Waktu berlalu cukup cepat hingga akhirnya jam pulang tiba.
"Gak mau mampir?" Tanya Faren tersenyum.
"Mau neraktir emang?" Hans balik bertanya.
"Bayar sendiri-sendiri hihi" Faren membalas dengan senyum lebar.
"Gue balik duluan ya" Pamit Ara membuat mereka sedikit bingung.
"Buru-buru banget kayaknya" Kata Faren yang melihat Ara melangkah keluar kelas.
"Gue juga mau pulang capek" Hans juga ikut berpamitan.
"Gue sendiri lagi kan"
Ara tiba di parkiran dan masuk ke mobilnya dengan disambut pak mansur.
"Mau mampir kemana?" Tanya supirnya.
"Langsung pulang pak"
"Siap"
Ara pulang dengan dijemput supirnya, sepanjang jalan dia hanya termenung.
"Gimana atuh non sekolahnya?"
"Baik-baik aja pak"
"Gak ada masalah kan ya?"
"Aman kok pak, saya keliatan ada masalah?"
"Muka non teh keliatan kesel hari ini atuh"
"Gak kok pak cuman capek aja"
Begitulah pak mansur yang sangat perhatian dengan Ara.
Setelah menempuh perjalanan mereka tiba di rumah.
"Saya masuk dulu ya pak"
"Silahkan atuh non"
Ara melangkah dengan terburu-buru menuju kamarnya, hingga dia tak menyadari kakaknya di depan teras.
"Ra?"
"Eh Ra gue ngomong"
"Punya adik gitu amat sih gue"
Sesampainya di kamar Ara langsung menghubungi Sania.
"Tuttttttttt"
"Halo?"
"Sania"
"Kenapa?"
"Lo masih inget sama Sarah?"
"Ya masihlah, kenapa?"
"Gue ketemu sama dia"
"Terus dia gimana? Gak nyari masalah lagi kan?"
"Dia pindah ke sekolah gue"
"Hah? Becanda kan lo?" Penyataan Ara membuat Sania benar-benar terkejut, dia tidak percaya dengan kata-kata sahabatnya itu.
"Bahkan kita sekelas"
"Gila lo, beneran?"
"Ya"
"Terus lo gimana?"
"Gue gak tau harus gimana, kenapa harus ketemu lagi sih"
"Pindah ke sekolah gue sini"
"Ah Niaaaaa"
"Yodah bersikap aja kayak biasanya"
"Tapi gimana pun kita sekelas"
"Udah tenang aja gue pantau lo dari sini kok lagian kan ada Hans sama Faren dia gak akan berani macem-macem"
"Gue takut Nia"
"Apa yang lo takutin"
"Gue takut kejadian dulu keulang lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER {END}
Teen FictionMenyukai seseorang yang disukai banyak orang nyatanya membuat Ara harus memendam perasaannya. Namun, menjadi pengagum rahasia ternyata tak semudah yang dipikirkan. Ia harus siap terluka disaat Hans bersama orang lain. Memang sulit mengagumi Hans, se...