Lani turun dari motor vespa Zidni yang telah berhenti di depan rumahnya.
"Jaketnya harus gue cuci lagi nggak?" tanya Lani segera melepas jaket Zidni yang melekat di tubuhnya.
"Gak usah." sahut Zidni sembari menggeleng.
Lani mengangguk kemudian mengulurkan jaket abu-abu itu pada sang empunya. "Thanks."
"Gue balik dulu."
"E-eh tunggu." teriak Lani cukup membuat Zidni terkejut. Sampai harus mengerem mendadak membuat ban belakang motornya terangkat.
Lani melotot rasanya seperti melihat aksi drift di film hollywood. Setelah itu motor vespa Zidni oleng. Untungnya Zidni berhasil memberi keseimbangan.
"Apa?" Zidni menoleh sebal, dengan jantung yang deg-degan. Karena hampir jatuh kedua kalinya gara-gara Lani.
Lani menggaruk tengkuknya, "Gue mau ganti uang lo. Jadi tunggu disini sebentar."
"Oke,"
"Sorry yang tadi." ucap Lani sebelum berlari ke dalam rumahnya.
Saat membuka pintu Lani terkejut melihat Dani tengah menunggunya di dekat jendela. Rupa-rupanya anak itu mengintip sejak tadi.
"Bilangin Ayah ah."
"Ih, jangan. Nih buat kamu tapi jangan bilang." seru Lani melempar bungkusan cilok ke arah Dani. Setelah itu berlalu ke kamarnya.
Dani tersenyum lebar, kemudian kembali ke ruang TV melanjutkan aktifitasnya yang tadi. Lani berusaha mengambil uang di celengan plastik berbentuk ayam miliknya.
"Ya Allah, susah banget sih." keluh Lani sambil menekan lubang kecil di perut si ayam.
Zidni menoleh ke arah rumah Lani, sudah sepuluh menit Zidni menunggu. Namun Lani tak kunjung muncul. Zidni mengubah posisi duduknya bersamaan dengan ponselnya berdering. Dean meneleponnya. Zidni segera menjawab panggilan tersebut.
"Anjir lo dari kemarin gak bisa dihubungin." seloroh Dean dengan bahasa yang tidak baik. Terdengar suara gaduh di sebrang telepon hingga suara Dean sedikit tak jelas.
"Ada apa?" Zidni bertanya.
"Lo yang ada apa? Ada masalah?"
"Kagak."
"Sini nyusul ke club." tentunya Dean tahu kalau Zidni itu berbohong. Tapi ia tidak akan memaksa temannya agar bercerita.
"Ada siapa aja?" Zidni menatap ke rumah Lani.
"Ada Gaska, Jaka, sama Ruben."
"Otw." putus Zidni sebelum pergi ia memandang sekali lagi ke rumah Lani.
Saat Zidni keluar dari komplek perumahan Lani, barulah Lani keluar rumah. Gadis itu celingukkan saat tak menemukan keberadaan Zidni. Detik berikutnya ia mendesah. Sudah susah payah Lani mengambil uang di celengannya. Zidni malah pergi.
**
Namanya Zidni Desvade, anak sok kuat yang Dean kenal. Dibalik muka datarnya, dibalik diam dan sikap tak pedulinya, Dean tahu bocah jantan itu terluka. Namun, Zidni selalu menutupi semuanya. Dan berlagak seolah baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Curhat (On Going)
Teen FictionAwalnya cuma teman. Ya teman curhat. Tapi kenapa ada rasa lain yang timbul dibalik itu?