Behind FYJ 9 - Ingat
Wendy menatap nanar Sera. Tangannya mengusap lembut dan pelan tangan adiknya.
Hari ini, kondisi adiknya berangsur pulih. Lebih baik dari kemarin. Namun tetap saja, selang oksigen masih terpasang di wajah Sera.
"Dek.."
Air matanya kembali lolos. Sudah kesekian kalinya Wendy menangis. Bayang – bayang kehilangan terus menghantuinya.
Wendy tak siap kehilangan Sera.
Sera, adiknya tersayang. Sera bagi Wendy bagaikan matahari hidupnya. Dengan adanya Sera, hidup Wendy menjadi cerah.
Tanpa Sera, hidup Wendy hampa.
"Sera, bangun.."
Sera diam. Ia masih menutup matanya.
Wendy menyesal. Ia menyesal tak menyadarinya. Kenapa ia tak menyadari sakit adiknya saat di café?
Kenapa?
Wendy takut kehilangan adiknya. Cukup neneknya saja yang pergi meninggalkannya.
Ah, tentang nenek Wendy dan Sera, aku lupa menceritakannya.
Nenek Sera, dia yang menurunkan penyakit itu pada Sera. Nenek sudah meninggal lama sekali. Wendy sulit mengingatnya.
Wendy terlalu kalut dengan adiknya.
"Dek.. hiks.. hiks.."
"K-ka-k.."
Sebuah lirihan kecil menginterupsi tangisan Wendy. Sera bangun. Kelopak matanya mulai terbuka.
"J-jae.."
"Kamu tuh ya, suka banget bikin kakak khawatir."
Sera cemberut.
"Ish. Kakak mah."
"Besok – besok kalo sakit, bilang sama kakak. Jangan pendam sendiri." Tegur Wendy lagi.
Sera menduduk. Ia lalu memainkan jarinya karena gugup.
"Maaf," cicit Sera.
"Sera cuman ga mau kakak khawatir. Sera juga pengen ketemu Jae."
Wendy diam. Tangannya yang hendak menyuapi adiknya berhenti.
Hatinya tersentuh dengan ucapan Sera. Disaat seprti ini, ternyata Sera masih memperdulikan perasaan orang lain.
"Lagian, Sera masih kangen Jae. Sera pengen ketemu Jae, sebelum.." Sra menggantungkan ucapannya.
Wendy menatap Sera. Mangkuk bubur yang dipegangnya ia taruh ke nakas. Ia ingin mendengarkan adiknya.
"Sebelum Sera pergi dan ketemu nenek kak.. Sera mau minta maaf ke Jae."
Astaga, Wendy ingin menangis lagi.
Wendy tak kuasa melihat wajah sedih adiknya.
"Dek,.."
Sera menatap Wendy dengan mata berkaca – kaca.
"Kamu pasti sembuh kan?"
"Kak.."
"Jangan pergi ya? Kakak ga siap kamu ketemu nenek."
Young K terus berjalan mondar mandir di kamarnya. Ia resah.
"Kok bisa sih?" gumamnya.
Young K terus memikirkan kejadian distudio band-nya. Bagaimana bisa gelang yang telah hilang itu kembali. Lebih lebih, telah membuat Jae pingsan karena ingatan yang kembali muncul.
Young K juga resah kalau – kalau Jae tidak bisa mengingat lagi.
Bagaimana caranya menjelaskan pada Sera? Ia tak ingin Sera sedih.
Sera saja sudah menangis kala Dowoon menelpon dan menceritakan keadaan Jae.
Tok tok tok.
Suara pintu di ketuk. Young K mengatur nafasnya. Dengan ragu, ia membuka pintu.
"Jae?"
Jae, orang yang mengetuknya menatap datar. Perlahan, Jae menunjukan tangannya. Sebuah gelang hitam terpasang.
"L-lo ng-" perkataan Young K terpotong.
"Gue inget semuanya."
Young K menatap kaget Jae.
"G-ga mungkin."
"Lo tau dimana Sera?"
"Gue mau ketemu."
Asek asek uhuy.

KAMU SEDANG MEMBACA
[DAY6] For You, Jae. ✓
Fanfiction[FANFICTION-COMPLETE] ❛❛𝙐𝙣𝙩𝙪𝙠𝙢𝙪, 𝙅𝙖𝙚. 𝙐𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙣𝙮𝙖, 𝙠𝙪 𝙢𝙤𝙝𝙤𝙣, 𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩𝙡𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪.❞ [featuring : Day6's Guitarist and Vocalist; Jaehyung Park] start : 1 September 2020 finish : 26 September 2020...