"Pagi cantik"
Sapa Faren yang duduk disebelah Ara yang tengah membuka layar ponselnya.
"Hey Ren, mana Hans?"
"Dia sih bilangnya otw"
"Kemaren gue nelpon gak diangkat, gue wa juga ga di bales, sibuk banget ya gue punya temen"
"Ya sorry kemaren gue ketiduran, lagian tumben nelpon kangen ya"
"Ih gak gitu gue cuman pengen ngobrol"
"Ngobrolin soal apa? Masa depan lo dan Hans"
"Apaan sih Faren"
Ketika sedang asik berbincang tak lama Hans masuk ke kelas berjalan seiringan dengan sarah.
"Kok lo bisa bareng dia?"
Tanya Faren yang sempat kebingungan dengan langkah kaki mereka yang kompak.
"Dia siapa?"
"Sarah siapa lagi emang"
"Oh dia emang barengan aja"
"Tumben bareng dia"
"Loh biasanya lo juga sering liat kita bareng kan"
"Gak pacaran kan nih?"
"Apaan sih kok pacaran"
"Lo pacaran sama Sarah?"
Celetuk Ara yang merasa kebingungan dengan situasi yang sedang dibicarakan.
"Ngaku lo keliatan kok lo pikir kita gak paham"
"Apaan coba"
"Udah berapa hari"
"Enggak kok baru aja"
"Sumpah lo serius dih baru banget kemaren, masih anget dong beritanya"
Ara hanya terdiam mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Gue hari ini yang duduk sama Ara kan?"
Faren dan Hans memang kerap bertukar posisi untuk duduk disamping Ara setelah perginya Sania.
"Bisa ga mulai sekarang yang duduk disamping gue Faren aja?"
"Loh emang kenapa?"
"Gue gak nyaman duduk sama pacar orang"
Faren terdiam melirik Hans, begitupun sebaliknya.
"Oke gue bakal duduk sama lo, biasa si Ara gak mau jauh-jauh dari gue"
*****
Pembelajaran dimulai, mereka mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
"Eh lo cemburu sama Hans Sarah?"
Tanya Faren berbisik ketika mereka sedang mencatat materi di papan tulis.
"Gue cemburu? Gak banget lagi"
"Lo beneran gak mau kalo seandainya Hans nembak lo?"
"Kenyataannya dia nembak Sarah kan"
"Kalo nembak lo?"
"Apaan sih"
"Kalo gak cemburu kenapa mukanya kusut?"
"Ya gapapa"
"Yakin gapapa?"
"Kenapa harus Sarah sih? Kan banyak cewek lain disekolah ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER {END}
Genç KurguMenyukai seseorang yang disukai banyak orang nyatanya membuat Ara harus memendam perasaannya. Namun, menjadi pengagum rahasia ternyata tak semudah yang dipikirkan. Ia harus siap terluka disaat Hans bersama orang lain. Memang sulit mengagumi Hans, se...