Behind 3

126 22 0
                                    

behind 3 - surat lagi






"Widihh.. Dari siapa tuhh!" goda Dowoon melihat Young K yang baru saja bertemu seorang perempuan.

"Gebetan baru ni yee..." Wonpil ikut menggoda.

"Bukan woy!" Young K mengelak.

"Ah masaa.." ucap Dowoon tak percaya.

"Itu tadi Sera woy! Sembarangan!" sungut Young K.

"Sera?!" Wonpil terkaget.

Dowoon memukul bahu Young K.

"HEH! Ngapain pukul pukul!" protes Young K sambil mengelus bekas pukulan Dowoon.

Ingat, lengannya Dowoon itu berotot.

"Kok lo ga bilang sih?! Gue kan pengen ketemu!"

"Yeuu malah gue yang disalahin."

"Huuh." Dowoon mempoutkan bibirnya.

Dowoon ngambek.

"WOY JAE!!" teriak Young k.

Jae yang sedang memesan kopi, membayarnya lalu berjalan ke tempat Young K.

"Napa?" Jae bertanya dan menyeruput kopinya.

"Nih, surat. Buat lo." Young K menyerahkan sebuah surat.

Jae mengernyit.

"Siapa? Fans gue?"

"Idih.. kepedean anda." Wonpil menatap sinis Jae.

"Dari sahabat lo."

Jae mengambil surat itu lalu menatapnya seksama.

"Sera?" gumam Jae.









"Jae! Ayo main."

"Main apa?" Jae menatap heran gadis kecil didepannya.

"Ayo main bola."

"Yaudah, ayo main. Cera yang jadi gawangnya! Jae yang nendang."

"ENGGAK! Aku yang nendang! Kamu yang nangkep."

"Iya, iya.." Jae mengalah.

Jae mengambil bola sepak miliknya dan lalu menggandeng Cera.

"Aku mulai ya! Hiatt!"

Hap.

"Tuh kan melenceng! Kamu sih! Dibilangin ngeyel!"

"Yahh."

"Sana ambil!" Jae menyuruh Cera.

"Loh?! Kan kipernya kamu!"

"Yang nendang kan kamu!"

"Hu'uh."

Cera berlari mengejar bola yang menggelinding.

Tin! Tin!

"CERAA!!"

BYURR.

"Mama?!" Jae mengusap mukanya yang terkena air.

"Kamu kenapa sih? Dari tadi teriak teriak."

"Iya nih. Ngganggu gue aja." dipojokan kamar, kakak perempuan Jae mengomel.

"Ya ga gitu juga kali. Lagian-"

"Udah sana! Mandi! Ntar telat manggung! Mama semprot pake selang nih!"

"Wleek." Kakak Jae memeletkan lidahnya lalu berjalan keluar bersama mama.

"HAAH!" Jae mengusap kasar wajahnya.

"Eh tapi, siapa sih Sera?"








"Tumben telat. Abis ngapain sih." Sungjin bersungut sungut.

Jae menyengir.

"Sorry. Gue kesiangan tadi. Untung dibangunin mama." Ucap Jae.

"Dibangunin apa disiram?" Sinis Young K.

Young K kesal.

Tentu saja! Siapa yang tak kesal, kalian sepakat datang jam 7 pagi, namun molor hingga jam 9.

Bayangkan, Young K dan yang lain harus menunggu Jae sambil berpanas - panasan. Sambil berdiri lagi!

"Udah ah. Ayo berangkat."

Mereka berlima-Jae, Sungjin, Young K, Wonpil, dan Dowoon, menaiki motornya masing - masing dan berkendara ke café.

Rencananya mereka akan tampil di café lagi.

"Akhirnya kalian datang. Udah ditungguin sama pelanggan tuh." Ucap Junhyeok, manager café.

"Langsung nih bang?" tanya Dowoon.

"Ya langsung. Salah sendiri lo pada telat."

"Yaelah bang.. Bentar dulu napa, capek nih, haus." Wonpil mengeluh.

"Boleh." Junhyeok menyetujui.

"Widih.. bener nih?" tanya Dowoon dengan mata berbinar.

"Boleh.. tapi honor lo pada gue potong. Mau?"

Mata Dowoon membulat.

"G-gak jadi bang. Gue gak haus. Ayo guys!" Dowoon langsung berjalan cepat menuju café bersama Wonpil.

Junhyeok dan Sungjin ikut berjalan masuk. Sementara itu, Young K, ia masih berdiri sambil menelisik ke arah pengunjung café.

"Nyariin siapa sih?" Jae melihat para pengunjung café.

Young K tidak menjawab. Ia justru membuka handphone-nya.

From : Sera.

Maaf, aku ga bisa datang. Mama melarangku.

"Ternyata ga datang." Gumam Young K. Ia memasukan hp-nya ke saku dan berjalan meninggalkan Jae yang melongo.

"WOY! TUNGGUIN ELAH!"












[DAY6] For You, Jae. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang