Flashback mode on
(cerita berfokus pada Jaehyuk)
Jaehyuk menjadi saksi betapa mengerikannya peristiwa yang mengguncang dunia kedokteran tersebut. Jaehyuk hanya terdiam saat ratusan pemadam kebakaran dan kepolisian memenuhi lokasi kejadian. tangan kecilnya memegang erat adiknya yang masih menangis keras. Tak ada air mata diwajah jaehyuk, namun semua orang yang melihatnya jelas tahu bawa kesedihan dan rasa terkejut meliputi wajah kecilnya.
"jaehyuk-ah mau tinggal bersama paman?" penjaga asrama yang juga menjadi saksi peristiwa naas itu memeluk tubuh kecil jaehyuk. menatap kasihan sosok mungil di depannya itu.
"bo..bolehkah?" jaehyuk berucap lirih, kepalanya menunduk menatap tanah yang diijaknya.
"tentu saja. aku, kau dan adik kecil kita akan tinggal bersama. mari hidup bersama-sama." paman yoon menundukkan tubuhnya. menggendong Jaehyuk dan adiknya secara bersama-sama. dan dengan tiba-tiba jaehyuk menangis dengan keras, padahal sebelumnya sudah banyak orang membujuknya namun dia tak bergemih.
jaehyuk baru berusia 11 tahun saat itu dan adiknya baru berusia 9 tahun. hidupnya yang saat itu penuh kebahagiaan bersama kedua orang tua yang menyayanginya, kini berubah menjadi hampa. Jaehyuk tak pernah mengaduh pada siapapun bahwa dia merindukan orang tuanya. di usianya yang baru memasuki angka belasan, dia harus berpura-pura tegar. satu-satunya tempatnya bersandar kini hanya sang paman dan adik kecilnya. jika dia merindukan kedua orangtuanya dia hanya akan memeluk erat sang adik. serasa tahu akan perasaan sang kakak, sang adik akan mengusap-usap rambut jaehyuk seperti yang kedua orangtua sering lakukan pada mereka.
meskipun hanya anak-anak jaehyuk sudah tahu sumber permasalahan yang mengakibatkan kedua orangtuanya meninggalkannya. jaehyuk adalah anak yang cerdas. sebelum kejadian itu, dia seringkali memergoki sang ayah berdebat dengan paman hamada melalui ponsel. bahkan dia pernah memergoki teman ayahnya itu mendatangi ruang kerja Appanya saat dirinya harus pulang kerumah karena sakit. sayangnya tuan hamada terlalu ceroboh dengan tidak memedulikan betapa cerdasnya anak dari sahabatnya itu. jaehyuk yang saat itu hanya anak kecil bagi tuan hamada, siapa sangka ternyata sudah mampu menduga kecurangan apa yang dilakukan oleh tuan hamada.
"Appa, tumpukan buku apa ini?" jaehyuk mendatangi sang ayah yang sedang membaca-baca diruang kerjanya. mengelilingi ruang kerja ayahnya. lalu terfokus pada tumpukan buku usang diujung ruangan.
"itu hanya tumpukan buku usang jae, appa akan membuangnya besok." tuan choi tak sadar, dari banyaknya buku usang itu ada buku komposisi final penelitian yang menjadi sumber masalahnya dengan tuan hamada. buku itu sengaja diselipkan pada tumpukan buku yang akan dibuang agar tuan choi tak lagi melanjutkan hal gila yang pernah direncanakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORE ME (jaesahi)
Fanfictiontak ada yang peduli seberapa banyak topeng yang dipakai. karena bagi orang lain topeng terluarmu adalah sebuah fakta. langsung dibaca aja. gak bisa buat sinopsis panjang-panjang. jaehyuk&asahi B×B gak suka genre dan topik seperti ini silahkan menjau...