Peter

614 7 0
                                    

“ Ngg... nggak apa kok, Ri. Hai Pete,” Sapa Aldi sambil mencoba tersenyum. Tapi gagal. Aria langsung pindah posisi jadi berdiri di sebelah gue. Nyali Aldi semakin menciut.

“ Well, karena kita udah terlanjur kumpul kayak begini, gimana kalo jalan bertiga?” ajak Aria. Wajah Aldi makin memucat. Yah, apalagi Aria dengan santai “ Aku-Kamu” ke gue. Apa jangan-jangan dia “aku-kamu” ke semua orang? Aldi kemudian menggeleng pelan.

“ Nggak usah. Kalian jalan sendiri aja. Aku pulang dulu aja. Lagian, adikku juga minta di jemput,” kata Aldi sambil berlagak liat Blackberrynya. Dia kemudian pamit dan mengangguk, lalu pergi.

“ Cowok bego sialan!” maki Aria. Dan lumayan kaget juga kata-kata itu bisa keluar dari bibirnya yang super cantik.

“ Wah, wah. Lo lupa ngomong sesuatu ke gue?” tanya gue sambil menyunggingkan senyum males yang selalu bikin cewek-cewek collapse.

“ Yah, thanks a lot,” jawab cewek itu sambil tersenyum manis.

“ Rasa terima kasih lo itu nggak cukup kalo cuma di mulut doang,” sahut gue sambil duduk di kursi yang ditinggal sama Aldi jelek. “ Lo harus lakuin sesuatu buat gue,”

Aria kelihatan kaget dan kemudian tersenyum. Gila nih cewek. Sopan banget?

“ Mau kamu apa?” tanyanya baik-baik. Duh, mau nggak mau, gue jadi nggak enak hati kan kalo mau berbuat jahat. Duh, nyesel gue. Tapi, siapa tahu dia mau ngesun gue, kan?

“ Sun,”

“ Sun?” tanyanya bingung. “ Apaan, tuh?”

“ Lo nggak tahu sun? Sun itu nyium, dasar cewek bego!” omel gue. “ Cantik-cantik kok begonya selangit,”

Cewek itu kelihatan marah. “ Lo bilang apa? Bego?”

“ Iya,” tantang gue sambil nyengir. “ Lo mau gue bilang sekali lagi? Cewek BEGO?”

Cewek itu tersenyum manis. “ Yah, terserah deh lo mau bilang gue apaan. Yang penting, kalo besok lo nggak bisa angkat muka lo lagi karena digosipin anak-anak, gue nggak tanggung jawab,”

Gila nih cewek. Senyumnya manis bener, tapi kata-katanya serem minta ampun. “ Masih minta di sun?” tanyanya sambil tersenyum semakin manis.

“ Nggak maksa sih, gue. Kebanyakan kalo gue bilang begitu, mereka yang ngesun gue,” jawab gue sambil nyengir. Cewek itu mencibir. “ By the way, gue mau ngomongin masalah penting sama lo,”

“ Masalah apaan?”

“ Lo nggak capek di tembakkin cowok-cowok nggak berguna kayak orang tadi?” tanya gue, mancing dia. Wajah Aria tetep tanpa ekspresi. Tapi, sinar matanya menyala-nyala.

“ Maksud lo?”

“ Yah, gue sih udah capek, ya. Dan gue mau nawarin satu solusi sama lo,”

“ Solusi apaan?” cewek itu kelihatan tertarik, penasaran, sekaligus bersikap hati-hati.

“ Lo jadian sama gue,” sahut gue sambil nyengir lebar.

Double FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang