Bab 4

8.5K 253 3
                                    

Happy reading gaes💓

Pagi harinya wanita itu bersiap untuk bekerja. Ia berjalan keluar menuju motor dari rumah kosannya setelah menutup dan mengunci pintu kamarnya. Ia mengendari motor dengan kecepatan penuh (gaes jangan ditiru ya😅)
Karna ia melihat jam tangannya bahwa ia menyadari kurang 20 menit akan terlambat kerja.

Sesampainya dikantor ia langsung berlari menuju lift dengan tergesa - gesa hingga akhirnya ia tak sengaja menabrak seseorang yang tak lain adalah ubhet teman kantornya.

Duk...(suara badan terbentur)

"Haduh sakit dasar bego kenapa pakai lari juga"ujar tika sambil mengelus jidatnya dan menggerutu pelan.

Laki didepannya hanya tersenyum dan menahan tawanya melihat wanita bertubuh berisi itu menggerutu.

"Mangkannya kalau jalan lihat - lihat" ujar ubhet dengan nada menasehati.

Wanita itu langsung menaikan pandangannya saat ia mengenal suara laki yang membalas ucapannnya.

"Astaga abang sorry tadi tika buru - buru ngga lihat depan" ujar tika dengan mata melotot melihat laki didepannya adalah ubhet. Sebelum ubhet menjawab ucapannyabterdengar lift terbuka.

Kling....(suara lift terbuka)

Laki dan wanita itu langsung berjalan memasuki lift itu.

"Is okay. Untung abang yang kamu tabrak coba kalau itu bu karin"ujar ubhet dengan nada bercanda dan menggoda wanita itu.

Wanita itu langsung melototkan matanya dan membanyangkan jika ia menabrak bu karin hingga wanita itu tersadar dan menggelengkan kepalanya berjalan keluar dari lift tanpa pamit pada ubhet.

Ubhet yang melihat tingkah wanita itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Kring...(suara bel istirahat)

Wanita itu berjalan keluar dari kantor tak sengaja ia bertemu dengan teman kantornya.

"Hei tikaaa..."ujar ana dengan nada mengagetkan wanita itu sambil memukul pundaknya.

"Astaga terus aja ya lo ngagetin aja"ujar tika dengan nada marah dan melotot.

Wanita itu lalu melihat ada ubhet di samping vano. Ia langsung mengandeng vano berupaya agar ana cemburu.

"Ayo mas vano ikut tika beli minuman di cafe sash"ujar tika dengan nada tinggi dan menggoda ana sambil mengandeng tangan vano.

Ubhet melihat tingkah wanita itu tersenyum kecil berbeda dengan ana ia melotot ke arah tika yang mengajak pacarnya sambil bergandeng tangan didepannya.

Ia langsung meninggalkan kedua temannya menuju cafe sash langganannya.

Didalam cafe sash duduk seorang laki berparas tampan menyeruput meminum coffeenya yang ia pesan sambil menunggu seorang yang telah membuat hatinya bergetar tak berarturan dan membuat konsentrasimya terganggu.

Tring..(suara pintu cafe terbuka)

Laki itu langsung melihat kearah cafe dengan pandangan tak suka menatap tajam pada laki disamping wanita bertubuh berisi itu.

ternyata wanita yang ia tunggu - tunggu datang bersama laki lain dan bergandeng tangan. dibelakangnya ia juga melihat temannya yang kemarin bersama wanita itu.

'What itu siapa yang ia gandeng'pikir kenand.

Saat ia melihat wanita itu berjalan kearah kamar mandi ia langsung beranjak menemui wanita itu.

Laki itu langsung masuk ke dalam kamar mandi wanita dan langsung mengagetkan wanita itu.

"Hei, siapa laki yang kau gandeng itu?" Ujar kenand dengan nada dingin dan menatap tajam pada wanita itu.

"Ha..Sorry sir saya tidak mengerti maksud anda?. Dan what are doing in women toilet" ujar tika dengan tatapan melotot karna dikagetkan dengan pertanyaan laki bule itu.

Kenand langsung memojokkan Tika dan mendekatkan wajahnya menatap wanita itu.

Tika yang diperlakukan seperti itu ia ketakutan tanpa menatap wajah laki didepannya dan berharap laki bule didepannya segera pergi dari toilet ini.

"Sorry sir saya harus pergi dan pertanyaan anda tadi bukan urusan and-"ujar tika dengan bernada tegas menahan amarahnya tapi dipotong saat tiba - tiba laki bule di depannya mencium bibirnya.

'What the, oh my gosh my first kiss'pikir tika dengan mata melotot.

Tanpa berpikir lagi wanita itu menginjak kaki dan menendang kemaluan kenand lalu pergi berlalu tanpa melihat ke laki bule yang menciumnya.

"F*ck oh shit" teriak kenand sambil memegang kemaluannya dan langsung mengejar wanita itu.

Tapi saat ia mengejar tidak melihat sekali wanita itu atau temannya yang bersamanya.

Ubhet, vano, ana bingung melihat tika menahan tangisannya dan pergi tanpa melihat ke teman - temannya.

Mereka bertiga saling tatap - tatapan dan langsung mengejar wanita itu.

"Dek kamu kenapa?" Tanya ubhet setelah ia berhasil menangkap tangan tika dan ia merasa cemas melihat wanita itu hanya diam dan pandangan kosong.

Tapi wanita itu langsung berjalan menuju tempat pakiran motor dan langsung meninggalkan kantor menuju ruman kosannya.

"Bang gimana kenapa itu anak?" Ujar ana bernada cemas dan khawatir dengan keadaan tika.

"Ngga tau dijawab juga ngga na. Udah biarin dulu nanti juga dia cerita" ujar ubhet dengan berusaha agar tak mencemaskan wanita itu.

Sesampainya di kosan wanita bertubuh berisi itu langsung masuk kamar menuju tempat tidur ia menangis dan takut bertemu lagi dengan bule itu.

"Semoga tika ngga ketemu lagi sama itu bule"ujar tika.

"Dan kenapa juga itu bule nyosor sembarangan" lanjutnya dengan nada marah.

Malam hari wanita itu baru tau jika ia ketiduran hingga malam karna kejadian tadi siang yang menimpahnya dan pada saat ia mengecek ponselnya ia kaget dengan miss call dari temannya dan pesan yang berinti tentang keadanya tadi siang.

Ia hanya menghiraukannya tanpa berniat membalas pesan temannya dan langsung nelepon ibunya yang berada di desa.

"Halo, ma.." ujar tika menahan rindunya mendengarkan ucapan ibunya.

"Halo, nak gimana keadaanmu?" Ujar ibu atik dengan nada senang melihat anaknya menelponya.

"Alhamdulillah apik ma. Mama gimana keadaannya?"ujar tika. (Alhamdulillah baik ma)

"Alhamdulillah apik nak. Tumben telpon mama biasae ngga tau telpon mama" ujar ibu atik dengan nada menggoda. (Alhamdulillah baik nak. Tidak biasa telpon mama biasanya ngga tau telpon)

"Hehe mama loh mesti. Ngga apa ma kan tika kangen mama" ujar tika menahan air matanya. (Hehe mama kok selalu begitu)

"Mangkano toh nak muliho nduk ojok kesel - kesel kudu istirahat titik - titik nggeh nduk. Mama dek deso ngesakno awakmu nduk" ujar ibu atik dengan bernada sedih melihat anaknya yang kerja keras mencari uang untuknya.
"Inggeh ma insyaallah tika pulang ten kediri" ujar tika pelan yang akhirnya ia tidak bisa menahan air matanya.
"Iyo nduk mama enteni jogo kesehatan terus ojok terlalu kerja keras" ujar ibu atik menasehati anaknya.
"Inggih ma. Mama ya jaga kesehatan terus" ujar tika
"nduk inget pesen mama" ujar ibu atik.

Masion Mckendrick

Seorang laki berwajah tanpa itu ia berjalan mondar - mandir di dalam kamarnya yang sangat luas.
"Kenapa aku berbuat seperti itu kepada wanita itu bagaimana jika ia menghindariku terus. Aku bersumpah jika aku bertemu dengannya aku akan meminta maaf kepadanya" ujar kenand dengan nada tegas dan berjanji kepada dirinya.



























Thank you yang sudah baca💓
Jangan lupa vote ya gaes🙏
See you di cerita selanjutnya

Two My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang