It Happens Again - 12

159 33 2
                                    

June dan Yunhyeong berteriak keras memanggil-manggil gadis berponi yang kini sedang memanjat pohon.

Tak tahu apa yang sedang dilakukan Lisa, gadis itu seperti akan menggapai tali yang sudah berubah warna menjadi kecoklatan yang menggantung di pohon tersebut. Sedangkan Hanbin, ia sedang mencari keberadaan Rosé dan Jennie.

"Jun, lu bantu Hanbin. Biar gue yang urus Lisa," suruh Yunhyeong.

"Lo yakin?"

Yunhyeong mengangguk pasti, "Hanbin lebih bahaya pergi sendirian. Cepetan! Gue percaya sama lo!"

Tanpa aba-aba lagi, June mengangguk pelan lalu segera berlari menghampiri Hanbin yang berada tak jauh darinya.

Yunhyeong berlari menghampiri Lisa, menahan tubuhnya agar tak melakukan hal gila. Yang merasuki gadis itu benar-benar kurang ajar. Yunhyeong tak ingin kehilangan siapa pun lagi. Yunhyeong menepuk pipi Lisa cukup kencang, tapi sosok yang berada di dalamnya benar-benar bersikeras membawa tubuh Lisa ke dahan-dahan pohon tersebut, lama kelamaan sosok itu mengikik membuat tubuh Yunhyeong meremang.

"Lis! Gue mohon lo harus sadar."

Kepala gadis itu menengok ke arah wajah Yunhyeong, ia tersenyum miring. Jari-jari tangannya menepuk pelan pipi Yunhyeong lalu beralih mencekik leher Yunhyeong.

Sakit, satu hal yang dirasakan Yunhyeong saat ini. Akibat cekikan yang kencang itu membuat Yunhyeong kesulitan untuk menghirup oksigen, tubuhnya melemah begitu saja saat cekikan terlepas. Penglihatannya menjadi buram diikuti dengan dadanya terasa begitu sesak.

Sosok itu langsung membawa tubuh Lisa ke dahan pohon, lalu menapakkan kakinya di dahan pohon yang terletak sedikit di bawah dahan yang terdapat tali. Ia mengikat dengan cepat, ujung bawah tali itu ia ikat di bagian tengah tali, membuat lubang seukuran kepalanya. Lalu ia keluarkan benda tajam dari tas kecil di kakinya yang ditemukan Hanbin tadi pada saat mereka berada di ruangan tempat mereka tersadar.

Yunhyeong mengusap-ngusap matanya agar pandangannya kembali seperti semula. Tapi tetap saja apa yang dilihatnya seperti layar televisi yang buram dan bergoyang.

Kaki Lisa yang tadi berpijak di dahan pohon, sudah tak lagi menyentuh dahan pohon tersebut. Di bawah kakinya adalah ruangan kosong yang jaraknya lumayan jauh dari tanah. Tak hanya itu usaha iblis jahat yang merasuki Lisa, ia mulai menggoreskan-goreskan pisau kecil itu di leher miliknya membuat darahnya menetes mengenai kepala Yunhyeong.

Yunhyeong mendongak ke atas di saat cairan merah itu mengenai permukaan kulitnya. Darah Lisa kini tepat mengenai pipi lelaki itu.

"Tuhan tolong," rapal Yunhyeong.

"LISA! YOYO!" teriak June yang datang bersama Hanbin.

"WOI LIS!" teriak Hanbin juga. Dengan cepat, ia langsung memanjat pohon tersebut tanpa mengetahui resiko apa yang mungkin diterimanya dan June membantu Yunhyeong menyingkir dari sana. Firasat June tadi benar, ia tak yakin meninggalkan Yunhyeong sendirian dengan Lisa yang dirasuki.

Di saat yang bersamaan, tubuh Lisa melemah dengan posisi tubuh yang tergantung pada tali yang mencekik dirinya. Pisau yang dipegangnya terjatuh karena gravitasi yang menariknya.

"AKKHHH!" pekik Yunhyeong.

Belum sempat June membantu Yunhyeong berdiri, pisau kecil itu sudah terjatuh lebih cepat menancap betis Yunhyeong. June menarik pisau kecil itu dari betis Yunhyeong, darah Yunhyeong mengalir keluar begitu saja dari luka tancapan tersebut.

"Lo kuat kan Yo?" tanya June. Tanpa menunggu jawaban Yunhyeong, June langsung menarik pisau yang menancap di betis Yunhyeong dan mengikat betis laki-laki itu untuk menghentikan darah terus keluar.

June membuka kaos hitam pemberian kakakny itua, lalu merobeknya sehingga berbentuk panjang. Tak apa hari ini ia kehilangan kaos hitamnya untuk menolongi temannya, temannya lebih penting dibandikan satu buah baju. Lagipula ia masih memiliki hoddie di tasnya.

Hanbin meraih tali tersebut berusaha memotong tali itu dengan cuter yang ia bawa, karena ia sulit untuk membuka simpul-simpul ikatan tali itu.

"Jun! Tangkep Lisa!" suruh Hanbin.

June mengangguk, mengerti maksud Hanbin untuk melindungi Lisa tak terbentur mengenai tanah.

Hanbin segera memotong tali itu di saat June sudah bersiap dengan posisinya. Perhitungan mereka tepat, tubuh Lisa mendarat mulus di pangkuan June.

June memeriksa keadaan Lisa, ia dekatkan jari telunjuknya di depan hidung Lisa. Raut wajah June berubah menjadi kosong saat ia tak merasakan deru napas gadis itu. Cepat-cepat ia memeriksa nadi di pergelangan tangan gadis itu.

June menundukkan kepalanya saat ia tak kunjung merasakan detak nadi Lisa. June dan Hanbin membuang napasnya, tertunduk sedih dengan kehilangan kembali teman terbaiknya.

Yunhyeong hanya menampilkan tatapan menyedihkan sekaligus kecewa kepada dirinya sendiri yang tak becus menahan tubuh Lisa, apalagi tadi dirinya mengatakan bahwa ia bisa menyelamatkan gadis itu.

June menutup mata Lisa yang terbuka lebar, ia berdoa agar arwah gadis itu tenang di alam sana.

Splaaas

Tiba-tiba terdapat api yang menyala sendiri di dekat mereka, bersusulan dengan api-api yang lainnya. Hal itu membuat ketiga atensi laki-laki itu berubah. Tanpa mereka sadari matahari sudah kembali ke ufuk barat untuk turun dari singgasananya dan mulai menampilkan bulan di sebelah timur.

Tabuhan gendang bersamaan dengan alat musik tradisional berbunyi, mata ketiga laki-laki itu mencari keberadaan bunyi musik itu.

"Rosé sama Jennie mana?" tanya Yunhyeong lemah. "Jisoo, Bobby, Bang Jinan," lanjutnya.

June dan Hanbin menggeleng lesu, mereka berdua sama sekali tak menemukan keberadaan kedua gadis itu apalagi keberadaan ketiga temannya yang lain. Mereka hanya berharap bahwa mereka sudah pergi jauh dari tempat ini.

Sejak tadi sorot mata June dan Hanbin sudah sangat cemas saat tak menemukan keberadaan Rosé dan Jennie. Hanya satu benda yang ditemukan oleh June yaitu cincin milik Rosé yang beberapa waktu lalu diberikan oleh June.

"Cepetan kita pergi, firasat gue gak enak," ucap Hanbin.

June mengangguk lalu membantu Yunhyeong berdiri bersama dengan Hanbin.

Baru beberapa langkah mereka berjalan. Suara musik itu terhenti, berganti dengan pukulan gendang yang terdengar memiliki tempo cepat.

Ketiganya spontan berhenti. Saat tabuhan ketiga, mata mereka menatap kaget gadis yang berada beberapa meter di depan mereka. Suara hiruk piuk terdengar sangat kencang bahkan sekali-kali ada yang bertepuk tangan. Tapi ketiga dari mereka sama sekali tak melihat sosok yang seakan-akan sedang mendukung gadis itu untuk melakukan sesuatu.

Lingkungan gelap di sekitar gadis itu berubah menjadi terang, obor-obor di sekitarnya menyala—mengelilingi tubuh lemah gadis tersebut.

Mata mereka bertiga terbuka lebar saat melihat keberadaan gadis itu, terutama June dan Hanbin.

Mata gadis itu sembab dengan air mata yang berjatuhan, sedangkan tubuhnya bergerak ke sana kemari mengikuti alunan musik tanpa bisa dikendalikan

"Jennie!"


TBC

Misguided [BLACKPINK×iKON]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang