; after 5

154 12 13
                                    

[will you?]

Ting!

temen sera

Wen

Ya?

Ketemuan yuk?

ngapain?tugas gue banyak

bentar aja
ad yg mau gue omongin

paan?
gue sibuk.

Yahh
plisss
sebentar aja

y

sipp
gue otw jemput

Ok.
[Read]

"Dia kenapa si?" gumam Wendy dengan menggelengkan kepalanya.

Ia lalu bergegas berdiri dan lalu berganti baju. Setelah memakai pakaian yang nyaman, Wendy mengambil handphone dan tasnya.

Diujung tangga, Wendy terdiam dan menoleh. Matanya menatap sebuah kamar dengan pintu berwarna putih.

"Jae ternyata ngeselin ya, Ser."

Wendy tersenyum dan lalu berjalan menuruni tangga.

"Mau kemana kak? Tumben rapi. Biasanya jam segini masih tidur." Sindir sang mama.

"Iiih, mama."

Wendy menarik kursi meja makan dan lalu duduk berhadapan dengan mama. Sementara, mama kembali fokus dengan sayurannya.

"Ma." Panggil Wendy.

"Hm." Dehem mama.

"Ma." Panggil Wendy.

"Apa?"

"Maaa."

"Apa kakk?" Mama berhenti mengiris wortel dan menatap Wendy.

"Hehe, ga pa pa ma. Hehe." Cengir Wendy.

"Aneh, aneh aja kamu."

Mama menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak sulungnya. Wendy menyengir.

Ting!

Si tiang temen Sera :v

Gue didepan.

Ok.
[Read]

"Ma, Wen pergi dulu ya. Udah dijemput."

Wendy mengulurkan tangannya.

"Hati - hati."

"Iyaa maa."










"Woy!"

Tak ada jawaban.

"Woy!"

Hening.

"Huh."

Kesal, Wendy menepuk bahu Jae dengan lebih keras. Si empunya bahu terkaget. Jae lalu menoleh ke Wendy.

"Bengong mulu. Mau ngapain ini???" Kesal Wendy melihat muka sok polos Jae.

"Engga kenapa kenapa si. Hehe."

Jae menyengir dan mengusap tengkukbya. Ia lupa mau bicara apa.

"Trus buat apa lo ngajak gue? Mending dirumah. Tidur." ketus Wendy.

"Eee... Hehe.." Cengir Jae.

Suasana kembali menghening. Wendy dengan muka kesal tengah menatap sekitaran taman. Sementara Jae sedang menunduk dengan keringat yang menetes.

Taman. Jae mengajak Wendy ke taman. Entah apa maksud pria jangkung itu mengajaknya.

Sedari tadi, mereka berdua hanya diam. Wendy yang tak berniat memulai topik. Dan Jae yang kebingungan mencari topik.

"Kring, beli minum yuk. Haus." pinta Wendy.

Jae kebingungan, lalu menoleh,  "Kring? Siapa Kring?"

"Ya lo lah. Cungkring."

Jae mengangguk angguk. Ia lalu kembali menatap rumput hijau yang diinjaknya.

"Hish."

Karena kesal dengan kelemotan Jae, Wendy meninggalkan Jae. Minuman coklat diseberang tengah menunggunya.

"Heh! Tungguin!" Teriak Jae.

"Lemot."








"Makasih, dek."

"Sama - sama, kak."

Jae menatap Wendy yang tengah menyeruput es coklatnya.

"Napa? Mau?"

Jae menggelengkan kepalanya.

"Bagus deh."

Jae mengepalkan tangannya. Ia juga menarik nafas pelan pelan. Tangannya mendingin.

Sebenarnya, ada hal yang mengganjal dihatinya. Ada hal yang ingin ia tanyakan.

Ayo Jae. Lo bisa!

"Emm, Wen?"

Wendy menoleh ke arahnya dengan tetap menyeruput es coklatnya.

"Yaa??"

"Gue.." Jae menggantungkan ucapannya.

"Huh?"






























"Gue suka sama lo."



























Mata Wendy membulat.































"Will you be my girl friend?"















The end.
Maap gantung 😭😭. Aku ga pinter buat ending yang happy, makanya aku gantung, jadinya kalian bisa pake ending yang kalian suka.

Maap juga lama ga update😭😭. Tugasku menumpuk kayak gunung.
Mana kelupaan lagi kali punya work di Wattpad. (Wattpad ku tak hapus, penyimpanan hpku kecekik 😭)

Sekali lagi, makasi buat yang mau baca sampe segini. Hebat banget kalian. Baik banget mau baca cerita dari penulis amatiran kayak aku!!

Maaf dengan penulisan atau EYD yang belum benar. Boleh kalian kritik atau kalian kasih saran. Jujur, itu berguna banget buat akuu. Berguna biar work yang on going atau yang baru bisa lebih baik.

Luv u <3

[DAY6] For You, Jae. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang