Bab 8. Dia Kembali

75 23 15
                                    

Kamu itu ibaratkan pelangi, yang saat pertama kali aku melihatmu. Dan kemudian aku jatuh cinta padamu."
-Nadya Aira Khairi-

Dua jam kemudian ... Kevin sampai di pesantren Sabilunnajah Bandung. Karena Jakarta macet parah, jadi lama sampai. Belum lagi mencari alamatnya susah, apalagi google maps kadang bener, kadang nggak. Kevin menghembuskan napasnya gusar. Kevin masuk kedalam pesantren untuk mencari Nadya. Bahkan Kevin berpura-pura mengatakan pada satpam, bahwa ia Kakak kandung Nadya. Kevin menatap takjub, baru kali ini pesantren memiliki fasilitas terjamin.

"Permisi Pak, saya mau tahu asrama santri perempuan, yang bernama Nadya Aira Khairi dimana Pak? Bisa tolong bantu saya?" Kevin meminta bantuan pada seseorang laki-laki paruh baya.

"Muhun, saya teh tadi lihat semua orang lagi berkumpul di masjid," ujar seorang laki-laki paruh baya.

"Masjidnya dimana ya Pak?" Kevin kebingungan, melihat sekitar tempatnya, tampak besar dan elegant.

"Lurus, mentok, belok kanan, nah itu den, maaf saya cuman bisa antar sampai sini," kata seorang laki-laki paruh baya.

"Yasudah, terimakasih Pak." Kevin tersenyum ramah.

"Sama-sama Den." seorang laki-laki paruh baya itu mengangguk.

"Gue pastikan lo nggak akan bisa nolak gue Nad." Kevin tersenyum smirk.

Adnan tersenyum manis pada saat ceramah. Adnan memang terkenal ramah pada semua orang. Sehingga, kaum hawa dibuat meleleh oleh sikap Adnan. Bukan hanya Nadya yang menginginkannya. Tetapi, teman sefakultas Adnan banyak yang ingin taaruf dengannya. Hanya saja, Adnan menolaknya secara halus. Bahkan beberapa santri wanita, yang sudah senior pernah mengajak Adnan ta'aruf. Tetapi, Adnan belum siap untuk menikah, mungkin karena Adnan belum selesai menempuh pendidikan S-2 Management di UNPAD.

Assalamulaikum warahmatullah wabarakatuh

Nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi’aati a’maalinaa. Man yahdihillahu falaa mudhillu lahu wa man yudhlilhu falaa hadiyalah. Allahumma sholli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa
Bismilahirahmanirahim.

Kaum muslimin muslimat Rahimakumullah, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt. Karena dengan nikmat-Nya, Ia masih memberikan kita kesempatan untuk hadir dalam acara mulia ini.

“Pada setiap malam, Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia. Ketika malam tinggal tersisa sepertiga terakhir, Allah berfirman, “siapa yang berdoa kepada-Ku, lalu Aku kabulkan doanya? Siapa yang minta kepada-Ku.Lalu aku kabulkan permintaannya? Siapa yang minta ampunan kepada-Ku, lalu Aku ampuni dia?” (HR. Muslim).

Mengapa disepertiga malam? karena di sanalah rasa cinta itu teruji. Sebab, bangun disepertiga malam bukanlah perkara yang mudah, godaannya begitu berat.

Tak semua orang rela menggadaikan sepertiga malamnya, untuk bangkit menyambut cinta Sang Pemberi Rahmat ini. Hanya pribadi yang mengerti makna cinta yang bersambut saja, yang segera memutuskan bangkit dari tidurnya lalu berwudhu dan menegakkan qiyamul lail. Setelah itu dengan penuh harap Ia memohon pada Allah, agar rasa cinta kepadaNya ini tak putus sampai di sini.

Rumah Singgah Kean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang