Chapter 10

400 59 8
                                    

Di tengah malam Yeosang terbangun dan melihat Y/n yang tidur sampil duduk di samping ranjangnya, sedangkan Eunsang tidur di sebuah sofa di sana.

Yeosang turun dan menghampiri Eunsang mengangkatnya walaupun tangannya terasa sakit dan memberingkan di ranjang, Yeosang juga perlahan mengangkat Y/n membaringkannya juga di ranjang yang muat untuk berdua. Lalu Yeosang melihat tangannya yang berdarah lagi dan ia menahan sakit pada lengannya.

Yeosang menyelimuti Y/n dan Eunsang namun mata Y/n terbuka dan melihat lengan yeosang yang berdarah lagi dia langsung bagun dan menarik tangan yeosang.

"kau tidur lah, lenganku baik-baik saja" Ucap yeosang membaringkannya lagi tapi Y/n bagun bergegas turun.

"kau mengangkatku sampai tanganmu berdarah lagi" Y/n membukan perban dan dia beru melihat berapa dalam Yeosang menyayat lengannya. Y/n langsung menatap yeosang dengan mata yang berkaca-kaca.

"kau bilang baik-baik saja?" Y/n memencetbel untuk memanggil suster dia tahut jika dia bisa salah. Tak lama suster datang.

"sus lengannya berdarah lagi" ucapmu, suster langsung mengambil alih untuk memperban dan memberi obat, dan mengingatkan yeosang, Setelah selesai suster pergi, y/n masih mentap yeosang dengan wajah khwatirnya.

"kau seharusnya bisa menjaga dirimu sendiri jangan malah menyakiti diri sendiri. Bagaimana jika aku dan eunsang pergi" Yeosang diam. Pergi di pikiran yeosang adalah meninggalkannya entah itu kemana.

"apa jika aku sembuh kau akan pergi meninggalkanku" Y/n mengangguk dan duduk di Sofa.

"Jika begitu aku akan menyayat lenganku yang satunya biarkan saja tidak sembuah aku ingin terus bersama kalian berdua" ucap Yeosang mengambil sebuah pisau buah di atas nakas, mendengar itu Y/n beranjak dan mengambil pisau itu dari tangan Yeosang.

"kau bersikap seperti anak kecil kenapa? Apa dengan mengakiti diri sendiri akan membaik, yeosang aku tidaj pernah suka kau seperti ini. Semuanya ini terjadi karena kau sendiri hiks" Y/n meletakan pisau di atas nakas.

"Seharusnya aku tidak datang kesini, mungkin lebih baik. Kau sudah sadar dan kau bisa bersama W..." Y/n menghentikan ucapannya teringat Wendy yang di bawa ke UGD, tidak tahu keadaanya seperti apa.

"dia menunggumu hingga sadar dan pergi sampai dia sekarang berada di UGD. Entah bagaimana keadaanya" gumamu tapi masih bisa terdengaf oleh Yeosang. Dia segera keluar dari kamernya dan berlari menuju UGD menanyakan pada beberapa perawat.

"kau masih peduli padanya Yeosang" ucap Y/n saat melihat Yeosang pergi menemui Wendy dengan wajah khwatir.

Sampai dimana Yeosang melihat dari kaca UGD dia melihat Wendy terbari pucat semua alat bantu di tubuhnya di lepas.

Yeosang masuk banyak yang menahanya tapi dia tidak peduli dengan orang-orang yang menahanya. Tepat di sebelah terbaringnya Wendy, matanya mulai berkaca-kaca.

"apa dia selamat? Kenapa kalian diam saja" ucap Yeosang.

"mahan maaf anda siapa? Apa anda keluargannya?" tanya dokter disana yaosang diam masih terpaku pada wendy.

"Saya suaminya dok" ucap Yeosang. Y/n yang tadi mengikuti Yeosang tersentak mendengar pengakuan Yeosang kepada dokter.

"Suaminya. Maaf kami tidak bisa menyelamatkan istri dan anak dalam kandungannya" Yeosang menatap dokter dengan tidak percaya. Seketika Y/n langsung pingsan dan di tangkap oleh suster-suster di sana dan di baringkan di ranjang.

"Dia hamil?" tanya Yeosang dan di angguki oleh Dokter, yeosang kemas seketika.

Kamu bagun dan langsung duduk di ranjang menoleh ke sebelah Eunsang duduk di sampinngmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu bagun dan langsung duduk di ranjang menoleh ke sebelah Eunsang duduk di sampinngmu.

"dimana papimu?" tanyamu pada Eunsang.

"papi pergi ke pemakaman tante wendy, mami udah pingsan hanpir 5 jam" kamu memukuli kepalamu sendiri merasa telah di bodohi selama ini.

"Jadi kau sudah menikah dengan Wendy" batinmu.

"mami nggak apa-apa, apa kepala mami pusing" kamu menggeleng dan turun dari ranjang. Menggendong Eunsang agar segera pergi dari sana untuk menghadiri pemakaman Wendy.

Sampai di pemakaman kamu hanya melihat Yeosang di sana, kamu menghampiri dan memberikan kalung yang di titipkan oleh wendy hanya itu tujuanmu.

"ini kaluang Wendy" ucapnya dan kamu mengangguk menatap yeosang.

"aku tidak tahu kapan kalian menikah? Untuk apa kau mengancamku agar tidak meninggalkanmu sendangkan istri ke 2 mu itu bisa merawat dan kau kenapa ingin bunuh diri di saat Wendy hamil apa kau tidak tahu dia hamil? Kau suminya kan? Seharusnya kau tahu. Dan satu kau belum menceraikan aku bagaimana bisa kau seenaknya menikah" ucapmu dengan oeluh amarah.

"maaf. Tapi aku benar-benar tidak ingin kau meninggalkanku" ucap Yeosang .

"aku terlalu bodoh yeosang mempercayai semua orang yang sebenarnya sedang membodohiku, bahkan suamiku sendiri terbamasuk di dalamnya hiks hiks" ucapmu air mata mulai membasahi pipi.

"aku tidak akan meninggalkanmu, tapi jangan harap aku mau memafkanmu" ucapmu dan pergi membawa Eunsang.

Maaf gak jelas baget alurnya tapi aku usahain buat memperbaiki alur di chapter selanjutnya oke jangan lupa vote dan komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf gak jelas baget alurnya tapi aku usahain buat memperbaiki alur di chapter selanjutnya oke jangan lupa vote dan komennya...

See u

My Husband Kang Yeosang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang