8

16 3 1
                                    

Satya keluar dari kamar mandi selama setengah jam, ia memang memilih berlama lama dikamar mandi karena pasti akan canggung sekali ketika ia keluar. Ini adalah malam pertama mereka dan semua orang tau apa yang terjadi ketika malam pertama.

Tapi ketika keluar Satya melihat Samara sudah tertidur nyenyak di atas ranjang, rupanya perempuan itu benar benar kelelahan setelah pernikahan mereka.

Jadi sekarang Satya yang bingung apakah harus tidur seranjang dengan perempuan itu atau tidur di sofa, ia adalah laki-laki normal dan ia takut saja jika ia akan khilaf jika tidur seranjang dengan perempuan secantik itu, dan jangan lupakan baju tidur yang dikenakan Samara begitu terbuka.

"Tapi kan udah sah, kayaknya khilaf dikit nggak bakal dosa." Ucap Satya dalam hati lalu naik keatas ranjang.

Tapi tetap saja, ia masih belum bisa tertidur, mungkin karena ini pertama kalinya ia tidur dengan seseorang karena terakhir kali ia tidur bersama adalah ketika ia di sekolah menengah pertama dan itupun bersama kakaknya, Aksa dan Surya.

Satya memandangi atap kamar tidurnya tapi kadang juga menatap kearah Samara yang tidur menghadap kearahnya. Dua bulan sangatlah singkat untuk mengenal bagaimana pribadi seseorang. Satya mengambil kesimpulan bahwa Samara adalah pribadi yang hangat dan tenang, sangat sama dengannya, tapi Satya tak pernah tau apa yang ada dalam pikiran perempuan itu, semuanya terasa asing dan penuh misteri.

"ASTAGAA!" Satya hampir terlonjak karena tiba-tiba Samara berteriak.

Tadinya Satya pikir Samara hanya pura pura tertidur tapi ketika melihat lebih dekat lagi, perempuan itu tertidur sangat nyenyak, jadi ia simpulkan Samara tadi mengigau tapi hampir membuat jantungnya melompat.

Karena lama lama menatap kearah atap kamar, Satya kemudian menggantuk dan tertidur.

.....

Cahaya matahari masuk melalui celah kecil dari tirai putih yang dipasang di jendela kamar itu membuat Samara mulai terusik dan membuka matanya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang laki-laki yang tertidur nyenyak di sampingnya, kemudian ia mengingat bahwa sekarang ia adalah seorang istri dari Arisatya Wijaya.

Mungkin karena terganggu juga dengan cahaya matahari, Satya perlahan membuka matanya dan mulai mengumpulkan kesadaran.

"Good morning" sapa Samara sambil tersenyum ketika Satya membuka matanya.

"Good morning" jawab Satya masih terlihat mengantuk

"Pemandangannya masih asing kan?" Tanya Samara masih tersenyum kearah Satya

"Yah, asing sekali ketika baru membuka mata ada perempuan cantik mengatakan selamat pagi"

"Well, I wasn't expect that, Kamu gak keliatan kayak laki-laki yang jago gombal." Samara tertawa renyah ketika Satya mengatakan itu.

Setelah percakapan singkat mereka Satya kemudian melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi yang artinya mereka harus kebawah untuk sarapan pagi.

....

Setelah selesai bersiap-siap Satya dan Samara turun ke bawah untuk sarapan, sampai anak tangga terakhir suara sapaan Devina ibu mertua Samara mengema di seantero ruangan

"Good morning sweetie," Sapaan yang sangat riang dari Devina membuat semua pasang mata melihat kearah mereka

"Wah, Satya kok keliatan masih ngantuk" kata kakaknya Aksa sambil teryawa melihat wajah Satya.

Satya hanya melengos lalu duduk dikursi dan di ikuti oleh Samara yang duduk di sampingnya.

"Kayaknya semalam seru banget tuh," sambung kakak pertamanya Surya sambil tertawa keras membuat Satya hanya mendengus.

SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang