doc : untitled - 7

689 131 20
                                    

Aku berada di ruang tengah bersama yang lain. Aku duduk di antara Oje dan Yeri, di sebelah kanan Yeri ada Jihyo dan Nayeon. Sementara para laki-laki duduk di sofa di hadapan kami, kecuali Jaehyun yang berdiri bersandar di pintu memunggungi kami dan Taehyung yang pergi entah kemana.

Sudah empat jam berlalu semenjak kepulangan Yoongi dan Wendy ke Jakarta. Menyisakan ketegangan yang masih terasa di ruang tengah. Semua mata tertuju ke arahku, kecuali Jaehyun yang menikmati hisapan rokoknya.

"Maaf, gara-gara aku liburan kali ini jadi kacau." Kataku dengan tulus.

Jimin menggeleng, ia mengangkat satu kakinya ke atas sofa. "Nggak ada yang salah. Ini juga masih dicari awal mula problemnya kaya apa."

"Intinya si Yoongi sama Wendy pasangan edan. Gelonya teh edan pisan. Barudak setan." Sahut Bobby.

"Aing baru tau malahan kalo Yoongi sama Wendy pacaran udah empat bulan." Timpal Lucas, tubuhnya mencondong meraih toples kacang di atas meja sebelum membuka dan memakannyaㅡBobby latah melakukan hal serupa. "Latahan maneh mah, kehed!"

"Terus si Taehyung kemana?" Tanya Nayeon. "Daritadi gue nggak liat dia."

"Aing oge henteu ngarti eta budak kamana. Dia mah punya cara sendiri buat tenangin diri." Jawab Oje.

Kemudian Jaehyun berbalik ketika rokoknya sudah dibuang, masih menyandarkan bahunya pada pintu. "Kalo udah begini emang masih pada mau rayain tahun baru?" Tanyanya pada seluruh orang di ruang tengah.

"Aku sih biasa aja soal ginian, yang lain gimana?" Jawab Oje ikut melempar pertanyaan.

"Kayanya gue sama Jihyo mau pulang juga deh. Gue yang nggak enak sama Jennie." Ucap Nayeon yang spontan direspon mata membelalak dari Lucas.

"Nggak ada, kita tahun baruan di sini. Kalo Jihyo mau pulang ya pulang sendiri aja, kalo baby pulang ntar aing sendirian."

Lalu Bobby menggeleng pada Lucas. "Naon si, Jihyo mah sama aing di sini."

"Halah bucin-bucin wae barudak teh anying, geuleuh. Sekolah yang bener!" Hanbin menggelengkan kepalanya terheran-heran.

○●○●○

Aku duduk termangu di balkon teras, menunggu sosok yang belum juga pulang. Aku ingin tahu apa yang dia lakukan demi menenangkan dirinya, mengapa selama ini? Kira-kira sudah delapan jam dia pergi dan aku sedikit khawatir, juga rindu.

Samar-samar di kegelapan malam, mataku menangkap sosok yang berjalan dari arah belakang vila. Seperti biasa ketika aku melihat kedatangannya aku langsung berdiri dan tersenyum lebar menyambutnya. Jantungku berdebar lagi.

Taehyung semakin dekat, lalu dia mulai menaiki tangga seiring perasaanku yang kian bergemuruh.

Namun aku mematung ketika dia hanya melewatiku tanpa menyapa atau menghentikan langkah, kepalaku berputar mengikuti tubuhnya yang berlalu ke dalam. Seperti orang asing.

Aku tercengang. Seperti ada jutaan ranting patah yang disebabkan badai besar di dalam diriku. Semua remuk di atas tanah yang masih berputar pada poros bumi. Seolah-olah semesta memang nggak ingin aku bahagia di sini. Tubuhku benar-benar kaku bahkan saat aku memilih untuk menuruni tangga menuju kolam renang. Aku masih berdiri di balkon ini, dengan perasaan yang seperti dikhianati.

Dia kenapa? Apa yang membuatnya bersikap seperti tadi? Apa gadis itu benar-benar kekasihnya? Apa mereka benar-benar memiliki hubungan? Atau dia marah karena aku menamparnya dan membuat Yoongi hampir menghabisinya?

Percuma jika aku bertanya-tanya pada diriku sendiri yang sampai kapanpun nggak bisa kutemukan jawabannya. Aku harus tahu, aku harus mengetahuinya. Peduli setan bila aku terdengar keras kepala sekarang. Aku juga ingin meminta maaf pada Taehyung soal Yoongi, tapi jika kami berada di satu ketengangan seperti ini berbicara padanya pun aku segan.

UNTITLED {♡}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang