1 First Impression

16.1K 796 13
                                    

Aku menguap untuk kesekian kalinya. Bosan. itulah kata pertama yang muncul dibenakku sejak dua jam yang lalu. Aku bersama kedua orang tua ku dan pasangan suami istri  dihadapanku ini sedang makan malam bersama disalah satu restoran ternama di jakarta. Aku kira ajakan mama dan papa untuk dinner diluar itu hanya untuk quality time kami . Mengingat kesibukan papa dan aku yang membuat kami jarang makan malam bersama. Eh rupanya ada udang dibalik batu. Papa dan mama ngajakin aku makan malam untuk ketemu dengan sahabat papa jaman SMA dulu, Om Tama. Dan disini feelingku mulai gak enak . Mereka bilang mau ngenalin aku sama anaknya om Tama yang baru balik dari Amerika .Jangan bilang aku mau dijodohin? No. Aku gak mau!.
Yang jadi permasalahannya sejak tadi adalah Si anak Om Tama ini gak muncul muncul sejak dua jam yang lalu. Bahkan kami udah hampir selesai makan. Gila aja, entah udah berapa kali gue nguap , garuk garuk kepala,  leher, wajah bahkan kaki. Si anak om Tama itu belum datang juga!

"Maaf yaa sebentar lagi Kavin datang kok. Dia udah dijalan." Kata tante Rena sambil tersenyum manis kearahku. Sebelumnya aku memang pernah beberapa kali ketemu tante Rena kalau diajak pergi bareng mama.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kearah tante Rena . Aku malas membalas ucapannya.  Mama yang duduk disebelah kananku mengusap lenganku seolah mengatakan sabar sebentar lagi dia datang. Gue bete sama si kavin kavin itu!  Ngapain nungguin dia ? Cuma ngenalin aja kapan kapan kan bisa Dan Kenapa sih mama sama papa gak ngajak pulang aja. Malah sekarang papa sama Om Tama asik ngobrol.

"Maaf semuanya saya terlambat, Jalanan macet" . Aku berbalik ketika mendengar suara seseorang tepat dibelakangku. Aku memandanginya dari atas sampai kebawah .Ya Allah sungguh indah ciptaanmu. Sebentar Raa. Lo gak boleh tergoda sama wajah tampan pria di depan lo. Percuma tampan tapi gak ontime.

"Kavin ayo duduk disini , kami udah dari tadi nungguin kamu" Kata Om Tama

Lalu si kavin itu duduk tepat dihadapanku disebelah papanya.

"Zara kenalin ini anak tante , Kavin. Kavin ini Zara." Tante Rena tersenyum manis kearahku

Kavin mengulurkan tangannya padaku sebagai salam perkenalan.

"Bukan Muhrim" balasku sedikit mengangkat dagu dan menangkup kedua tangan di dada. Memang iya kan dalam agama islam gak boleh loh bersentuhan dengan lawan jenis bukan muhrim. Sebenarnya aku bisa saja membalas uluran tangannya karena hanya sebatas perkenalan menurutku. Hanya saja aku kesal kami harus nunggu dia dua jam. Dua jam guys.

Kavin mengangkat kedua alisnya lalu memandangiku dari atas sampai bawah. Apa maksudnya?

"Oh iya bukan muhrim , sabar  dulu ya Kav" kata tante Rena sambil terkekeh pelan. Kavin hanya mengangkat bahu lalu memalingkan wajah kearah lain seolah malas menatapku.

"Zara sebenarnya papa ngajakin kamu kesini bukan hanya untuk kenalan aja sama kavin. Tapi kami berencana ingin menjodohkan kalian"

Aku spontan menatap kearah papa yang duduk disebelah mama. Tuh kan feelingku benar. Papa mau jodohin aku.

"Paaa , papa kan tau aku gak suka dijodohin lagian kita gak saling kenal"

"Kan barusan udah kenalan" sahut mama.

"Mamaaaa"

"Begini saja,  Om tidak akan memaksa Zara  . Dan om rasa Kavin juga menolak perjodohan Bagaimana kalau kalian saling mengenal dulu siapa tau cocok. Kalau kata anak jaman sekarang pdkt lah. Yaa kalau memang nanti tidak cocok yaa sudah tidak apa apa"  Om tama menatap kearah ku dan Kavin.

Aku menatap Kavin. Dia mengangkat sebelah alisnya . Si kavin kavin ini kok diam aja sih?

"Iyaa gak papa kenalan aja dulu siapa tau cocok yaa tante berharap kalian jadi pasangan gitu .Tante maunya Zara yang jadi mantu tante" sahut tante Rena sambil cekikikan.

Principle Of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang