[Bersama]
"Hai."
Wendy menaburkan segenggam bunga ke atas sebuah gundukan tanah yang sudah sedikit kering.
"Udah setahun kamu pergi."
Wendy berjongkok dan menatap lembut nisan yang tertancap seakan tengah menatap adiknya.
"Kamu udah ketemu nenek belum? Gimana kabarnya?"
Wendy hanya bisa tersenyum. Ia tak akan lagi menangis di depan adiknya. Tangisannya pasti melukai hati Sera.
"Kamu bahagiakan di sana?"
Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut Wendy. Dengan perlahan, Wendy mengusap lembut nisan adik yang dirindukannya.
Pepohonan di sekitar pekuburan sepi itu bergerak ditiup angin. Membuat suasana menjadi cenderung menyeramkan.
Banyak orang takut berkunjung ke kuburan. Banyak alasan yang melatarbelakangi ketakutan mereka. Entah takut mengingat orang yang mereka sayangi, entah takut sendiri, atau mungkin, takut mati.
Semua orang pasti akan mati. Pasti akan pergi pada suatu saat nanti. Terserah kamu ketakutan atau tidak, kita—manusia pasti akan bersatu kembali dengan tanah.
Wendy menaruh setangkai bunga mawar di kuburan Sera. Setangkai bunga mawar putih yang sangat cantik.
Bukan tanpa alasan Wendy membawa mawar putih. Mawar putih punya banyak filosofi didalamnya.
Mawar yang cantik itu, selain melambangkan cinta dan kesucian, juga melambangkan sebuah perpisahan dan duka. Mawar putih melambangkan sebuah perasaan kehilangan terhadap seseorang.
Seperti Wendy.
Ia kehilangan adiknya. Kehilangan penyemangatnya. Kehilangan orang yang paling ia sayang.
"Kakak pulang dulu."
Wendy mengusap sebulir air mata yang turun. Ia lalu berdiri dan menatap gundukan tanah yang dibawahnya terkubur tubuh adik satu satunya.
"Nangis aja Wen, Sera pasti ngerti."
"Mau kemana lo? Maen pergi aje." Tanya kakak Jae.
"Sera." Jawab Jae ketus.
Ia lalu merapikan kemeja yang sedikit kusut.
"Ke kuburan pake begitu? Lo mau nge-band apa mau nyekar? Kusut amat." Sinis kakak Jae.
Jae tidak menghiraukan sinisan kakaknya. Ia hanya fokus memakai sepatunya dan lalu pergi menaiki motor kesayangannya.
Motor kesayangannya ini, sudah ada sejak dulu.
Bukan motor sport yang keren—yang biasanya dipakai anak muda, melainkan hanya motor matic biasa yang sering ayahnya pakai.
Motor ini pula yang sering mengantarnya pergi nge-band.
Kembali lagi ke jalanan, Jae sudah berada di dekat pekuburan Sera.
Mata sipitnya yang berkacamata—kacamata gaya—melihat sesosok perempuan berambut blonde pendek sedang berjalan menuju pekuburan.
Wendy.
Apa dia akan mengunjungi Sera?
Tin tin
"Eh?" Wendy mendongak menatap siapa yang mengklaksoninya.
"Lo.. ngapain ke sini??" Tanya Wendy sambil menatap kesal dan sinis Jae.
"Sinis amat."
"Serah lo dah, tiang." Ucap Wendy dengan menekankan akhir katanya.
Jae tertawa. Rupanya Wendy masih kesal karena perkara pendek kemarin.
"Hih. Mana pake ketawa lagi!" Protes Wendy.
"Heh! Sakit anjim."
Wendy menghentikan pukulannya dan mendongak menatap kesal Jae. Sementara itu, Jae harus sedikit menunduk.
"Pendek." Ejek Jae sambil tersenyum remeh.
"Sialan."
Wendy memalingkan wajahnya lalu berbalik dan berjalan kembali ke arah pekuburan.
Jae menuruni motor dan lalu bergegas mengejar Wendy yang sedikit menjauh.
"Heh tunggu!" Teriak Jae sambil menarik tangan Wendy.
"Apaan sih!" Tanya Wendy dengan menghentakkan tangan.
"Ayo barengan. Sera pasti pengen kita datang berdua."
To Be Continued.
Haha, aku ngetik ini sambil liatin Stray Kids 'EX' making film 😂.
![](https://img.wattpad.com/cover/239463042-288-k226312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[DAY6] For You, Jae. ✓
Fanfiction[FANFICTION-COMPLETE] ❛❛𝙐𝙣𝙩𝙪𝙠𝙢𝙪, 𝙅𝙖𝙚. 𝙐𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖, 𝙠𝙪 𝙢𝙤𝙝𝙤𝙣, 𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪.❞ [featuring : Day6's Guitarist and Vocalist; Jaehyung Park] start : 1 September 2020 finish : 26 September 2020...