinya, pemuda cantik itu tetap tersenyum manis dan tenang. Noel bahkan sengaja memamerkan eyesmile andalannya untuk mencairkan suasana diantara mereka, seakan tak terganggu sama sekali dengan kemarahan Jelita yang tiba-tiba.

"Omg! Tampannya" puji Nina dengan tatapan memuja yang khas gaya tante-tante genit tak tau malu begitu melihat senyum pemuda yang menyapa Jelita barusan

"Kau benar-benar tampan" puji Nina masih menatap Noel dengan tatapan terpesona

"Ya!" Jelita memukul tangan Nina yang tanpa malu-malu membuat gestur mencubit wajah Noel diudara, "Hentikan, jangan buat malu"

"Why?" tanya Nina dengan tatapan tak terima, "Dia benar-benar tampan"

"Nina just stop it!" pintah Jiyeon dengan mata melotot. Nina benar-benar mempermalukannya didepan Anggun dan Noel sekarang.

Noel, pemuda cantik itu masih mempertahankan eyesmile diwajah tampannya dengan sengaja. Pemuda ini jelas sudah biasa menerima pujian-pujian semacam itu, pria itu sama sekali tidak salah tingkah ataupun merona digoda semacam itu dengan seorang wanita sexy semacam Nina.

"Sebenarnya aku juga baru saja bertemu kak Anggun didepan sini" ucap Noel dengan sengaja mengisyaratkan pada Jelita kalau dirinya dan Anggun juga baru saja bertemu, "Karena kak Jelita  juga disini, kenapa kita tidak makan siang sama-sama?"

"Melihatnya dirumah saat sarapan dan makan malam saja aku sudah muak!" komentar jujur Jelita sambil melirik Anggun dengan tatapan tajamnya yang angkuh, "Apa masih perlu makan siang bersama juga?!"

Apple & OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang