K12

42 4 1
                                    

hayyy ketemu lagi dengan author gaje...

author kembali hadir buat nepatin janji nih..

selamat membaca...


Cuaca hari ini cukup panas membuat jakarta yang sudah panas jadi lebih panas dengan adanya polisi dengan beberapa kendaraan berhenti di sekitarnya.

Rupanya beberapa polisi sedang melakukan oprasi di depan perempatan. Membuat orang-orang yang tak memiliki surat-surat kendaraan panik.

Beberapa diantaranya yang belum tertangkap memilih putar arah dan sebagian lagi pasrah. Seperti Revan contohnya, dia memilih pasrah dan menghadapi kumpulan polisi tersebut.


"Kenapa ga putar arah aja sih, depan kan ada polisi" Daisy mengomentari apa yang telah Revan lakukan.

"Gimana mau putar arah, gue mau nunjukin suatu tempat sama lo dan tempatnya itu ada di depan" jawab Revan sedikit kesal.

"Ya tapi kan ada oprasi Revaaaan, yang ada kita kena tilang. Emang ga ada waktu lain apa" Daisy gemas mendengar jawan Revan.

"Nanggung. Lo tenang aja"

Kini seorang polisi menghampiri mereka. Daisy turun dari motor yang di susul Revan.

"Selamat siang Dek? Bisa tunjukan surat kendaran'nya?" pak polisi yang ber'name tag Briptu Anggara melakukan tugasnya.


Hanya Daisy yang menjawab. Revan sendiri langsung memberikan surat yang di minta pak polisi tersebut. "siang pak" jawab Daisy

'Gak sama pelayan, gak sama polisi di sapa gak di jawab. Sombong' batin Daisi berbicara.

"Anda kami tilang. Dengan pasal berkendara di bawah umur beserta teman anda yang tidak memakai helm saat berkendara" ujar pak polisi dengan nama Briptu Anggara pada Revan.

Revan menengok ke belakangnya saat mendengar suara Daisy.

"OMG" Daisy menepuk jidat. Karena kecerobohan yang dia lakukan. Bisa-bisanya dia lupa membawa helm saat Revan menariknya di parkiran sekolah.

Ekspresi memelas dia perlihatkan saat pandangan matanya bertemu dengan netra hitam milik Revan.

Revan mengalihkan perhatiannya ke polisi sebelum ia lepas kontrol. Ingin sekali dia untuk mencubit wajah manis dan imut milik Daisy yang menurutnya seperti anak kecil yang polos.

Dia tidak peduli jika itu soal ia yang tak cukup umur untuk berkendara toh bukan cuma dia yang berkendara di bawah umur. Masih ada orang yang seumuran dengannya, lagi pula akan ada orang yang mengurusnya nanti.

"Gimana mau pake helm kalau bapak oprasinya disini" ucap Revan

"Lalu saya harus oprasi di mana? Di rumah kamu begitu?" cuaca panas dan belumnya makan siang membuat stok kesabaran pak polisi menipis.

"Coba kalau bapak oprasinya lebih ke depan. Saya bisa beli helm di toko itu dulu buat teman saya pakai" Revan masih menyangkal. Dia malah menyalahkan pak polisi dan tim nya yang melakukan tugasnya di samping toko yang menjual helm. Daisy yang melihat kelakuan Revan membuatnya melotot.

Pak polisi sudah lelah sejak tadi menghadapi orang yang berbuat salah namun tak mau di salahkan membuat kata formalnya yang sebelumnya di gunakan hilang.

"Bung, lo punya motor sport bagus gue taksir harganya bisa mencapai milyaran untuk sekelas Ducatti. Kenapa belikan helem buat cewek lo yang cuma beberapa ratus ribu harganya ga mampu?"

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang