K2

63 4 1
                                    


Di ruang makan, berbagai makanan yang tersaji sudah di masak oleh nyonya rumah dan dengan rapih untuk menyambut kepulangan anak gadisnya.

"wah Bunda masak banyak banget" serunya yang takjub melihat berbagai macam hidangan ke sukaannya.

"iya donk..., Bunda sengaja masak banyak buat anak bunda yang sekian lama baru mudik, habis amnesia jadi baru ingat lagi sama tempat asalnya" jawaban Bunda sambil menyidir.

"iya iya maaaf, sekarang kan aku udah ada di sini lagi Bunda. janji deh nanti bunda gak bakal kesepian lagi" ucapnya merasa bersalah atas apa yang selama ini ia lakukan membuat mata indahnya berkaca-kaca, sekeika suasana menjadi hening.

Suasana yang awalnya ramai menjadi mellow. Menurut Zain andai di film India sebentar lagi mungkin sudah ada lagu yang berputar mengiringi adegan dramtis atau mungkin jika di film horor yang semalam ia tonton mungkin akan ada hantu yang tiba-tiba mencul fikirnya.

"Dek, tas lo ko ringan banget, lo juga ga bawa koper?" Zain berusaha mencairkan suasana .

"iya koper kamu kemana Dek?" Ayah yang tadi sempat heran menanyakan hal sama.

"baju kamu itu kenapa kotor" Bunda yang baru tersadar akan baju yang ia pakai kotor pun bersuara.

"gimana gak ringan orang isinya aja cuma oleh-oleh. Terus ini baju aku kotor kena tumpahan jus gara-gara orang itu jalan sambil main hp udah gitu orangya gak minta maaf lagi malah ngasih aku tisu, sebelum aku liat oangnya dia malah pergi dan parahnya lagi di taman waktu aku makan es cream malah ketumpahan. jadi double deh". ucapnya menggebu mengungkapkan kejadian yang di alaminya .

"kasihan anak ayah "

"miris banget sih kamu" Bunda menggelengkan kepala.

"sial banget nasib lo Dek" jawab Zein ikut-ikutan

"awasss lo bang, gak di kasih oleh-oleh baru nyaho" ancamnya.

"jangan dong , adik abang yang paling cantik kan orangnya baik hati. Jadi abang di kasih yah oleh-olehnya nanti berangkat ke sekolah abang anterin deh janji" Zein meraya Daisy agar di berikan oleh-oleh. "btw oleh-olehnya apa?" lanjutnya

"peyeum sama baju seratus ribu dapet tiga" jawab sang adik dengan eksprsi semanis mungkin membuat mereka terkejut dan menatapnya dengan tampamang lucu.

seolah tersadar dari ke terkejutannya Zein bersuara "WHATTT... gila lo jauh-jauh di bandung lama lagi tinngal di sana sekalinya pulang bawa oleh-oleh cuma itu yang gak seberapa? disini juga banyak kali". membuatnya mendapat jitakan dari ayah

"abang sama adiknya kok ngomongnya kasar" tegur Bunda memperingati.

"hehehehe... Khilaf Bun. habis nih anak ngeselin sih" jawabnya membela diri

"dih ko bawel. itu mah kalau Abang mau ya? kalau enggak ya udah" jawaban Daisy yang sengaja membuat abangnya kesal.

"ckckck... ngaku aja cucu kesayangan kakek nenek, bawa oleh-oleh cuma kek gituan. gak di kasih uang saku yah sama kakek dan nenek, lo nakal sih selama tinggal di sana jadi gak di sayang mereka lagi" decaknya

"enak aja di kasih dongggggg... nanti bilangin sama kakek dan nenek biar abang di coret dari daftar cucunya" belanya "lagian sengaja gak bawa banyak barang biar di sini beli yang baru heheheh" lanjutnya di iringi tawa.

"udah kalian jangan berantem Ayah pusing dengerin kalian"

"baju-baju serta keperluan kamu sudah bunda urus semua. Besok pagi kamu tinngal berangkat sekolah" Bunda memberitahu "sekarang lanjutkan makannya dari tadi debat terus" Bunda menggeleng melihat kelakuan dua anaknya yang hobi berdebat kalau sudah bertemu, lain halnya dengan anaknya yang satu lagi.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang