Aku bersenandung kecil sambil turun dari tangga untuk makan malam bersama papa dan mama.
"Ra.. Minggu ini kita ke Panti yaa." Kata Mama begitu aku tiba di ruang makan.
Aku menarik salah satu kursi di meja makan lalu duduk. Minggu? Aku harus jemput Kalandra di bandara!.
"Kamu udah lama loh gak kesana."
"Gak bisa Ma." Tolakku.
"Dulu yang nyuruh papa mama jadi donatur disana siapa? Kamu kan? Kok sekarang malah mama yang sering kesana. Bukan kamu."
Beberapa tahun belakangan papa dan mama memang sudah menjadi donatur tetap di salah satu panti asuhan di daerah Tangerang. Awalnya, aku hanya memberi saran kepada mama daripada foya-foya beli barang gak jelas. Alhamdullillah-nya mama dan papa memilih menjadi donatur tetap. Bahkan mama sering kesana sebulan sekali.
"Jadi mama gak ikhlas nih?" Tanyaku sambil mengambil kerupuk di toples
"Bukan gak ikhlas. Anak-anak nanyain kamu terus lohh." Ujar Mama sambil menata piring.
Bi Eni membawa hidangan makan malam ke meja dan menatanya di bantu oleh mama juga.
Duh! Gimana dong? Udah terlanjur janji sama Kalandra. Belakangan ini sepertinya jadwalku semakin padat saja. Berasa artis deh. Semuanya pengen ketemu Zara yang cantik paripurna ini.
"Gimana? Bisa kan? "
"Sabtu aja ya, Ma?" Usulku.
"Yah nanti deh mama tanyain bisa apa gak."
"Pa... Sabtu aja yaa..." Pintaku pada papa begitu melihat papa melangkah ke ruang makan.
Papa mengerutkan keningnya. "Apanya?" Tanya papa bingung lalu menarik kursi meja makan untuk duduk.
"Ke panti." Jawabku santai
"Tadi mama bilang nanti ditanyain. Maksudnya nanyain ke papa kan?"
Papa menggaruk kepalanya. "Papa gak bisa ikut, Ra. Maksud mama kamu bukan papa."
"Ada yang ikut selain kita?"
"It...."
"Kepo kamu" Cibir Mama memotong ucapan papa.
Aku menatap mama penuh selidik.
Drrt....drrrtttt...drrtttt...
"Hp kamu getar tuh. Telpon kayanya angkat aja." Sahut Mama.
Aku meraba ponsel di saku piyamaku lalu mengambilnya.
Kalandra is calling.
Kebetulan banget.
"Mama sama papa makan duluan aja yaa. Aku angkat telpon dulu."
Aku bangkit dari kursi lalu berjalan ke arah kolam berenang untuk mengangkat telpon dari Kalandra.
"Halo Kal?"
"Apa kabar, Ra?"
"Baik. Lo?"
"Kurang sih."
"Kenapa?"
"Gak ngeliat lo soalnya." Dapat kudengar kekehan Kalandra di seberang sana.
Aku memutar bola mataku.
"Ishh... Kok obrolan kita gak jelas banget sih. Lo mau ngomong apaan sebenarnya?"
"Lo udah berubah yaa sekarang. Setiap gue telpon kesel mulu bawaannya. Happy kek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Principle Of Love (END)
AcakPrinsip Zara Amira Prabuwijaya soal Percintaan: 1. Tidak mau dijodohkan. 2. Tidak boleh jatuh cinta atau menikah dengan pria yang sekantor dengannya. 3. Menjauhi pria bermantan. 4. Menikah diusia 25 tahun keatas.