Behind 8

104 19 0
                                    

Behind FYJ 8 - Memory.







Jae menatap sekelilingnya. Sebuah taman bunga dengan pemandangan yang amat indah.

"Jae." Sebuah suara lembut menyapa indra pendengaran Jae.

Jae menoleh. Didapatinya seorang sosok perempuan sedang menatap sendu dirinya.

"S-siapa lo?"

Sosok tersebut tersenyum.

"Jae, ingat lah aku."

Sosok itu mengabur bersamaan dengan Jae yang terjatuh dalam lubang hitam.

Jae tiba tiba terbangun. Ia menatap sekelilingnya. Ternyata ia masih didalam mobil.

Jae berusaha mengingat kembali mimpinya. Sayang, usahanya tak berhasil. Mimpinya serasa kabur.

"Jae, ingatlah aku."

Hanya suara sosok itu yang terngiang dipikirannya. Rasanya Jae familiar dengan suara tersebut. Suara lembut yang terdengar merdu.

Namun, siapa?

Jae menggelengkan kepalanya. Suara yang terus berbunyi dipikirannya membuat Jae pusing.

"Won."

Tidak ada jawaban. Jae langsung menatap sekitarnya.

Sepi.

Tak ada orang dimobil selain dirinya. Padahal seingatnya mobil itu berisi beberapa orang.

"Asem."

Ah, sial.

Ternyata Jae benar – benar sendiri. Sungjin dan lainnya telah meninggalkan mobil dan berada di dalam mobil.

"AWAS AJA LU PADA YA! MAEN TINGGALIN GUE. MANE UJAN DERES LAGI! SIALAN LO PADA."







Pintu studio berderit. Young K dan Dowoon menoleh. Nampak seorang laki – laki jangkung sedang membersihkan hoddie-nya.

"Gila lo pada. Ninggalin gue sendiri. Mana ga bangunin lagi." Sungut Jae.

Mereka semua—minus Jae, terkikik.

"Gosah ketawa!"

Jae menatap datar 4 orang yang sedang menatap dirinya. Kalau saja mereka bukan sahabatnya, mungkin Jae akan menghajar mereka.

Bagaimana tidak kesal?

Jae tertinggal didalam mobil sendirian. Dengan kunci masih menancap pula. Apalagi diluar mobil sedang hujan.

Jae terpaksa berjalan menembus hujan.

"Salah sendiri, tidur pules gitu." Sungjin menimpali.

Jae mendengus kesal. Ia lalu memakai tudung hoodie-nya dan memasukan tangan ke dalam saku. Ia lalu berjalan ke arah sofa yang penuh dengan kemasan snack kosong.

"Ya bangunin kek. Ninggalin kok mobil ga kekunci. Ntar kalo gue kenapa – napa gimana?"

"Mana ada." Ucap Young K.

"Serah." Ketus Jae.

"Cie, ada yang ngambek nihh yee." Goda Wonpil.

Jae menatap Wonpil datar. Sementara yang ditatap hanya cengengesan.

Jae membersihkan sofa dari sampah makanan Young K.

"Bang, ambilin minum dong."

Jae yang baru saja merebahkan dirinya di sofa, menatap kesal Dowoon.

Dowoon menyengir, "Kan disebelah lo. Hehe."

"Haha hehe hihi, prett." Jae berdiri dan lalu mengambilkan air mineral Dowoon.

"Nih. Gue mau tidur, jangan berisik."

"Iye iye, udah sono, hush hush." Dowoon mengibaskan tangannya.

Jae kembali ke sofanya. Kakinya yang panjang menggantung diujung sofa. Tangannya yang menjuntai ke bawah, tak sengaja memegang sesuatu.

"Loh?"

Jae menatap benda yang dipegangnya.

Hanya gelang.

"Gelang siapa nih?" gumam Jae yang tidak didengar yang lain.

Gelang yang kuberikan, masihkah kau pakai?

Bayangan surat itu kembali muncul.

Sesaat kemudian, sekelebat ingatan muncul.

"Jae, ini aku kasih gelang. Dipakai ya?"

"ARGH."

Jae menutup telinganya. Ingatan samar dan hitam muncul kembali. Suara dan teriakan anak kecil memenuhi kepalanya.

Dowoon, yang menyadari kelakuan aneh Jae, menepuk bahu Young K.

"Bang Jae kenapa?"

Yang lainnya menoleh menatap Jae. Jae yang ditatap masih menutup telinga dan meringkuk di sofa.

CITT

"SERA!"

"J-jae.. s-sakit.."

"Jangan pergi. Jangan pergi. Jangan pergi." Ucap Jae berulang.

"Jae, lo kenapa sih." Wonpil yang khawatir bertanya.

"ARGH." Jae kembali meringis.

Sungjin menatap sekitar sofa Jae. Mata indahnya membulat menatap sebuah benda. Sepertinya itu yang membuat Jae bertingkah aneh.

Sungjin bergegas mengambilnya.

"Gelang ini.."

Young K juga membulatkan matanya.

"SERA?!"

Buk.

Jae pingsan.



"Kakak..."

"Ya dek? Kakak disini."

"Jae.."

"Ya?"

"Sera.. kangen..."

Sera kembali terkulai di ranjang yang didorong Suster serta Wendy.











sumpah, aku nulis apaan si? ngaco banget kayanya. ya gitu deh.

[DAY6] For You, Jae. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang