Setelah beberapa menit berbincang-bincang bersama, aku baru sadar jika asas kekeluargaan dapat kutemukan dengan mudah di sini. Kami begitu dekat di ruang tengah ini, terutama Taehyung dan Yoongi. Mereka terlihat lebih dari seorang teman dekat, tapi ketika kutanya apakah mereka sepupuan jugaㅡkeduanya kompak menjawab 'tidak'.
Diam-diam aku mulai menjadi bimbang dan penasaran, bimbang karena ada sesuatu yang mengganjal,dan penasaran terhadap apa maksud dari perlakuan Taehyung padaku di dua hari terakhir. Apakah dia mendekatiku hanya untuk membuatku merasa nggak sendirian atau karena dia ingin memperbaiki hubunganku dengan Yoongi.. Terlepas dari rasa bimbang dan penasaranku, seharusnya aku senang karena hubunganku dengan Yoongi kembali baik-baik saja. Namun ada sedikit keresahan yang entah apa sebabnya, karena keresahan itu muncul setiap kali aku menangkap sorot mata Taehyung yang lurus padaku. Aku menghela napas panjang, mengalihkan pikiranku dengan memusatkan perhatian pada Lucas dan Jimin yang sedang berenang di kolam. Melakukan gaya bebas, kemudian mengambang di permukaan. Lalu Jaehyun ikut bergabung, disusul Oje dan bisa kalian asumsikan mereka akan seperti hewan bekicot yang menempel di dinding kolam sambil berpelukan.
"Kamu nggak berenang?" Tanya Yoongi yang datang dari dalam bertelanjang dadaㅡhanya memakai boxer hitamnya seraya memegang segelas air putih yang kemudian ia teguk. Selama itu aku memerhatikannya.
"Nggak, aku kurang enak badan." Dustaku.
Yoongi menaruh gelasnya di meja kecil di sebelahku. "Istirahat aja kalo capek, nanti malam kan katanya mau ke alun-alun sama anak-anak." Ucapnya sembari berjalan dan menuruni anak tangga teras. Mataku mengikutinya hingga ia menceburkan diri, disambut seruan para antek-antek itu.
Nggak lama aku mendengar langkah kaki yang ramai dari dalam, suara itu semakin dekat sampai akhirnya muncul tubuh-tubuh seksi yang dibalut celana pendek dan baju transparan. Nayeon, Jihyo, dan Wendy. Aku hanya tersenyum simpul ketika mereka menyapaku dan bertanya mengapa aku nggak ikut bergabung di kolam. Rasanya aku lagi nggak mau ngeluarin suara apapun sekarang, suasana hatiku lagi-lagi memburuk. Seakan-akan terlalu bersemangat, mereka berebut untuk menuruni anak tangga teras. Kuperhatikan saat satu persatu dari mereka melompat payah ke dalam kolam, tentu seruan para lelaki-lelaki kesepian itu semakin histeris. Ibarat ikan yang melihat kail pancing yang ada cacingnya.
Pandanganku menyelidik pada sosok Wendy, mewanti-wanti pergerakannya yang selalu mendekati Yoongi. Beruntungnya, Yoongi selalu menghindarㅡmungkin dia sudah tahu kegelisahanku. Dan itu membuatku bernapas lega.
Tapi alih-alih mengerti, Wendy seolah-olah tidak menyerah. Dia terus mencuri-curi kesempatan memeluk Yoongi saat Lucas dan Jimin mengejarnya. Hatiku berubah geram lagi, panas menjalar di sekujur tubuh. Mungkin ada hal yang harus aku lakukan untuk membuatnya berhenti menggerayangi tubuh pacarku. Lantas aku berdiri, berjalan seraya membuka kausku lalu melemparnya ke bawah. Alisku menukik tajam dengan bibir yang mengerucut, kulemparkan tatapan tajam penuh peringatan pada Wendy yang kini melihat padakuㅡbukan hanya Wendy, tapi semua yang ada di kolam renang. Bahkan jika aku tidak salah, Taehyung juga menyaksikan kemarahanku di ambang pintu.
Dalam satu gerakan menghentak aku menyentuh permukaan air, menenggelamkan seperempat tubuhku sebelum menggapai Yoongi yang kebingungan. Pasalnya, dia tahu aku nggak pernah sebegini marah dan protektif. Tapi kali ini dia harus tahu, aku nggak mau main-main soal hubungan.
Memeluk Yoongi, aku membawa tubuhnya menjauh hingga ke sudut kolam. Peduli setan terhadap pandangan mengerikan yang diberikan mereka, termasuk Oje dan Jaehyun di seberang. Aku mau Yoongiku hanya denganku.
"Sebagai seorang pacar dan laki-laki, kamu pasti tau apa yang harus kamu lakuin. Apa kamu nggak ngerti gimana perasaan aku?" Aku mengalungkan tanganku di lehernya, menatapnya dalam-dalam. Aku tahu dia mengerti saat melingkarkan tangannya di pinggangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED {♡}
Fanfiction[Lokal] Dia Taehyung yang pucat, yang senang bergurau, yang memiliki tinggi 178 sentimeter, yang diam-diam menyimpan kenestapaan seorang diri, Dan yang aku cintai. Tapi ada yang lebih sempurna dari banyak 'yang' di atas, yakni Di bawah langit si kot...