Hilang

31 3 0
                                        

Lani sudah mencuci jaket milik Zidni, tak lupa ia pun menambahkan pewangi pakaian. Tapi saat Lani datang ke kelas Zidni, Zidni tak masuk sekolah. Tiga hari kemudian masih sama. Zidni mendadak hilang seolah ditelan bumi. Lani bertanya pada Kak Geva, dia pun tak tahu Zidni dimana.

"Nggak ada lagi?" tanya Aci spontan saja ketika melihat Lani masuk kelas membawa paperbag birisi jaket Zidni.

"Iya nih." keluh Lani kemudian duduk di samping Aci.

"Chat aja si, tanyain dia dimana." saran Aci yang sedang memainkan ponselnya.

Benar juga. Tapi...

"Gue gak ada kontaknya."

Aci menoleh sebentar, "Minta Kak Ge."

"Yaudah deh."

Whatsapp

Lani : kaaaaak

Lima menit kemudian.

Kak Geva: apaaaa

Lani: mau minta nomer whatsappnya zidni hehe

Kak Geva: aduh, ada apa nii tiba tiba banget?

Kak Geva sent you a contact person
Zidni Jelek

Kak Geva: jangan lupa pj ya kalo udah official

Lani : sembarangann!!

Lani tak langsung menyimpan nomer whatsapp Zidni di kontak ponselnya. Ia malah memperhatikan profile picture milik Zidni. Sebuah potret anak kecil, yang kalau dilihat dengan seksama mirip dengan Zidni. Tanpa sadar Lani tersenyum. Lucu nih waktu kecil, ga kaya sekarang. Setelah itu Lani baru mengirim chat pada Zidni. Meski nggak tahu mau dibalas atau nggak soalnya last seen Zidni itu seminggu yang lalu.

Lani: lo ada dimana?
Lani: mau balikkin jaket nih


**

Mendadak ponsel Lani berbunyi, menandakan ada satu notif masuk.

Whatsapp

Zidni: di taman komplek deket perumahan lo
Zidni: kesini aja

Lani: oke

Lani segera mengenakan cardigan, lau mengambil paperbag yang di dalamnya ada jaket Zidni.

Di ruang TV Lani sempat berpapasan dengan Dani, bocah satu itu sedang menonton talkshow. Dani-- Adik Lani yang suka menganggu-- melirik Lani sebentar, tak banyak peduli lantas kembali fokus kepada TV. Setelah insiden rebutan remot minggu lalu, mereka terjebak ke dalam perang dingin.

Lani mengangkat bahu sembari terus melangkah. Untungnya jam segini Ayah belum pulang kantor. Jadi, Lani tak perlu susah-susah meminta ijin keluar.

**

"Berat bener kayaknya idup lo." celetuk Lani membuat Zidni yang sedang berjongkok di bawah pohon mangga berjengit kaget. Pemuda itu segera mematikan rokoknya kemudian berdiri.

"Nih, makasih." ujar Lani sambil mengulurkan paperbag di tangannya.

Zidni mengangguk seraya menerima paperbag dari Lani.

"Yaudah gue balik dulu." pamit Lani.

"Ayo gue anter." ucap Zidni membuat Lani berbalik ke arahnya.

"Gak usah." tolak Lani cepat. Merasa salah kalau ia pulang bareng bersama Zidni, mantan pacar temannya. Bagaimana kalau Niar tahu dan berpikir yang macam-macam?

Temen Curhat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang