Aku menghempaskan tubuhku diatas kasur. Menatap jam dinding kamar. Jam setengah tiga sore. Aku masih punya waktu dua jam setengah lagi sebelum bertemu dengan Rafi. Huh!
Aku memilih memejamkan mata sebentar sebelum bersiap-siap pergi lagi. Ternyata lelah juga, padahal cuma duduk sama makan doang disana.
Iya lelah, lelah digodain sama keluarga dan kerabatnya Kavin. Aish! Memikirkan hal itu berkali-kali pun masih membuatku malu. Mama juga, gencar banget ngejodohin aku sama Kavin.
Gak usah dipikiran, Ra. Mending tidur sebentar.
Baru beberapa menit memejamkan mata.Aku kembali tersentak mendengar ponselku berdering. Aku mengambil ponsel disebelah ku.
Alya is calling......
"Halo Al."
"Raa.. keluar yuk."
Aku menghela nafas.
"Mager gue." Gue ada janji sama Rafi. Sambungku dalam hati.
Dapat kudengar diujung sana Alya berdecih.
"Lo gak asik! Gue bosen nih. Pengen nongki-nongki sama lo."
"Yaudah lo keluar aja sama temen lo yang lain. Lo kan banyak temennya atau lo ajak Oca atau gebetan lo lah."
"Aish lo mah. Gue mau nya sama lo. Lagian gue gak punya gebetan!."
"Tumben lo mager gue ajak keluar." sambung Alya.
"Gue juga manusia kali." Jawabku.
"Tapi kok gue rada curiga ya?."
"Ah bodo amat! Gue mau mandi."
"Kann! Bener! Mager tapi mau mandi. Lo mau keluar sama siapa??"
Aku menepuk mulutku. Bisa-bisanya aku bilang mau mandi.
"Mandi doang mesti keluar sama seseorang gitu? Gue tutup. Byeee."
Klik! Aku mematikan panggilan sepihak. Mengacak-ngacak rambutku frustasi. Ponselku kembali berdering. Ahh siapa lagi sih. Aku kembali melirik ponsel. Rafi ternyata.
"Halo..."
"Kita nonton aja ya, Ra?"
"Terserah lo, yang penting gue nepatin janji kan?"
Rafi terkekeh di ujung sana.
"Lo suka genre horror gak?" Tanyanya.
"Kalo gue bilang gak suka, Lo bakal tetap pesen kan? Kebaca mah modus lo, Raf."
Dapat kudengar Rafi tertawa keras.
"Aduhh...Ra , lo paham bener ya. Memanfaatkan kesempatan dong gue. Kapan lagi kita jalan berdua."
Aku memutar bola mataku.
"Terserah lo deh Raf. Gue mau siap-siap dulu. Nanti Wa aja lokasinya. Kita ketemu disana."
"Okee, Rara sayang."
***
Aku berjalan kearah Rafi yang sudah melambai-lambaikan tangannya kearahku. Saat ini kami berada di salah satu mall di daerah Jakarta Selatan.
"Udah pesen tiketnya?" Tanyaku begitu tiba dihadapannya.
"Udah barusan, sengaja datang lebih awal. Takutnya lo bete kelamaan ngantri."
Aku terkekeh. "Beda ya kalo jalan sama playboy kek lo. Sangat berpengalaman dalam membuat cewek terkesan." Sindirku.
Rafi menaik-naikkan alisnya. "Lo terkesan gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Principle Of Love (END)
De TodoPrinsip Zara Amira Prabuwijaya soal Percintaan: 1. Tidak mau dijodohkan. 2. Tidak boleh jatuh cinta atau menikah dengan pria yang sekantor dengannya. 3. Menjauhi pria bermantan. 4. Menikah diusia 25 tahun keatas.