K17

28 3 0
                                    

maaf baru nongol lagi

masi adakahah yang inget cerita ini

buat yang nungguin aku atau ceritanya... 

HAYYYYYY ..... apa kabar?

Ini ada sedikit lanjutan kemarin yang kepotong

happy reading guys..


#####


"Revan gue bosan" sejak tadi Daisy terus merengek ke bosanan infus di tangannya sudah dokter Anisa lepas.

"Tunggu. Baru juga di telpon" jawab Revan

"Nih lanjutin permainan gue" perintahnya.

"Gak mau. Gak ngerti juga lagi mainin apa, lawan sama kawan sama saja" Daisy tak mengerti permain yang di sodorkan Revan yang pasti itu jenis permainan perang perangan membuatnya menolak.

"Mending mainan Run Race (tuyul lari-lari) kalau menang si tuyul joged-joged. Lucu tau!"

"Anak kecil" jawab Revan melanjutkan permainan yang tertunda.

"Mereka tega banget sih. Masa cuma gue yang pingsan sementara yang ngga, padahal kita di hukum juga kan bareng-bareng" adunya

Revan sudah menjelaskan apa yang di alami Daisy sampai ia bisa berada di tempat ini termasuk dengan dia yang mengusir sahabat Daisy juga siapa pelaku yang entah dengan sengaja atau tidak pelaku pelempar bola hingga mengenai kepala dan membuatnya tak sadarkan diri adalah Roy. Orang yang sebelumnya terlibat sedikit permasalahan. Itu menurutnya.

Drttt Drttt

"Hmm" Revan mengangkat telpon. Menjawab dengan sangat singkat tanpa salam.

"Lo niat angkat telpon apa nggak sih? Jawab 'hmm' doang. Awas aja kalau lo telpon gue dan jawaban lo singkat singkat kek gitu, ogah gue angkat telpon Lo" peingatan sekaligus perintah Daisy.

Sebelumnya saat Daisy sedang memainkan game tuyul Revan mengambil paksa hp untuk bertukar nomor ponsel.

"Bawel Lo. Ayo cepet katanya mau pulang" Daisy turun dari brangkar, Revan membantunya dengan memapah merangkuklkan tangan Daisy ke lehernya. Beruntung Daisy memiliki tubuh ideal dengan tinggi yang lebih dari cukup untuk seorang cewek.

Kepalanya yang masih kliyengan membuat jalannya lambat. Rasanya sejak tadi Revan sudah berjalan cukup lama namun jangankan untuk sampai ke parkiran dia bahkan baru keluar dari klinik. Untung dia sudah menelpon orang suruhannya untuk membawakan mobil ke sekolah.

"Ckk... kelamaan"

"Aaaaaaaaa" Daisy refleks menjerit mengalungkan tangannya ke leher Revan, menyembunyikan wajahnya di dada Revan.

Jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Sudahkah ia jelaskan sebelumnya jika cowok yang sedang menggendongnya itu sangat sangat tampan.

Apa lagi dari jarak sedekat ini membuat ke tampan nya terlihat lebih jelas.

Kalau belum biar Daisy jelaskan sedikit informasi tentangnya.

Mata berwarna hitam pekat tidak besar dan tidak terlalu kecil untuk di katakan, dengan ujung kelopak mata yang menyipit membuatnya seperti elang yang sedang mengintai mangsa.

Rahang tegasnya.

Memiliki kulit putih nyaris seperti susu.

Hidung mancungnya bak prosotan.

Bahu yang kekar seoalah mampu memilkul beban seberat apapun.

Kulit seputih itu dengan hidung mancung bahkan tak di milikinya.

Dan jangan lupa ia bisa merasakan adanya kotak-kotak di perut.


'muka dia kok putih mulus baget sih. Gak ada jerawat atau komedo sama sekali'

'jangan sampai ada komedo apa lagi jerawat di muka gue. Bisa kelihatan dari jarak sedekat ini'

'Dan kenapa? Apa karena kepala gue yang kena bola gue jadi punya riwayat jantung ya? Kok jantung gue kaya habis lari maraton' fikirnya. Daisy menggelengkan kepala untuk mengembalikan kesadarannya.


"Van? Lo punya riwayat jantung ya?" tanya Daisy yang mengangkat kepalanya.

"Gak. kenapa?" jawab Revan masih berjalan.

"Apa kalau kepala kena bola efeknya ke jantung ya?"

"Gak tau. Gue bukan dokter. Kata dokter Anisa lo ga papa kok, kenapa jantung lo sakit?" tanya Revan panik yang menghentikan langkahnya.

"Enggak" jawaban polosnya membuat Revan menghembuskan nafas yang beberapa detik lalu ia tahan tanpa sadar. Dia menggelengkan kepala dan melanjutkan jalannya. Dari sini dia dapat melihat mobilnya berada.

"Tapi kenapa ya jantung gue deg-degan kencang saat ini?" matanya terus menatap cowok yang sedang menggendongnya ala kadal.

Revan yang mendengar pertanyaan yang dia sendiri sulit untuk menjawabnya hanya menundukan wajahnya.


Huffft

Revan meniup wajah Daisy sebagai pengalihan membuat matanya berkedip.

"Jantung Lo juga bedetak sama kencangnya kaya gue"



mobil yang di pake Revan anteri Daisy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mobil yang di pake Revan anteri Daisy


pendek? ga papa

sengaja namanya juga lanjutan yang kepotog hehehe

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang