7

511 65 2
                                    

Temari menatap Shikamaru " ini dimana ? " 

Shikamaru tersenyum 

" Selamat datang di Hutan Nara "
------ °°° ----------
" Ha? Hutan Nara ? " Temari cengo. Shikamaru mengangguk.

"Bukannya Hutan Nara itu hutan pribadi ? " Shikamaru mengangguk lagi.

" Bukannya hanya anggota keluarga Nara saja yang boleh masuk kesini ? " Lagi lagi Shikamaru mengangguk.

Perempatan siku muncul di dahi Temari.

" Lalu kenapa kau mengajakku ke sini hah ? " Suara Temari naik 2 oktaf.

" Kau bilang butuh tempat yang sepi " jawab Shikamaru enteng. Temari semakin kesal.

" Kau ini bodoh atau bagaimana sih? Aku kan bukan anggota keluarga Nara?  Bagaimana kalau aku ditangkap karena masuk ke sini ? " Temari menjitak Shikamaru agak keras.

" Ittai ! Kau kan datang bersamaku jadi tenang saja " shikamaru mengusap usap kepalanya yang sakit.

" Huh, apa benar aku boleh disini? " Temari masih sangsi. Mau bagaimanapun ia tidak mau ditangkap karena masuk wilayah pribadi.

" Iya. Ish kau ini cerewet sekali dasar wanita merepotkan "

" Huh" Temari mendudukkan diri di bawah salah satu pohon lalu bersandar di batangnya sambil bermain dengan salah satu anak rusa yang berada di dekatnya. Ia merasa tenang. Pusing yang tadi membebani kepalanya sekarang hilang tak berbekas.

Shikamaru duduk di samping Temari.

" Jadi? Apa sekarang kau mau cerita ? " Tanya Shikamaru. Pria itu masih penasaran. Sebenarnya apa yang membuat Temari sampai terlihat stress seperti tadi? Apakah soal keluarganya? Atau perkerjaan ? Shikamaru sangat ingin tahu.

Temari melirik Shikamaru yang berada di sampingnya. Sesaat ia ragu. Apakah ia harus menceritakan semuanya kepada Shikamaru?. Tapi sepertinya ia memang butuh teman untuk mendengarkan keluhannya. Temari menghela nafas pelan.

" Menikah "

" Hah ? " Shikamaru terperanjat.

" Mereka memintaku untuk menikah lagi " Shikamaru memandang Temari Lamat lamat.

Temari menceritakan semuanya kepada Shikamaru. Mulai dari kejadian di cafe saat itu sampai sekarang. Sesekali ia menghela nafas atau berhenti di tengah cerita. Shikamaru mendengarkan dengan seksama. Tak sekalipun ia memotong perkataan wanita di sampingnya.

" Yaah kira kira begitu " kata Temari mengakhiri ceritanya. Shikamaru mangut mangut.

"Menurutku mereka benar. Mereka mengkhawatirkan mu, mereka menyayangimu, dan mereka hanya ingin kau bahagia lagi. Hanya saja cara mereka yang salah " Shikamaru mengemukakan pendapatnya.

" Harusnya mereka mendengarkan keinginanmu, mengerti perasaanmu, dan tidak bersikap terburu buru seperti itu. Bukannya itu terkesan seperti memaksa ?. Toh kalau memang jodoh pasti akan ketemu kan ? " Sambung shikamaru

Temari terdiam mendengarnya. Ia kagum dengan cara berfikir Shikamaru yang dewasa. ' ternyata dia bukan bocah lagi ' batin Temari.

" Mungkin kau benar. Aku terlalu kesal dengan cara yang mereka gunakan hingga lupa tujuan baik mereka "

" Arigatou Shikamaru " ucap Temari tulus.

Shikamaru tersenyum lalu mengangguk.

Mereka kembali ke kesibukan masing masing. Larut dalam pikiran mereka sendiri. Mereka memandang ke sekeliling menikmati keindahan yang disajikan Hutan Nara, menikmati semilir angin yang tenang dan menyejukkan.

Shiawase ? { ShikaTema }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang