"Kenapa lo, abis diputusin pacar?" Tanya Ray setelah memasang safety belt.
''Lo ngga perlu tau."
''Jadi bener nih abis diputusin pacar lo? Cih, lemah lo!"
"Lo ngga perlu susah-susah mikirin hidup gue bang! Lo biarin membusuk pun gue ikhlas."
Sela tak pernah sekalipun melihat ke arah Ray. Dia benar-benar tak suka pada manusia berdarah dingin ini.
Ray melajukan mobilnya pelan. Sela tetap pasrah dengan wajah datarnya.
"Woy, kalo mau piknik jangan ngajak-ngajak deh. Turunin gue sekarang! Gue capek. Lagian sebenernya gue ogah dijemput orang kayak lo!" Kata Sela setelah melihat mobil yang ia naiki mengarah menuju jalan tol.
Ray menarik salah satu ujung bibirnya. "Lo lebih egois dari siapapun. Bahkan ke diri sendiri lo lebih egois. Bego!"
"Maksud lo?"
Ray semakin tancap gas. Dia tak menggubris satu katapun dari Sela.
Kali ini Sela menatap ke arah Ray. Tentunya dengan tatapan tajam. "Lo lebih egois dari gue!"
•••
"Woy, lo kok betah si temenan sama dia? Gue penasaran deh, dalam satu hari lo berapa kali disuruh push up?"
Sisi baru saja duduk di hadapan Fatih membawa satu porsi bakso.
"Hah? Emang gue mas-mas tentara? Aneh lo." Fatih masih sibuk melahap tahu kupat favoritnya.
"Yee... lo lemot apa pura-pura bego si? Heran gue."
Fatih merasa terkutuk. Sudah seharian penuh dia berhadapan dengan makhluk satu ini. Dan bahkan di warung dekat kampus pun, dia muncul lagi.
Fatih meletakkan sendoknya dengan kasar. "Si, bisa ngga sih lo makan di tempat lain? Warung makan banyak Si, kenapa harus disini coba. Gue jadi ngga nafsu makan gara-gara lo"
Sisi memutar bola matanya. "Itu mangkuk lo aja udah kosong, apanya yang lo sebut ngga nafsu, sarung bantal."
Fatih melihat mangkuknya yang sudah bersih, "Lo ngga liat apa? Nih mangkuknya aja masih wey." Sisi terkekeh.
"Ish! Itu punya gue! Gue laper woy!" Fatih mengambil mangkuk Sisi yang belum satu sendok pun ia makan. "Udah gue bilangin, gue ngga nafsu makan karena ada lo terus di depan gue!"
"Bener-bener lo ya"
"Eh terus, dia ngeluarin taring ngga? Atau pernah gigit lo gitu? Dih, bisa ngeri gitu yak diliat dari tampangnya. Jangan-jangan dia kanibal lagi! Kayak film yang gue tonton di bioskop bulan kemarin." Sisi terus mengoceh, bukti bahwa dia sangat penasaran dengan sifat Ray.
"Stop! Lo kok kepo banget si sama pacar gue?"
Fatih semakin geram, tak habis pikir dengan keponya Sisi.
"Nih bayar, deket sama gue tuh mahal asal lo tau." Fatih telah menghabiskan satu porsi pesanan Sisi lalu beranjak pergi meninggalkan manusia cerewet yang tengah berdecak sebal itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/222636051-288-k497422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
General FictionRA | IN Dikala hujan datang, dua hal yang akan mengobati beberapa pelik yang menghampiri kehidupan mereka. Menyerukan perbedaan, dan membasuh luka di ingatan. Happy Reading !