Takumi kembali mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang bertengger di lehernya. Ia baru saja menyelesaikan latihan tanding basketnya dan ia sangat senang dengan keputusannya untuk mengikuti klub basket SMA Wakamoto. Kakak kelasnya sangat baik, pelatihanya sangat memotivasi, dan manajernya sangat membantu, ditambah sangat cantik. Takumi tersenyum sambil duduk di bangku penonton memperhatikan tim siswa baru yang baru sedang melakukan latihan tanding dengan tim kakak kelas.
"Hei, anak baru."
Takumi mendongak dan melihat kapten tim basket SMA Wakamoto tahun ini menyodorkannya botol mineral kepada Takami. Sebelum Takumi berdiri untuk mengambil botol mineral tersebut, kapten tim basket menggeleng dan menyuruh Takumi untuk tetap duduk.
"Permainan yang seru tadi," ujar kapten timnya, Koyama Haruma, membicarakan latihan tanding paruh pertama antara Takumi dan dirinya.
Takumi mengangguk mengiyakan, "Aku ingin belajar banyak dari Koyama-senpai."
Haruma tertawa, "Jangan banyak berharap, aku sudah melihat potensimu. Tunggulah beberapa minggu kau sudah pasti akan jauh lebih baik dariku."
Dengan sigap Takumi menggelengkan kepalanya, "Tidak, senpai masih jauh lebih hebat dari padaku," tukasnya. Haruma tidak menjawab perkataan Takumi, mereka kembali memperhatikan latihan tim di depan mereka. Skornya masih dipimpin oleh tim kakak kelas.
"Banyak yang berhenti karena tidak kuat menjalani latihan kita, kau tahu bukan?" tanya Haruma meneguk botol minum di tangannya.
Takumi menyadari itu, hari pertama ia memasuki klub basket SMA Wakamoto, siswa baru berjumlah lebih dari dua puluh orang, namun dua hari setelah penerimaan anggota baru, siswa baru berkurang menjadi tepat sebelas orang. Semua dikarenakan pada awal masuk kebanyakan siswa hanya ingin bergabung dengan tim basket karena manajer tim basket.
"Kau tidak bergabung karena Abe-chan, bukan?" tanya Haruma menoleh kepada Takumi.
Takumi memperhatikan manajer tim basket yang sedang berbicara dengan pelatih basket, lalu ia menggeleng. Takumi bahkan baru tahu kalau student council secretary, Abe Riko, ternyata merupakan manajer tim basket SMA Wakamoto di hari pertama ia memasuki klub basket.
"Baguslah kalau begitu," tukas Haruma menepuk pundak Takumi. Laki-laki itu segera berdiri ketika jam bermain sudah habis dan pelatih tim menyuruh seluruh siswa untuk berkumpul di tengah lapangan.
Latihan basket hari itu selesai dengan baik, Takumi baru menyelesaikan mandinya dan ia segera berjalan memasuki ruangan basket. Ia melihat Haruma sedang berbicara dengan Riko sementara pelatih basket sudah tidak terlihat.
"Ah, Shimizu-kun!" panggil Haruma menyuruh Takumi untuk mendatanginya.
Takumi menurut dan menghampiri Haruma dan Riko.
"Selesai latihan ini kita akan melakukan get together dengan anggota klub basket yang kosong, apakah kau kosong nanti?" tanya Haruma.
Takumi memandangi kapten dan manajernya tim nya bergantian, lalu ia mengangkat bahu. "Kurasa aku tidak ada jadwal apapun hari ini, boleh saja."
"Bagus, berarti bertambah satu, jangan kau batalkan, oke," ujar Haruma kepada RIko yang memutar bola matanya.
"Hmm?" tanya Takumi tidak mengerti maksud perkataan Haruma.
Riko memiringkan kepalanya mencoba menjelaskan, "Get together hari ini seharusnya tidak jadi dan dibatalkan, karena pelatih tidak bisa ikut, dan kurang dari setengah anggota tidak bisa bergabung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our High School Journal
RomanceHisa tidak pernah yakin dapat bertemu orang yang bisa mengerti dan memahami dirinya, ia mempercayai itu berdasarkan pengalamannya saat SD dan SMP, oleh karena itu ia tidak pernah menaruh harapan sedikit pun saat memasuki SMA. Mungkin karena itulah i...