Halo! Lama ya?
Semoga masih ada yg nungguin.Don't forget to tap the star below!
Enjoy💛
‼️//Tw selfharm//‼️
•••••
Its a friday night, I'm lookin for a friend
Can't accept the fact that this loneliness wont endDeru mobil Jovian berhenti tepat di depan rumah Aileen. Membuat gadis yang berada di kursi penumpang itu bergerak untuk membereskan barang bawaannya dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal di mobil itu.
"Gue gak kemaleman kan nganterinnya?" Tanya Jovian.
"Gak lah. Abang gue emang suka gitu, Jo. Jahil mulutnya minta disumpel sama makanan." Ujar Aileen.
"Hahahahaha jahat banget lu jadi adek. Untung bukan adek gue." Ucap Jovian dengan tawanya yang berderai. "By the way, Len.." Jovian menggantung ucapannya.
"Ya?" Gerakan Aileen yang hendak membuka seatbelt terhenti saat Jovian terlihat ragu untuk menyampaikan kalimat yang sudah berada di ujung lidahnya.
Jovian masih bimbang, apa ia harus menyampaikan hal yang mengganjal di pikirannya atau tidak. "Kenapa, Jo?" Tanya Aileen sekali lagi.
Namun Jovian hanya tersenyum lalu menggeleng, "Nggak deh. Gue yakin lo juga gak bakal mau jawab."
Aileen menaikkan satu alisnya, "Lo belom coba buat bilang padahal, tapi udah nyimpulin gitu. Bener nih gak jadi?" Tanya Aileen memastikan. Jovian menganggukkan kepalanya yakin.
"Okay then. So.... is it too early to say good night?" Aileen melirik jam yang ada dipergelangan tangannya, pukul setengah 11 malam.
Jovian tersenyum lalu menggeleng, "No. Good night, Len." Laki-laki itu mengusap halus surai hitam Aileen yang tergerai anggun malam itu. Membuat gadis cantik itu merona dan berusaha menyembunyikan debar jantungnya yang tidak beraturan.
Hands off Jojo, I can't stand my heart anymore. Jerit Aileen dalam hati.
Jovian tersenyum melihat Aileen yang hanya diam dan terlihat sedikit kaget namun juga blushing di saat bersamaan. "Ehem." Aileen membersihkan tenggorokan dengan kikuk, lalu dengan cepat membuka pintu mobil itu. "Gue duluan, Jo. Good night, drive safe 'kay?"
Why you're so adorable, Len? Ucap Jovian dalam hati.
"Yes, Ma'am." Jovian membuat gerakan hormat, lalu melajukan mobilnya membelah malam penuh bintang hari itu.
"Soooo where should I go?" Jovian bermonolog. Haruskah ia mengajak teman-temannya berkumpul? Karena sejujurnya ia sedang tidak ingin sendirian malam itu.
Jovian menginjak rem perlahan saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya di setir kemudi. Lalu merogoh saku dalam jasnya untuk mengeluarkan handphone dan mendial sebuah nomor.
"Dimana lo?" Tanya Jovian tanpa basa-basi saat panggilan itu telah terhubung.
"Buset. Salam dulu pak! Ngapain sih kamar sebelahan pake telpon segala."
"Gua kaga di kosan, baru balik dari luar nih. Udah gak usah berisik, lo dimana?"
"Di kamar, Sayang. Sini dong main sama Abang dijamin puas."
KAMU SEDANG MEMBACA
U N T I T L E D [[On Hold]]
RomanceA daily life of my five ordinary boys who try to learn about the little thing called Love. But they don't know that love could be so complicated like this before. Until they find a way how to treat someone they called 'love'. 90% Bahasa. Semi Baku...