K9

48 3 4
                                    

Saya berjanji akan vote atau komen

Hayooo siapa yang sudah ngucapin tapi engga di lakuin tidurnya bakalan gelisah belum bayar hutang janjinya.

Pagi ini Revan dan ke tiga sahabatnya berada di parkiran sekolah yang di gunakan kusus untuk mereka. Tempatnya berada di samping parkiran kusus bagi guru beserta staf mengajar lain. Meski bell masuk sebentar lagi di mulai, namun mereka masih bersantai duduk di atas motor sambil berbincang dan tak menghiraukan keadaan di sekitarnya.

"Eh eh lihat deh, itu ada Hlaza. Andra gemesin banget sih.. Wajahnya ituloh unyu banget kepingin bawa pulang ih" tunjuk siswi yang melihat mereka.

"Gilaaa... Mereka makin cakep"

"Coba gue punya pacar kaya mereka"

"Itu Rendra manis banget sihhh senyumnya. Jadi ingin nyubit"

"Ka Varo keren. Kalau di pandangi wajahnya bikin hati adem"

"Ka Revan lebih keren cool lagi. Sayang tidak pernah senyum plus auranya horor bikin merinding orang yang di tatapnya"

"Kapan kita kaya mereka, di gilai banyak cewek"

"Yoi bro.. Gak perlu ngejar cewek dengan senang hati datang tanpa di minta"

"Apalah kita yang hanya orang tak mampu"

Begitulah bisikan dari beberapa siswa dan siswi yang masih bisa di dengar oleh si pemilik nama, namun mereka acuhkan ada pula sebagian dari mereka yang curi-curi pandang saat melihatnya.

"Roman udah gak nantangin lo balap lagi Van. Apa mungkin dia lelah" Alvaro mengalihkan pembicaraan yang semula membahas otomotif.

"Dia malu kali sob, ya gak..?" jawab Andra atas pertanyaan yang di ajukan Alvaro pada Revan.

"Betulllll man... masi nangis mungkin gegara kalah, sebel gue liat tu bocah. Kaya gak ada hal lain yang bisa di jadikan bahan taruhan aja. Pake taruhan cuma pake boxer di depan umum lagi emang yang nonton cuma rumput doang, ini'kan yang nonton banyak bukan cuma manusia kali aja tantenya Varo ikutan lihat" Jika teringat tentang beberapa malam lalu Rendra menjadi emosi.

"Emang tante gue ada yang lihat Ren. Siapa?" Varo penasaran siapa tante yang di maksud Rendra.

"Tante Kun"

"Maksudnya..? Emang tante gue ada yang nama tante Kun"

"Tauuuu... situ yang jadi keponakan"

"Gak ada" Varo yang belum mengerti menjawabnya sambil berfikir.

"KUNTI begeee" Andra yang gemas melihat ke tulalitan Varo menarik telinganya yang kebetulan berada tepat di samping motornya.

"Aw..aw..aw.. Sakit babi. Putus telinga gue" rintihnya membuat andra menarik tangannya.

"Bego sihhh" Rendra menjawab sambil cengengesan "lagian di suruh siapa remehin Revan. Anak sultan di lawan, bener gak boskuh" Rendra menaik turunkan alisnya saat Revan melihatnya.

"Hemmm" jawab Revan mengahiri

Dari arah blakang sebuah motor matic berwarna hitam merah menghamipiri mereka dan parkir persis berada di sebelah motor Revan yang saat itu posisinya berada di pinggir. Dari penampilannya menjelaskan bahwa dia seorang gadis.

 Dari penampilannya menjelaskan bahwa dia seorang gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang