Behind 4

109 23 0
                                    

—Behind 4 : Jenguk













"Jae."

Gumam Sera. Ia menatap hujan yang sedang turun dengan derasnya di luar.

Rintiknya terdengar hingga dalam. Suhu ruangan menjadi lebih dingin. Sera memejamkan matanya. Tangannya memegang dada kirinya.

Helaan nafas terdengar. Sera mencoba untuk kuat. Lagipula, ini semua untuk Jae. Sera akan kuat.

Tapi jauh dihatinya, Sera lelah. Lelah dengan semuanya. Ingin rasanya Sera istirahat.

Ah, dunia sekarang terasa kejam ya?

Bolehkah Sera kembali?

Kembali ke masa kecilnya. Kembali ke Jae kecilnya. Kembali ke janji masa lalunya.

Jadi dewasa melelahkan.

Krieet.

Park Wendy, kakak Sera menghampiri Sera. Sera tersenyum. Ia harus terlihat baik – baik saja.

Bukankah menjadi dewasa, berarti harus selalu terlihat baik – baik saja?

"Hai kak."

Wendy tersenyum haru. Ia kagum dengan ketegaran Sera. Mungkin jika dirinya berada di posisi Sera, ia tak akan kuat bertahan sejauh ini.

"K-kenapa?"

Sera menatap mata Wendy. Ia mengusap tetesan air mata di pipi putih kakaknya.

"Ini takdir kak."

Wendy memeluk Sera. Tangisnya meluruh. Ia mengusap lembut punggung ringkih adik tersayangnya.

Wendy tidak ingin kehilangan adiknya.

"Kenapa harus kamu?"

"Mungkin Tuhan lebih sayang sama Sera." Timpal Sera sembari menguatkan kakaknya.

Wendy melepaskan pelukannya. Ia memegang hangat kedua tangan Sera. Dan ditatapnya mata Sera.

"Kamu harus bertahan. Kamu harus sembuh." Tegas Wendy.

Sera tersenyum dan mengangguk. Ia mengusap genggaman Wendy.

"Tentu. Ini demi Jae. Aku akan bertahan."

"Sekuatku, kak."









"Lo yakin disini?" Dowoon menatap sekitarnya.

Sebuah lorong putih dengan pintu – pintu yang berjejer disepanjangnya. Dengan hawa yang sedikit tidak enak, Dowoon merasa ragu.

"Bener sih. Kata Sera disini." Ucap Young K sambil mengecek chat Sera.

Lantai 3, kamar 415.

"Eh itu bukan?" Wonpil menepuk bahu Young K. Wonpil sepertinya tak sengaja menemukan kamar yang mereka cari.

Sungjin, Dowoon, dan Young K pun mengikuti arah pandangan Wonpil.

Kamar 415

"Eh iya. Ayo kesana." Sungjin bejalan duluan lalu di ikuti yang lain.

Kriett.

"S-sera?"

Mereka terkaget. Sera yang tengah berusaha menghentikan mimisannya menoleh. Kakaknya, Wendy, juga menoleh.

"Hai."

Wonpil dan lainnya masuk. Mereka menatap kaget Sera yang masih berusaha menghentikan mimisannya.

"Udah berhenti kak." Sera mengusap bekas darah dihidungnya.

Wendy mengangguk. Ia membersihkan baju dan Kasur Sera yang terkena noda darah dengan seksama.

Sera menatap 4 sekawan yang menjenguknya. Ia juga mengubah arah duduk yang semula menghadap tembok menjadi menghadap teman – temannya.

"Hai? Maaf ya aku tadi mimisan. Makasih udah dateng, jenguk aku."

Sungjin angkat bicara.

"Hai. Sama – sama. Maaf ga ajak Jae." Ucap Sungjin.

Sera tertawa.

"Nggak papa. Jae-nya nanti kalau diajak malah bingung."

"Dek, kakak keluar dulu ya?" tanya Wendy. Ia tak ingin mengganggu reuni Sera.

"Iya kak."

Wendy berjalan keluar ruangan. Sepertinya ia akan pergi ke taman.

Wendy ingin menenangkan diri.

"Ngomong – ngomong kalian habis dari mana?" Tanya Sera.

"Habis dari lomba sih." Dowoon menyahut.

"Oh ya? Lomba apa?" ucap Sera yang antusias.

"Lomba band. Kita menang lho!" Wonpil menyombong.

"Trus hadiahnya? Aku dibagi dong."

Young K tertawa. Ia lalu berjalan mendekat ke ranjang Sera dan duduk di kursi yang disediakan.

"Dibawa Jae. Katanya buat sombong sama kakaknya."

Sera tertawa. Wajah pucatnya lebih berseri. Tampaknya, kedatangan teman – temannya mengobati rasa sendiri Sera.

Sera merasa lebih baik.

Mungkin.

Mereka lantas mengobrol santai. Dowoon yang nampak antusias terus bercerita kepada Sera. Sungjin terkadang tertawa dan menanggapi.

Mereka mengobrol layaknya teman yang lama tak berjumpa. Sesekali mereka melempar jokes dan mengejek yang lainnya. Biasanya Wonpil yang menjadi targetnya.

Ah, aku kasian kepada Wonpil.

"Eh Ser!" Wonpil menyelutuk.

Sera berhenti tertawa. Ia menatap Wonpil.

"Ya?"

"Lo sakit apa sih? Sampe harus dirawat segala. Emang parah ya?"

Sera diam. Suasana hangat yang tercipta tiba tiba hilang. Kini, suasana canggung yang menyelimuti.

Sera menghela nafas kasar.

"Tapi kalian janji jangan kasih tau Jae ya?"

"Kenapa?"

"Janji ya? Aku takut."

Sungjin dan yang lain mengangguk.

"Sebenarnya.."








"SERIUS SER?!"















[DAY6] For You, Jae. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang