"Kamu itu hebat. Hanya saja kamu terlalu banyak mendengarkan apa kata mereka hingga menjadikan semuanya terasa lebih berat"
🌻🌻🌻
Kita hanya bisa merencanakan serta mempersiapkan segala hal yang ingin kita inginkan sedangkan hasil mutlak keputusan Allah SWT.
Persiapan untuk mengikuti perlombaan terus dilakukan, murid yang terpilih selalu latihan dan belajar. Lain dengan murid yang berlabelkan bandel yang satu ini siapa lagi kalau bukan Jazzy, murid yang paling suka berbuat apa Yang yang senang di hatinya terlebih tidak suka mengikuti aturan sekolah tapi kelemahannya, ia takut kepada kedua orang tuanya. Itu memang baik tapi orang tuanya bukanlah Orang yang perhatian karena kesibukan, orang tuanya bisa memarahi Bahkan mereka memukul anaknya atau tidak segan-segan main tangan kepada anak semata wayangnya tersebut.
Seperti biasa tidur di kelas. Kadang-kadang keluyuran saat jam Pelajaran dimulai. Ia memang tidak sejahat atau sebandel anak nakal pada umumnya. Hanya saja ia bandel karena suatu hal yang tidak ada seorang pun mengetahui alasannya.
Saat semua orang latihan di ruang serbaguna yang dikhususkan untuk siswa yang akan mengikuti perlombaan beberapa minggu lagi. Berbeda dengan Jazzy yang memilih keluyuran daripada mengikuti latihan yang menurutnya sangat membosankan.
Saat di koridor sekolah ia melihat guru yang selalu respect yang memperlakukannya berbeda tidak seperti guru lainnya. Guru tersebut menanyakan alasan mengapa ia keluyuran tidak latihan, bukannya menjawab pertanyaan tersebut ia malah bertanya, tujuan gurunya yang tampak hendak pergi. Setelah megetahui ia meminta ikut karena merasa sangat bosan di sekolah tentu saja guru tersebut tidak setuju.
Dengan berbagai pertimbangan, guru tersebut minta persetujuan kepala sekolah dengan alasan untuk refreshing Jazzy. Tentu saja itu untuk latihannya karena siswa tersebut bosan di ruang tertutup kepala sekolah pun menyetujuinya.
Mereka bertujuan untuk pergi ke tukang jahit untuk dibuatkan seragam yang akan digunakan untuk perlombaan beberapa minggu lagi. Tiada pembicaraan di sela perjalanan antara siswa dan guru tersebut, mereka saling diam dengan pikiran yang berkecamuk. Akhirnya mereka sampai pada tujuan tanpa ada pembicaraan alias dengan suasana yang hening. Pada saat itu mereka berangkat menggunakan mobil.
"Kenapa kosong? orang-orang pada kemana?" Tanya Tina yang heran tidak ada satu orangpun di toko tersebut
"Mana gue tahu. Toko ini bukan punya nyokap gue," jawab Jazzy seenaknya.
"Assalamualaikum, permisi!" Ucap Tina sedikit berteriak mencoba memanggil orang yang mungkin berada di ruangan lain.
Sudah salam ketiga tapi tidak kunjung ada jawaban. Hingga Tina mengajak Jazzy untuk kembali ke sekolah lagi.
"Ayo, kita ke sekolah lagi," ajak Tina.
"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya seseorang yang tampak menghampiri Tina di ambang pintu.
Tanpa basa-basi Tina langsung mengatakan niatnya untuk datang. Tentunya karena tidak memiliki cukup waktu, terlebih ia pergi bersama muridnya yang sebentar lagi tiba jadwal masuknya. Perbincangan singkat tersebut selesai sesuai waktu yang diperlukan.
"Jadi saya ingin membuat baju seragam untuk lima belas orang, bisa Bang?" Tanya Tina
"Tergantung butuhnya kapan dan desain yang Mbak inginkan. Kalau semuanya sesuai maka kami bisa menyetujuinya Mbak. Seandainya Mbak butuh cepat sedangkan kami sedang banyak pesanan, nah nanti pengerjaannya kami takutnya malah keteteran," Tutur Rei --pemilik toko tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TINTAM (ON GOING)
Fiction généralekisah kita tak sehebat, semanis, dan seromantis orang lain. tapi, kisah kita sehebat, semanis, dan seromantis versi kita berdua. Tinara Afifah Seorang Guru sekolah menengah pertama, yang harus menghadapi siswa pada masa peralihan. Masa saat mereka...