02092020
Semua anggota keluarga Baskara berkumpul dimeja makan panjang dengan Tuan besar Baskara duduk dikursi utama. Putri sulungnya Suci Baskara duduk disisi kanannya disusul putri semata wayang wanita itu, Anggun Cokroatmojo. Sedangkan Putra Baskara dan keluarganya ada disisi meja lainnya, Ratna duduk disamping suaminya dan disampingnya duduk berjajar kedua putra mereka Jelita si sulung dan sibungsu Anugrah diujung meja.
Hari ini suasana dimeja makan jauh lebih senyap dari hari-hari biasanya, setelah selesai dengan makan malam mereka ketujuh anggota keluarga Baskara itu masih tetap setia tinggal dikursi mereka masing-masing, menunggu pengumuman penting yang hendak dibagikan kepala rumah tangga keluarga mereka.
Suci dan Putra yang sebelumnya menghabiskan sesorean diruang kerja ayah mereka terlihat jauh lebih diam dari biasanya, kedua kakak beradik itu bahkan terlihat tertekan.
Sebenarnya apa yang terjadi, batin Ratna setelah mengamati wajah-wajah tertekan suami dan kakak iparnya.
Apa yang ingin ayah mertua umumkan, kenapa Putra dan kak Suci seolah sangat terbebani? tanya wanita paruh baya itu didalam hati.
"Ada hal penting yang kakek ingin umumkan malam ini" ucap kakek Baskara memecah keheningan janggal ditengah meja makan panjang itu.
Semua yang ada disana segera memusatkan perhatian meraka pada sosok panutan keluarga itu.
"Ini ada hubungannya dengan kelangsungan keluarga besar kita" ucap pria senja itu dalam suaranya berwibawa yang tak terkikis oleh waktu.
Jelita dan Aga saling melempar tatapan bertanya saru dengan yang lainnya dalam diam. Ratna segera melempar tatapan bertanya kearah sang suami yang sengaja dihindari pria yang sudah dinikahinya selama hampir seperempat abad itu. Anggun yang tampak bingung juga menatap sang ibu yang hanya dijawab dengan senyuman lemah oleh ibundanya.
"Aku sudah bicara sebelumnya dengan Suci dan Putra. Sekarang saatnya kalian semua mendengarkan pengumuman penting ini"
"Ada apa ini ayah?" tanya Ratna tanpa menutupi rasa ingin tahunya, "Kedengarannya serius sekali?"
"Ini memang masalah serius" jawab pria tua itu, Putra memberi isyarat pada istrinya itu untuk diam.
"Kalian semua pasti tau tentang hubunganku dengan Ardhi Gunawan, kami sudah bersahabat selama lebih dari setengah abad. Dan sekarang kami pikir waktu yang tepat untuk membawa hubungan persahabatan kami ini ke tingkat yang lebih lanjut" ucap Teja memulai pidato pembukaanya.
"Jadi kami putuskan untuk mengubah hubungan persaudaraan diantara kami dalam ikatan keluarga yang nyata" lanjut pria tua itu masih bertele-tele.
Hubungan keluarga?
"Kami sudah sepakat untuk menyatuhkan kedua cucu kami dalam ikatan pernikahan"
"..."
Selama bebwrapa saat suasana meja makan tetap senyap, tak ada satupun yang nemberi respon berarti untuk oengumuman mengejutkan yang dibawah kakek malam ini.
"Ardhi yang mana?" tanya Ratna yang oertama kali memberi reaksi "Apa maksudnya Ardhi Gunawan?"
"Diamlah!" desis suaminya dengan malu, sudah menjadi rahasia umum kalau istrinya itu matrealistis dan pecinta hal-hal yang berbau duniawi, "Memang bisa Paman Ardhi yang mana lagi?!"
"Oh my.." seru Ratna terlalu bersemangat, "Grup Berlian!!" seru wanita itu dengan mata berbinar.
"Ehem!" Teja sengaja menarik kembali perhatian kearahnya, menantunya itu sudah pasti membayangkan betapa banyak aset yang dimiliki grup Berlian milik keluarga Gunawan dalam otak matrealistisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple & Orange
RomansaLouis jatuh cinta dengan karakter Jelita yang kuat, berani dan apa adanya. Gadis itu selalu menarik dimata Louis, bersamanya Louis merasa harinya tidak lagi membosankan. Tapi kalau bicara tentang kedewasaan emosional, Jelita jelas tidak cocok untuk...