3

22 4 0
                                    

Bisa kita ketemu di cafe pertama kita ketemu siang ini?"
-Satya

Pagi-pagi sekali Samara sudah pusing setelah menerima pesan itu, setelah melihat siapa pengirimnya Samara langsung mengingat fakta bahwa ia tiba tiba dijodohkan. Dan dengan laki laki yang bahkan baru sekali ia temui, ia bahkan hanya tau nama laki laki itu dan membayangkan bahwa mereka akan berakhir bersama nantinya membuat Samara mulai stress, bahkan pagi ini ada jerawat yang entah darimana muncul di dahinya.

Sepertinya mamanya memang benar benar ingin dia cepat-cepat menikah, padahal ia baru 25 tahun, itu masih sangat muda tapi tentu saja umur 25 itu sudah pasti dianggap tua oleh standar masyarakat. Yah pada akhirnya society selalu membuat standar yang tak jelas.

"Good morning sweety!" Sapa papanya yang sedang duduk didepan meja makan seperti biasa menunggu mamanya selesai memasak.

"Morning, mama yang ngasih nomer aku ke laki-laki itu?" Belum juga duduk Samara sudah mencecar mamanya dengan pertanyaan.

"Dia punya nama sayang, Satya. Nama dia Satya, dan iya mama yang kasih, dia bilang dia butuh itu jadi tentu mama kasih, lagipula dia calon suami kamu kalo kamu lupa"

"Argggghhh, gausah ingetin. Dahlah aku sarapan diluar aja. Dah!" Lalu Samara berlalu karena kesal dan tak mau lebih kesal sebelum keluar dari pintu rumah ia masih mendengar suara teriakan mamanya menyuruhnya sarapan dulu.

Samara tiba di tempat pemotretannya pagi ini, disana sudah ada Ann, managernya. Tempat pemotretannya itu sudah berisi banyak orang seperti cameramen atau make up artis.

Samara kemudian berganti pakaian untuk pemotretan hari ini. Kemudian didandani dan langsung melakukan sesi pemotretan. Kali ini untuk suatu majalah dan hanya beberapa foto jadi mungkin tak akan memakan waktu terlalu lama.

Setelah selesai, Samara beristirahat sebentar di atas sebuah kursi yang memang sudah disediakan. Kemudian Ann menghampirinya dan memberikan segelas kopi yang memang sudah dimintanya.

"Kamu tampak banyak pikiran, memangnya masih patah hati sama Eric?" Ucap Ann sambil tertawa melihat raut wajah Samara yang langsung kesal setelah mendengar nama Eric disebut.

"Gausah ketawa ya Ann, karena kamu kayaknya harus cari kerjaan lain mulai dari sekarang" ucapan Samara langsung membuat Ann menatap horror kearahnya

"Maksud kamu? Kamu mau mecat aku?"

"Enggak, tapi kayaknya aku bakalan pensiun dari dunia modelling"

"Hah maksud kamu?" Ann memang berbicara dengan tidak formal kepadanya karena usia mereka hanya terpaut tiga tahun saja jadi mereka berbicara seperti sahabat karib.

"Aku kayaknya bakalan nikah"

"Bercanda kamu gak lucu Semi, kamu baru putus dari mantan dua tahun kamu yang ngehamilin cewek lain, gimana ceritanya kamu bakalan nikah? " Ann yang hanya menanggapi dengan tawa kecil kemudian terdiam dan menatap Samara yang terdiam.

"Jadi beneran?, but how??"

"Aku di jodohin, kamu tau keluarga Wijaya kan" pertanyaan Samara hanya di balas anggukan oleh Ann sampai mungkin dia mulai paham dan hampir menjerit sebelum Samara menutup mulutnya.

"Really? Wijaya group? , kamu gak lagi bohongin aku kan"

"Apa untungnya sih bohongin kamu?" Lalu mengalirlah cerita Samara yang akan dijodohkan dan latar belakang ia akan dijodohkan dan kenapa ia sampai bilang bahwa ia akan pensiun dari dunia permodelan, membuat Ann hanya terdiam sambil sesekali melebarkan mata.

"Aku gak tau mesti bahagia atau sedih ngedenger ini, tapi yang pasti aku doain yang terbaik buat kamu"

"Hmm, setelah ini jadwal aku kosong kan?"

SamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang