K15

34 3 1
                                    

Bell tanda pergantian jam belajar berbunyi. Kini jam pelajaran ke tiga sampai dua jam ke depan untuk mapel fisika di mulai.

"Buka PR kalian minggu kemarin dan bawa maju ke depan meja Ibu" Bu friska masuk ke kelas XII IPA 4 membuat Daisy dan para sahabatnya kelimpungan.

Semua siswa dan siswi berhamburan menyimpan buku di tempat yang sudah di tunjukan.

"Mati aku. Lupa belum sempat kerjain" Afra menepuk jidatnya frustasi.

"Pantesan anak-anak tadi pagi pada berkelompok ternyata lagi nyalin PR. Gue kira lagi pada gosip" Icha berkomentar dengan suara nyaris seperti bisikan.

"Gue apa lagi. Buku aja di pinjam nih anak, mana tau ada PR" Talita menujuk pada Daisy dengan dagunya.

"Sorryyy" ucap Daisy merasa bersalah.

"Santuyyy" jawab Talita menepuk bahu Daisy pelan.

"Ya udah sih paling juga di hukum"

"Tenang! Kita di hukum juga rame-rame"

"Semuanya sudah di kumpulkan anak-anak" tanya Bu Friska.

"SUDAH" seru semua murid di dalam kelas kecuali ke empat murid yang sedang menundukan kepala mereka.

"Baik. Ibu hitung dulu buku yang sudah di kumpulkan" Bu Friska mulai menghitung membuat isi kelas hening seketika.

Bu Friska termasuk guru yang cukup tegas. Apa bila beliau memberikan printah namun tak di taati oleh siswanya beliau akan ngambek. Kalau jaman sekarang Baper istilahnya. Padahal umurnya lebih dari kepala tiga.

"Ada yang belum mengumpulkan? Kenapa ada 34 buku? Berapa jumlah siswa? Siapa yang tidak masuk?" Bu Friska mengajukan pertanyaan beruntun membuat nyali para siswa menciut.

"Jumlah siswa ada 37 siswa Bu, ada penambahan 1 siswa jadi total 38 siswa" Yogi sebagai ketua kelas menjawab mewakili teman-temannya.

"Ada yang tidak masuk?" Bu Friska kembali bertanya namun tak ada yang menjawab.

Daisy, Afra, Talita dan Icha berdiri ke empat nya mengacungkan tangan dengan perasaan takut bercampur deg-degan.

"Kenapa?" Bu Friska menaikan intonasi suaranya.

"Maaf, kami tidak mengerjakan PR Bu" Icha menjawab sambil menunduk dan di angguki yang lain.

"Kalian maju ke depan" printah Bu Friska.

Mereka berjalan saling mendorong untuk berada di depan.

Sampai di depan mereka berdiri di depan papan tulis dengan formasi Icha yang berada di samping sebelah kiri Bu Friska. Di sebelah kiri Icha ada Talita, Afra kemudian Daisy menjadi formasi terahir.

"Icha, Talita, Afra-," jedanya "Kenapa kalian tidak mengerjakan tugas yang Ibu berikan" lanjutnya.

"Lupa Bu, maaf" jawab Icha

"Buku Afra hilang Bu, maaf" Afra menjawab dengan suara lirih.

"Kamu Talita! Kenapa kamu tidak mengerjakan PR? Diantara mereka kamu yang lebih sering mengerjakan tugas. Apa alasan kamu tidak membawanya?". Bu Friska menggelengkan kepala.

"Maaf Bu, buku saya ketinggalan" ucapnya takut.

Bu Friska mengalihkan pandangannya yang semula pada Talita menjadi Daisy "Kamu siapa?" pertanyaan Bu Friska yang mendadak membuat Daisy bingung.

"Hem.. Saya" Daisy menunjuk diri sendiri.

"Iya kamu. Siapa lagi yang tidak mengerjakan PR!" Bu Friska dengan suara tegasnya mencoba bersabar.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang