K10

48 3 4
                                    


Kantin memang surganya para siswa dan siswi. Setelah lelahnya otak mereka bekerja menerima pembelajaran belum lagi jika mereka ngantuk di dalam kelas saat pelajaran berlangsung yang membuat konsen terasi terbagi.

Kini waktunya untuk beramal pada anggota tubuh. Makan agar cacing di perut tak berdemo, minum agar lebih tenang apalagi minumnya es bisa bikin seger dan satu lagi hal yang sering di lakukan setiap pelajar di jam istirahat. Apalagi kalau bukan berghibah.

Menggosipkan orang yang berlalu lalang sambil membicarakan orang yang menurutnya beda dari yang lain entah tampan atau cantik, jelek atau burik.

Istilahnya terlalu mencolok tak luput dari pengelihatan pasti mereka bicarakan. Ada yang diam diam mencari orang yang dia suka meski sebenarnya doi bukan pacarnya namun cukup menurutnya sebagai vitamin penyemangat untuk belajar selanjutnya.

Disana, tempat Hlaza berkumpul. Dua buah meja dengan bangku panjang di antarnya yang berada di dekat jendela dimana itu adalah tempat yang tidak boleh di tempati orang lain.

Di meja itu ada Bastian, Ardi, Jonatan, mereka anggota yang cukup dekat dengan Revan, Rendra, Alvaro dan Andra sama seperti Rangga, Alan dan Samuel yang sedang membeli makan untuk mereka.

"Man, Roy bikin ulah lagi" Ardi memberikan informasi yang dia dengar dari anggota Hlaza yang lain.

"Kali ini apalagi yang dia lakukan Di?" Alvaro bersuara mewakili yang lain.

"Dia lagi pedekate sama anak musuh sekolah kita" Bastian menjawab tanpa mengalihkan pandangan matanya dari layar hp yang menampilkan sebuah game.

"Dari mana lo tau" Rendra bertanya.

"Tau lahhh,.. Semalam gue, Ardi, Rangga sama Sam lihat dia di club biasa kita datangi"

"Jadi orang sok kegantengan, muka diskonan aja belagu" Andra yang jengah dengan tingkah yang sering di lakukan Roy merasa muak saat mendengarnya.

"Menurut gue, kayanya sih mereka dah lama jalin hubungan"

"Lo bilangin sama dia dong Di, suruh cari anak sekolah lain yang ga ada konflik sama sekolah kita?" Alvaro yang memang paling bijak menyarankan agar tak menjadi konflik di kemudian hari.

"Ogah gue, semalam kita nyaranin gitu dia malah nyolot" Ardi menolak permintaan Varo. Kini pandangan matanya menatap ke arah Revan yang sejak tadi melihat ke arah seorang gadis yang mencari tempat kosong dengan membawa mangkuk di tangannya.

"Gimana Van" Andra bersuara melihat Revan yang tak bersuara.

"Biarkan" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari gadis yang kini berjalan ke arahnya.

Mendengar jawaban Revan yang seperti itu sudah biasa bagi mereka dan itu berarti tinggal menunggu waktunya bagi seorang Revan memberikan pelajan pada Roy.

Gadis itu langsung duduk begitu sampai di kursi kosong dengan meja panjang berbeda dari meja-meja lain.

Daisy menuangkan empat sendok sambal pada mangkuk berisi bakso miliknya. Sementara Afra, Talita dan Icha mereka langsung menghampiri Daisy saat di lihatnya Daisy telah menempati meja wilayah Hlaza.

"Lama lo pada, ayo duduk gue dah cari tempat kosong buat kita!" Daisy anteng mengaduk sambal pada mangkuk yang berisi bakso dan protes pada ketiga sahabatnya begitu mereka sampai.

Suasana kantin yang tadinya ramai seketika menjadi tenang meski terdengar suara yang berbisik-bisik.

Belum sempat Icha Afra dan Talita berbicara mereka di kejutkan dengan hadirnya Cantika beserta dayang-dayang yang langsung menyiram Daisy dengan minuman yang di dapat dari meja lain tanpa permisi sebelum menghampiri Daisy.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang