Asahi tak pernah merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Asahi juga tak pernah merasa bahwa dia memiliki sebuah penyakit, namun suatu hari saat usianya masih baru beranjak 13 tahun, eomma dan appanya mendatanginya yang saat itu tinggal bersama neneknya. memberikan sebuah suntikan yang Asahi tak tahu apa kegunaannya. Sudah berkali-kali asahi menanyakannya, namun mereka selalu mengatakan bahwa itu hanya sebuah antibodi atau vitamin. tak lebih. Mulanya Asahi hanya diharusnya mengkonsumsi 1 suntikan setiap dua minggu, namun seiiring berjalannya waktu dosisnya terus bertambah. Kini asahi selalu mendapatkan 3 suntikan setiap harinya.
Saat Asahi tinggal dijepang, orangtuanya bahkan menyewa sebuah perawat pribadi agar Asahi tidak pernah absen dalam mengkonsumsi obat pemberian orangtuanya. Hingga suatu saat, Asahi memberanikan diri, membawa bekas jarum suntiknya kepada seorang dosen sains dikampusnya saat dia memasuki semester awal perkuliahan. Dan entah mengapa orangtuanya mengetahuinya. sepertinya koneksi kedua orangtunya cukup banyak. Oarangtunya tak pernah marah padanya, hanya saja, saat itu pula dia diboyong ke Korea, tinggal bersama kedua orangtunya. mendapatkan penjagaan yang cukup ketat.
Tubuh Asahi menggigil dan keringat dingin mengucur deras dipelipisnya.Dadanya terasa ditekan membuatnya kesusahan bernafas. tangannya menggapai ponsel dinakas samping meja dengan kesusahan. setelah mendapatkannya, Asahi langusung menghubungi nomor eommanya. meakipun Asahi yakin eomma dan appanya masih berada dirumah. namun Asahi sudah tak sanggup memanggil mereka meski hanya dengan panggilan lirih. beberapa saat setelah panggilan eommanya ditutup, eomma dan appa asahi menghampiri kamar asahi. wajah tenang keduanya cukup mengganggu penglihatan asahi. Mereka tak tampak khawatir sama sekali.
"ada apa sayang?" eomma Asahi menghampirinya, mengusap lembut kepala Asahi.
"t..to..long" hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Asahi. tubuhnya terlalu lemas untuk mengutarakan semuanya.
Appa Asahi memeriksa sebentar keadaannya dengan beberapa alat medis.
"ini bukan sesuatu yang harus kamu khawatirkan sayang. anggap saja ini teguran karena nilai burukmu tadi" ucapan appanya bak panah yang menusuk kewarasannya. bagaimana appanya mengatakan itu bukan apa-apa saat dirinya lemas tak berdaya seperti ini.
"kau yakin dia baik-baik saja?" eommanya memastikan ucapan sang suami
"tentu. kita hanya terlau banyak memberikan suntikan tadi. ini masih ada dibatas aman. dia tak akan overdosis" setelah mengatakan hal demikian. Appa asahi melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORE ME (jaesahi)
Fanfictiontak ada yang peduli seberapa banyak topeng yang dipakai. karena bagi orang lain topeng terluarmu adalah sebuah fakta. langsung dibaca aja. gak bisa buat sinopsis panjang-panjang. jaehyuk&asahi B×B gak suka genre dan topik seperti ini silahkan menjau...