CHAPTER 2

1.4K 166 0
                                    

Di pinggir danau yang indah, terdapat dua wanita cantik yang sedang asik bermain dengan air jernih yang berasal dari danau itu. Terlihat raut wajahnya sangat senang dan bahagia kala mereka bermain ciprat-ciprat-an air danau itu. Walaupun gaun mereka basah terkena air tapi mereka tidak menghiraukan itu, mereka tetap melanjutkan permainannya.

Sebenarnya mereka dilarang pergi ke danau itu oleh Sang Raja karna mereka tidak ingin ditemani oleh pengawal seorang pun. Bukan apa-apa, danau itu berada di dekat hutan terlarang itu, jadi wajar saja ayahnya takut jika kedua putrinya memasuki hutan itu. Tapi putri tertuanya meyakinkan sang ayah bahwa ia akan baik-baik saja dan ia berjanji akan menjaga adiknya dengan baik dan tidak akan memasuki hutan terlarang itu.

Setelah lelah bermain dengan air, mereka beranjak dari tempat itu dan pergi kesebuah batu besar yang biasa mereka duduki untuk beristirahat, tempatnya tidak jauh dari danau itu, mungkin sekitar lima meter dari danau tempat batu itu berada.

Irene menghela nafas kala melihat sang adik begitu senang. Hatinya begitu merasa bahagia.

Jisoo juga tak henti hentinya mengulas senyumannya. Sudah lama sekali ia tidak pergi ke danau itu, terakhir kali mungkin sekitar dua bulan yang lalu.

Kini ia sedang menyaksikan kupu kupu yang berterbangan tepat dihadapannya. Dari sekian banyaknya kupu kupu, ia paling suka kupu kupu itu yang bersayap unggu dan bergradasikan hitam lalu terdapat pula totol-totol putih pada sayapnya, hal itu yang menjadi daya tarik Jisoo untuk mengaguminya. Sedangkan Irene, ia sedang memejamkan matanya untuk merasakan angin yang berhembus dari arah danau.

Jisoo kini sedang bermain dengan kupu kupu yang ia sukai itu. Bermain kejar-kejaran dengannya walaupun ia tau bahwa ia akan kalah cepat dengan kupu-kupunya. Jisoo dengan senang hati mengikuti kupu-kupunya kemana pun dia terbang. Jisoo terus berlari  tak mengenal tempat, hingga tanpa disadari ia sudah memasuki kawasan terlarang itu. Tapi dengan begitu ia tetap berlari mengejar kupu kupu nya.

Disisi lain, Irene masih memejamkan matanya ia belum mengetahui jika adiknya saat ini dalam bahaya.

"Jisoo-ya, apakah kau sangat senang bisa ku aja ke sini?" Tanya Irene yang masih menutup matanya. Merasa tidak ada jawaban ia pun menanyakan lagi. "Jisoo-ya, apa kau senang?" Merasa tidak ada jawaban lagi, Irene pun membuka matanya. Ia terkejut kala ia tidak menemukan sang adik di sampingnya. Irene pun beranjak dari batu tempat ia duduk lalu memanggil-manggil nama Jisoo berharap adiknya itu menjawab.

"Jisoo-ya, dimana kau?" Irene berlari kearah danau, mungkin ia bisa menemukan Jisoo di dekat danau itu, tapi harapannya pupus, ia tidak melihat Jisoo. "Jisoo-ya, dimana kau, hiks...hiks.." air mata Irene pun sudah membasahi wajah cantiknya. Ia khawatir dengan Jisoo, bagaimana ia bisa teledor menjaga Jisoo. Bagaimana ia berkata pada orang tuanya jika Jisoo hilang.

Irene masih terus mencari Jisoo kesegala arah sambil berteriak nama Jisoo berharap adiknya mendengar suaranya. Tapi--tidak ada tanda-tanda sedikit pun tentang Jisoo. Irene semakin terisak, ia harus bagaimana sedangkan hari sudah semakin sore dan ia harus pulang ke istana. Tapi bagaimana Irene menjawab kala ibunya bertanya dimana adiknya. Ia pun memutuskan untuk tetap pulang dan menjelaskan semuanya pada orang tuanya.

_______________

Tepat dihadapannya, kedua orang tuanya berada. Badannya saat ini terasa lemas, sambil sesegukan ia pun mencoba menatap kedua orangtuanya. Walaupun mata kedua orang tuanya saat ini menampakkan arti kemarahan dan kekecewaan.

Irene sudah memberitahu tentang hilangnya Jisoo pada kedua orangtuanya. Dan yang sudah ia duga, Eomma dan Appa nya sangat marah karna ia tidak bisa menjaga Jisoo dengan benar. Irene juga sudah menjelaskan bagaimana ia mencari Jisoo hingga berkeliling danau itu berharap Jisoo ditemukan, tapi hasilnya sama saja, dia tidak bisa menemukan Jisoo.

The Angel || Jinsoo (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang