Awal Pertemuan

4 0 0
                                    

Setibanya di tempat yang di tuju yaitu lapangan olahraga kampus kak Vian.  Udah rame tapi aku masih belum mengerti apakah mereka yang di sana memang menunggu kita atau bagaimana. Ya aku hanya bisa mengikuti kak Vian kemanapun dia pergi saat ini. Dan langkah kita terhenti di bawah  sebuah  pohon rindang di tepi lapangan. Bergabung dengan beberapa anak  disana.
“ Hei, Vian! Kemana aja lo?”
“ Vian apa kabar”
“ Hei Vian. Lama gk ketemu. Gimana ?”
“ Vian makin sibuk ya jadi jarang latihan”
Dan banyak lagi  komentar-komentar dan sapaan dari teman – teman kak Vian yang buat aku sendiri itu hanya sekadar basa-basi dan mencoba mencairkan suasana saja. Tak begitu banyak kata yang terucap setelah itu namun tak tahu mengapa kami dapat tertawa sepuasnya. 
“oh iya , kenalin ini adik gue, Lian.”
“Hallo semua. Lian” 
“ Halo Lian. Gue Brian”
“ Gue Andre dan ini kembaran gue Andra”
“ Gilang “
“ Gue March. Nice to meet you”
Aku kenalan dengan teman-teman ka Vian.  Mereka baik dan menurut aku easygoing banget. Mereka bisa berteman baik dengan aku.
     Namun di tengah canda tawa dan perkenalan itu, aku tertegun melihat seorang cowok keren yang sedari tadi terus aku amati , tanpa bicara dan tanpa tawa. Bahkan bisa dibilang tanpa ekspresi. Dia sama sekali tidak menyapaku bahkan pada waktu teman-temannya yang lain melakukannya. Dia diam dan seakan menunjukan kalau dia tidak senang dengan kehadiran aku. Aku tidak tahu apakah memang kesehariannya seperti itu atau bagaimana.  Tapi aku yakin di balik sikapnya yang diam , ada sesuatu yang disembunyikan.
Ka Vian datang menghapiri cowok itu dan mencoba  mengobrol dan dari yang aku lihat untuk saat ini dia hanya bicara seperlunya. Sangat singkat. Ka Vian akhirnya kembali ke tempat awal bersama kami. Dan saat itu pula, tepat ketika aku melihat cowok keren itu dia juga melihat aku dan saat itulah tatapan kami bertemu. Dan untuk pertama kalinya aku merasa malu. Aku akhirnya menunduk dan mencoba mengarahkan pandanganku ke tempat lain. Tapi ketika aku melihatnya lagi, untuk kedua kalinya  tatapa kami kembali bertemu. Dan aku baru menyadari bahwa tatapan nya tak pernah lepas dariku sejak aku menginjakkan kaki di lapangan ini. Seakan menyadari situasi yang sedang terjadi, ka Vian segera menyuruhku untuk mengambil sesuatu di mobil sementara dia dan teman-temannya berlatih.
“Lian bisa tolong ambilin tas kakak di mobil gak?”
“ oh ok.”
 Aku menurut dan segera berlari.  Dan memang karena saat ini  aku ingin segera pergi dari tempat ini. Tak tahu kenapa aku ingin segera menghindar dari pandangan itu. Pandangan yang untuk pertama kali ku lihat. Pandangan yang menurut aku mengandung banyak makna. 
“Ada apa ini? Pandangan itu, ada apa dengan dia. Pandangannya begitu tajam dan... dan aku menyadari ada kebencian dalam pandangan itu” 
    Saat aku kembali selepas mencari tas yang telah diperintahkan sama ka Vian, mereka semua telah latihan. Untuk pertama kalinya aku seperti kehilangan fokus dari ka Vian. Sekarang yang aku perhatikan malah cowok keren tapi dingin itu. Entah mengapa aku sangat tertarik pada cowok yang satu ini.  Aku dibuatnya semakin terpesona ketika dia dengan loncatan indah melemparkan bola masuk ke keranjang basket. Tubuh atletisnya membuat pandanganku tak mampu untuk berpaling.
“Cowok keren itu. Kenapa hanya diam? Aku yakin dia jenius dan diam bukan  gaya dia. Ada apa ya?” batinku 
Aku penasaran kenapa dia sepertinya sangat membenciku. Atau aku mungkin akan menanyakan kenapa dia bahkan tidak mau tersenyum atau menyapaku. Aku terus mengamati dan tanpa sengaja tatapan kami bertemu lagi. Dan ...... aku bingung mau ngapain.  Tapi suasana itu tiba-tiba berubah setelah terdengar teriakan melengking dari seorang gadis. Cantik sih cantik tapi....  gak tau kenapa aku gak suka gitu sama penampilan dia yang tampil dengan high heels dan rok mini itu
.“ Tian..”
Langsung aja mata aku tertuju ke lapangan basket tempat latihan dan segera mencari seseorang dalam tim yang namanya dipanggil oleh gadis itu. Dan ternyata..... blarrrrrrrr
Cowok keren itu.  What?? Apa gk salah? Cowok keren itu pacaran sama gadis yang menurut penilaian aku sangat gak cocok buat dia. Latihan  terhenti. Aku melihat cowok itu  dengan ekspresi yang sangat enggan melangkah menghampiri gadis itu.
“ Ada apa lagi sih. Ngapain disini?”
“ Kenapa harus marah-marah sih. Apa salah kalau aku pengen lihat kamu latihan?”
“ Gue udah pernah bilang ya ke elo, jangan ikut campur urusan gue. Siapa yang nyuruh elo, mama?”
“ Nggak. Aku datang atas kemauan aku sendiri.”
“ Buat apa? “
“ Ya aku pengen pastiin aja  apa kamu benar-benar latihan atau nggak.”
“Pasti mama kan yang suruh elo lakuin ini?”
“Bukan. Tante gak tau apa-apa. Sumpah!”
“Udah deh stop semua ini. Jangan pernah atur hidup gue dan jangan ganggu gue.  
Ngerti ??”
Cowok yang bernama Tian itu pergi dengan emosi yang meluap. Sepertinya dia benar-benar marah atas apa yang dilakuin sama gadis ini. Si gadis juga dengan segera melangkah meninggalkan lapangan itu. Aku bengong sendiri melihat peristiwa aneh itu.  Sampai ka Vian menghampiri aku.
“ Jangan bengong neng.”
“ Barusan ada apa ya kak?”
“ Udah lupain aja. Nanti kakak ceritain sama kamu.”
Aku bersama dengan tim basket kak Vian akhirnya meninggalkan kampus untuk segera mengisi perut kita yang mulai keroncongan. Bercanda lagi dan tertawa lagi.
“ Guys gue duluan ya.” Pamit ka Vian sama teman-temannya
“ok Vian. Hati-hati ya!”
“ ok thanks”

Destined HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang