2

34 4 0
                                    

Sesampainya dirumah Samara cepat-cepat menuju kamarnya dan bergegas mencuci jaket jeans yang terkena sedikit noda darah, ia bahkan sempat mencari di mesin pencarian, bagaimana cara menghilangkan noda darah pada jeans. Tapi sepertinya noda darah sangat sulit sekali untuk hilang walaupun Samara mencoba berbagai trik. Jadi Samara menyerah karena putus asa.

Jangan tanyakan dress peachnya, karena memang nodanya lumayan banyak dan sudah pasti tidak bakalan hilang, Samara terpaksa membuangnya walaupun ia sangat suka dengan warna dress itu, tapi itu memang salahnya. Seharusnya ia mengenakan baju berwarna hitam hari ini.

Karena sudah siang, Samara memilih untuk tidur saja karena walaupun hibernasinya tertunda setidaknya ia bisa menghabiskan sisa harinya. Masalah jaket jeans itu biar nanti saja dipikirkan lebih baik tidur dulu saja.

Tidak lebih satu jam Samara terbangun karena merasa lapar, ia lalu berniat untuk turun kebawah dan makan sesuatu yang ada di dapur.

Tapi ketika turun ia melihat papanya yang sedang duduk didepan televisi sedang menonton berita dari satu stasiun berita terkenal.

"Hi sweetie!" Sapa papanya hangat menatap Samara yang turun dari atas.

"Papa kok udah pulang?"

"Iya, kan di rumah mau ada tamu sayang, bukannya mama kamu udah ngasih tau?"

Samara duduk di samping papanya lalu mencomot kentang goreng yang ada di atas meja lalu langsung memasukkannya kedalam mulutnya.

"Iya, mama bilang tapi aku pikir papa nggak bakal pulang se-siang ini"

"Pekerjaan emang gak terlalu banyak jadi papa bisa pulang cepat. Kamu bantuin mama kamu aja sana, lama lama disini cemilan papa abis sama kamu!" Ucap papanya ketika menyadari kentang gorengnya mulai berkurang sedangkan Samara hanya tertawa lalu berjalan menuju dapur.

Di dapur ia mendapati mamanya yang sedang sibuk menyiapkan berbagai jenis masakan, mamanya tidak biasanya akan sesibuk ini menyiapkan makanan, Samara bertanya-tanya seberapa penting tamu yang akan datang malam ini sampai mamanya sangat sibuk seperti ini.

Tapi ya sudahlah, sepertinya tidak akan berhubungan dengannya juga, jadi ia memilih membantu mamanya saja. Tapi ketika Samara menawarkan diri untuk membantu, Samara hanya disuruh memotong motong wortel dan beberapa sayuran lainnya.

Akhirnya ia keluar dari dapur karena ia sudah kenyang dan memang jasanya tidak diperlukan lagi dan ia memang rencanannya akan bermalas-malasan selama beberapa jam dulu sebelum ia melaksanakan perintah mamanya.

Kata mamanya jam empat nanti ia disuruh mandi dan berdandan rapi untuk menyambut tamu yang dikatakan mamanya. Yang tentu saja hanya diiyakan dengan malas oleh Samara dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Pukul empat tepat, Samara turun dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi dan melalukan ritual siap siapnya.

Selang satu jam Samara sudah berdandan rapi seperti yang dikatakan oleh mamanya, ia mengenakan long dress satin berwanra navy yang tampak indah dipadukan dengan warna kulitnya yang putih, dan seperti biasa ia menggerai rambut bergelombangnya, tambahan anting berbentuk setengah bulan berwatrna perak menambah cantik penampilannya.

Setelah dirasa sudah cukup, Samara keluar dari kamarnya lalu berjalan kebawah, disana mamanya sedang mondar mandir menyajikan makanan dimeja makan yang hampir dipenuhi oleh macam macam makanan yang melihatnya saja Samara langsung lapar.

"Eh anak mama udah siap duduk sayang, kita tunggu tamunya datang dulu ya, mereka sudah dijalan." Sapa mamanya sambil menata piring piring itu agar terlihat cantik.

Sementara papanya hanya terkekeh melihat mamanya yang sibuk mondar mandir memakai dress berwarna hitam elegan yang terlihat cantik.

"Itu kayaknya mereka, bibii anterin tamunya kedalem ya!" Suruh mamanya berdiri didepan meja makan karena mendengar bel pintu berbunyi.

SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang