"Membujuk takdir agar bisa mempersatukan kita adalah caraku berdamai dengan keadaan.
.
.
.
.
.I'm so bad, after you leave me"
-Tin-
🌻🌻🌻
Kita tidak bisa meminta untuk menjalani hari-hari yang kita lalui selalu baik tanpa adanya rintangan dan masalah. Tapi, kita bisa melakukan suatu hal dengan sebaik-baiknya. Merencanakan hari esok adalah hal yang sering kita lakukan tapi keputusan akhir tetaplah pada si pemilik takdir.
Reitama Aliyansha
Seorang pria berusia seperempat abad yang berprofesi sebagai perancang sekaligus penjahit pakaian. Rei---panggilannya, bisa menjadi designer karena sering bertemu perancang dan juga sering mencoba merancang pakaian hingga bisa menghasilkan sebuah rancangan pakaian.
Berawal dari keinginannya untuk melakukan kursus menjahit selama setahun. Tahun berikutnya setelah kursus, Rei tidak punya cukup modal untuk membuka usaha jahit dan tidak kunjung dapat pekerjaan dalam bidang tersebut.
Rei yang saat itu masih berusia dua puluh tahunan pun memilih bekerja serabutan di kota. Ia ingin pulang dalam keadaan sukses bukan kembali sebagai beban orang tuanya lagi. Hingga sebuah kejadian tanpa di duga Rei bertemu seorang ibu-ibu yang tengah membutuhkan tumpangan untuk ke acara penting karena mobil yang sedang dikendarai nya sedang mogok. Rei yang saat itu berprofesi sebagai tukang antar-jemput galon pun merasa iba dan menolongnya. Siapa sangka hal baik yang dilakukan bisa merubah nasibnya.
Seiring berjalanannya waktu. Karir Rei terbilang cukup sukses dengan sebagai designer. Tapi, tiba-tiba Rei dihadapkan pada dua pilihan, tetap di kota dan terus meniti karier yang kian menanjak atau pulang sesuai permintaan kedua orang tuanya. Rei diminta pulang karena orang tuanya yang kian rentah tapi tidak ada seorang anaknya yang menemani dan menjaganya. Hanya Rei anak semata wayangnya yang sekarang hidup sendiri di kota orang.
Berbagai pertimbangan baik dan buruknya sudah dipikirkan Rei. Keputusan yang telah diambil tentu tidak akan mudah untuk merubahnya tentunya Rei memikirkan pilihan apa yang harus dipilihnya baik untuk kehidupan selanjutnya dan tidak ada penyesalan yang menderu saat pilihan telah dijatuhkan.
Setelah cukup lama memikirkan pilihan yang baik untuk dirinya dan tentunya orang yang disayangnya. Keputusan yang cukup berat di ambil oleh Rei tapi bagaimana pun juga ia harus tetap melakukan itu.
🌻🌻🌻
Setiap keputusan yang dipilih haruslah melewati tahap pemikiran yang matang. Sebab jika tidak dipikirkan dengan baik maka hasil akhir akan menuai penyesalan yang tidak dalam di ubah.
Tanpa terasa sebulan telah berlalu sejak Rei memutuskan untuk pulang kampung. Sekarang Rei sudah menjalani hidup sesuai dengan pilihan yang telah dipilihnya. Ia bersyukur tidak ada hal yang dirasa menyesal setelah memilih itu.
Saat ini Rei tengah memikirkan langkah selanjutnya setelah keputusan sudah ia ambil sebulan yang lalu. Semua karirnya ia tinggalkan demi mengurus kedua orang tuanya.
Sebelum mengambil keputusan untuk pulang kampung. Rei susah memikirkan hal apa yang akan ia lakukan setelah, tidak mungkin rasanya ia hanya berpangku tangan kepada kedua orang tuanya padahal usianya sudah terbilang dewasa. Rei membuat sebuah rancangan kehidupannya setelah meninggalkan karirnya itu.
Setelah kepulangannya, Rei memutuskan untuk melaksanakan rencananya yang akan menjadi jalannya untuk terus berkarir di dunia designer. Tentunya pilihan itu diambil setelah berdiskusi dengan kedua orang tuanya dan meminta pendapat bos di tempat kerja dulu. Rei memang dekat dengan bosnya seperti anak dan ibu.
"Semoga usaha kamu lancar, nduk. Ibu tidak bisa bantu apa-apa selain do'akan kamu," ujar Fatimah-ibu rei.
"Ibu dukung dan doakan semua yang tama lakukan saja. Semua sudah lebih dari cukup,buk," jawab Rei---Tama adalah nama kecil Rei yang manggil hanya keluarganya.
"Semua doa ibu sudah jauh lebih berharga dari segala hal yang ada di dunia ini" sambung Rei.
Rei merasa senang karena sekelilingnya cukup mendukung setiap keputusan yang akan diambil untuk meniti karirnya dari awal lagi. Ia semakin yakin dan mantap untuk segera memulai usaha yang sudah dirancangnya.
Dukungan orang-orang yang tidak henti-hentinya mendoakan kita adalah penyemangat yang sangat berarti bagi siapapun, terlebih orang itu adalah orang tua kita. Sebab ridho-nya orang tua adalah Ridho-Nya Allah, jadi apapun yang kita lakukan harus senantiasa diiringi oleh ridho orang tua.
"Bu, tama hari ini mau survey tempatnya dulu ya. Ibu mau ikut? Eh bapak mana bu?" Ucap Rei pamit.
"Yo wes. Hati-hati, ibu gak bisa ikut. Nanti siang mau ke kebun ngantar makan siang bapak"
"Bapak ke kebun bu? Bukannya Tama sudah larang bapak kerja, bu. Biar Tama aja yang kerja. Ibu dan bapak di rumah aja. Bapak kan belum pulih betul bu."
"Tau sendirilah bapakmu. Paling gak bisa kalau sehari gak lihat kebunnya, dari lihat-lihat keadaan kebun jadi kerja ujung-ujungnya." Ujar Fatimah. "Gak jadi pergi? Nanti keburu diambil orang loh" lanjut Fatimah.
"Iya, bu. Ini tama berangkat lagi bu. Asalamualaikum," pamit Rei sambil mencium punggung tangan ibunya.
"Walaikumsalam. Hati-hati"
🌻🌻🌻
Menurut Rei semuanya diawali dengan hal yang baik. Akan berakhir dengan baik pula. Terlebih support system yang didapatkan dari orang-orang yang tersayang juga akan membangkitkan semangat untuk mencapai hal yang bahkan memiliki peluang sedikit untuk mencapai keberhasilan.
Rei berencana untuk membuka toko jahitan sekaligus mendesain baju. Hari ini ia akan mencari tempat yang cocok untuk usaha yang akan di jalankan nanti.
Sudah sebulan Rei tidak menjahit. Yang biasanya ia menjahit setiap harinya, dan mendesain baju jika memiliki ide. Tapi sebulan ini ia merasa meliburkan diri, tidak ada ia memegang benang atau pun pensil untuk menggambar.
Maka dari itu ia sangat antusias untuk membuka usaha ini. Karena usaha ini, ia buka sendiri dan ia menjadi pemiliknya. Tidak seperti dulu ia bekerja di tempat orang.
🌻🌻🌻
To be continued
.
.
Semoga pilihan Rei selalu berjalan dengan baik ya.
Btw, buatkan aku baju dong Rei🤣
.
.
.
.
.
~salam, Pakhi.🐼Cukup pendek ya.
Terima kasih untuk apresiasinya🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
TINTAM (ON GOING)
General Fictionkisah kita tak sehebat, semanis, dan seromantis orang lain. tapi, kisah kita sehebat, semanis, dan seromantis versi kita berdua. Tinara Afifah Seorang Guru sekolah menengah pertama, yang harus menghadapi siswa pada masa peralihan. Masa saat mereka...