Kinasih/KCiK 28

5K 912 259
                                    

Wisnu diam menatap Sekar tanpa ingin menyalakan mobil. Sementara merasa dilihat tanpa jeda, Sekar membuang wajahnya ke arah lain.

"Sekar lihat aku!"

Menarik napas, wanita itu menoleh ke Wisnu.

"Benar kamu hamil? Kenapa nggak bilang ke aku?"

"Untuk apa?" balasnya sinis.

"Untuk apa kamu bilang? Dia anakku, anak kita ...." tuturnya dengan senyum tersungging.

Wanita itu terhenyak menatap Wisnu. Kelebat memori senja kembali menari membuatnya mendadak merasa bodoh. Sekar melihat tak ada cinta di mata pria tampan di depannya itu. Hanya status untuk menyempurnakan pandangan orang banyak.

"Kenapa kamu lihat aku seperti itu? Salah? Nggak kan? Memang dia anak kita, anakku kan?" cecar Wisnu.

"Bukan! Dia bukan anakku, dia anakmu!"

Kali ini Wisnu menatap dengan kening berkerut.

"Apa kamu bilang barusan?"

"Dia bukan anakku! Yang ada di rahimku ini bukan anakku!" jawabnya histeris.

"Sekar! Kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan barusan?" Wisnu meninggikan suaranya.

"Sadar, Mas. Bahkan sangat sadar! Dia bukan anakku tapi anakmu dengan perempuan yang  selalu kamu sebut namanya itu!" sergahnya tak mau kalah. Pria itu terdiam, pelan ia menghela napas seolah ingin melepas beban.

"A ... ku. Maaf ... aku membuatmu sebegitu luka," tuturnya lirih, "tapi dia anak kita." Kali ini suaranya hampir tak terdengar.

"Cukup sudah Mas menikahiku karena pernah kupermalukan, lalu kenapa seolah Mas menikmati kesedihanku?"

Sekar mengusap pipinya yang basah, wajahnya terlihat memerah memendam kecewa dan luka.

"Sekar aku ...."

"Aku mau pulang!"

"Oke, kita pulang. Kamu mau makan apa?"

"Aku nggak mau makan apa-apa!"

"Nggak, kamu harus makan! Untuk anak kita!"

"Aku bilang ini bukan anakku dan aku nggak mau makan!" tolaknya.

Wisnu menyalakan mobil dengan wajah resah.

***

Mereka tiba di rumah saat makan malam. Kediamannya Pak Dirga tampak semarak tak seperti biasa. Sekar menatap Wisnu meminta penjelasan. Pria itu mengangkat bahu seraya menggeleng.

"Kita masuk! Aku mau kasi kabar bahagia ini ke papa," ajak Wisnu dengan wajah cerah, "nanti kita kasi kabar Wina juga!"

Sekar turun dari mobil, mereka berdua berjalan beriringan menuju rumah. Mata Sekar membulat melihat Abah dan Ibunya duduk di ruang tamu bersama Pak Dirga.

"Abah, Ibu?" Ia mendekat lalu mencium punggung tangan keduanya lalu beralih pada mertuanya. Menyusul kemudian Wisnu.

"Kamu pasti kaget kan?" tanya Pak Dirga pada Sekar, "kamu juga kan, Wisnu?" lanjutnya lagi.

Sekar mengangguk lalu menatap kedua orang tuanya.

"Kalian duduk dulu! perintah Pak Dirga.

Kedua pasangan muda itu duduk berdampingan. Sekar mencoba membuat jarak agar tidak terlalu dekat dengan sang suami.

Kedua orang tua Sekar sengaja datang untuk langsung bertanya tentang kebenaran kabar pada Sekar.

"Kami berdua mendengar dari Pak Ilham kalau kamu tadi sempat pingsan dan setelah diperiksa, ternyata kamu hamil. Benar begitu, Sekar?" Ibunya menatap sang putri dengan wajah bahagia.

Karena Cinta itu ... Kamu!( Part udah nggak lengkap. Cuss Ke KBM App Ya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang