"cling"
suara lonceng kafe berbunyi saat pintunya terbuka. menampakkan seorang wanita cantik dengan rambut dikuncir 4. Temari berjalan santai menuju ruangan pribadinya yang minimalis dan dilengkapi dengan alat pembuat kopi. Ia menghempaskan dirinya ke sofa yang ada dan menghela nafas pelan lalu ia berjalan menuju mesin pembuat kopi dan mulai membuat coffe latte. tangannya lincah bergerak kesana kemari membuat pola diatas kopi itu. setelah selesai ia membawa kopi itu ke mejanya dan mulai membeca beberapa laporan tentang kafe miliknya.
Sabaku caffe
kafe yang Temari dirikan dan kelola sendiri di sela kesibukannya sebagai salah satu petinggi Sabaku Crop. Ia mendirikan kafe tersebut untuk mengobati sedikit rasa rindunya kepada keluarganya yang sudah pergi meninggalkannya. Keluarga Temari adalah keluarga pecinta kopi. Mulai dari mendiang ayahnya yang membiasakan minum secangkir kopi setiap pagi dan malam, lalu mendiang suaminya yang suka berbagai macam rasa kopi, kemudian mendiang ibunya yang sangat pandai membuat coffe art, Temari pandai membuat coffe art karena belajar dari ibunya dulu. Kedua adik kembarnya juga selalu meminum kopi saat berkerja, hingga mendiang putri kecilnya yang sangat suka dengant coffe art.
Temari 's POV
" Haah, hari ini sangat melelahkan, tapi sepertinya tidak ada masalah apapun di kafe ini, hanya butuh sedikit renovasi "
aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan lalu mulai menyesap coffe art yang ku buat.
" waah, lukisan hahaue di atas kopi ini indah sekali, nanti ajari Tema membuatnya yaa"
" Hmm, kopi buatanmu memang selalu enak dan lembut ya Temari. Besok pagi buatkan tou - sama kopi seperti ini lagi ya "
" Whooah Temari wa sugoi ne, aku tidak menyangka wanita seperti kau bisa membuat coffe art se indah ini "
" Nee - san hari ini aku mau minum kopi buatanmu, bolehkan ? "
" Nee - san buatkan aku coffe art yang keren dong "
" okaa - san, minami juga mau diajari membuat lukisan seperti itu "
Tiba tiba ingatan tentang keluargaku yang dulu terputar kembali seperti film. Tanpa ku sadari air mataku lolos dari tempatnya. Aku pun segera menyekanya.
" aku merindukan mereka " batin ku
aku menghela nafas dan mulai menyesap kopiku kembali
" Kau kreatif juga ternyata wanita merepotkan "
aku tersentak. ingatan asing tiba tiba terlintas dipikiranku. Aku seperti familiar dengan ingatan itu, suaranya, kejadiannya, tapi aku tidak ingat orang yang mengucapkannya. ' siapa ya ? ' aku bertanya tanya pada diriku sendiri. Tapi aku tidak bisa mengingatnya. Aku pun berusaha melupakannya, menganggap itu hanya bagian masa lalu dan tidak harus diambil pusing.
Tiba tiba ponsel ku berdering. Sakura menelponku. ' ada apa ya ? '.
" moshi moshi, ada apa sakura ? "
" Temari !, apa kau sedang sibuk ? "
" Tidak kok , memangnya kenapa ? "
" yokatta ! ayo kita jalan jalan sudah lama sekali kan kita tidak berkumpul bersama " suaranya terdengar sangat bersemangat di ujung sana.
" boleh, kita akan kemana ? "
" Kita putuskan nanti saat sudah bertemu. Kita berkumpul di Tama Konoha ya "
" baiklah, jaa ne "
" yotta, jaa ne Temari "
Aku pun berdiri dari tempat ku dan mulai melangkah keluar. Kebetulan kafe ku berada tak jauh dari Taman Konoha, hanya tinggal berjalan 5 menit dari kafeku. Tak lupa aku membawa se gelas cappucino hangat. Saat aku keluar aku melihat beberapa pegawai menunduk hormat kapadaku. aku hanya mengangguk untuk membalasnya.
Aku berjalan santai menuju Taman Konoha. Tiba tiba ditengah jalan aku menabrak seorang pria. Cappucino yang kubawa tumpah membasahi lenganku. Aku sedikit meringis saat merasakan kulitku agak terbakar terkena cappucino.
" ah gomennasai, daijoubu ka ? " ucap pria itu. suara itu, suara yang sempat mampir dipikiranku beberapa saat yang lalu.
" Daijoubu " balasku singkat
Pria itu memeriksa lenganku dan langsung menarikku ke mobilnya.
" Hei, kau mau membawaku kemana ? "
" Urusai, haah medokusai na " urat kekesalan muncul di dahiku. bagaimana bisa dia mengataiku seperti itu padahal dia yang menarikku tiba tiba. Tapi sepertinya aku familiar dengan kata kata itu.
' mendokusai, rasanya kata kata itu familiar tapi aku mendengarnya dimana ya? '
Pria itu pun memasuki mobilnya dan mengambil kotak P3K. Ia mengambil semacam kompres es dari sana dan mulai mengompres tanganku yang terkena cappucino. Ia melalukannya dengan sangat telaten. Aku mengamati pria itu baik baik. Aku merasa familiar dengannya , tapi siapa dia ?. Pria dengan kuncir nanas dan iris grey. ' siapa ya ? aku sepertinya mengenalnya '. Mungkin karena merasa di perhatika pria itu menatapku balik. Mata kami bertemu selama beberapa saat. Aku terpaku melihat iris grey nya, iris itu seperti mengalihkan semua pikiranku.
" ada apa ? " tanyanya
aku tersentak. " ah nandemonai, sumimasen apakah sebelumnya kita pernah bertemu ? aku merasa familiar denganmu" jawab ku jujur
" Ha? kau serius tidak mengenalku ? " tanyanya dengan wajah heran. aku mengangguk.
" Kau tidak sedang bercanda kan ? " tanyanya lagi
Kesabaranku mulai habis. " iya, cepat katakan siapa kau jangan bertele tele "
Pria itu menatap mataku beberapa saat seperti mencari kebenaran atas pertanyaanku tadi.
" Haah baiklah sepertinya kau tidak berbohong " ia menjeda ucapannya. aku menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.
" Mendokusai, watashi wa Nara Shikamaru" ucapnya sambil tersenyum
" ha ? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiawase ? { ShikaTema }
FanficBolehkah aku mendapat kebahagiaan ku kembali ? - Sabaku no Temari . . . . Setiap orang berhak bahagia - Nara Shikamaru . . . [ 20 agst 2020 ]