11

443 50 6
                                    

Temari menutup pintu dengan pelan. mulai melangkah lebih dalam menuju rumah nya.

" tadaima "

-------***---------

Temari melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Ia meletakkan tas kecilnya di meja dan mendudukkan dirinya di sofa. Temari menghembuskan nafas lelah.

Matanya melihat ke sekeliling. Satu per satu memori tentang keluarga kecinya terlintas kembali.

Flashback 

" tadaima "

" okeari kaa - san " Minami berlari dan menghambur memeluk Temari

" tumben pulang cepat "  Daimaru muncul dari dapur sambil membawa 3 gelas jus. 

" hee seharusnya aku yang mengatakan itu tahu " kata Temari sambil mencubit pipi suaminya, Daimaru hanya mengaduh kesakitan.

" kaa - san tahu tidak ? tadi di sekolah, guru menggambarku memuji karyaku looh " kata Minami dengan semangat. Gadis kecil itu mulai mengoceh tentang apa saja yang terjadi di sekolahnya hari itu.

" uhuk uhuk hh " cerita Minami terpotong karena tiba tiba dadanya sesak. Mungkin karena ia terlalu semangat ia sampai lupa untuk bernafas dengan baik.

" Minami ! " ucap Daimaru dan Temari bersamaan. Mereka sangat khawatir kalau Minami sudah seperti itu. Daimaru segera mengambil minyak kayu putih dan memberikannya ke Temari. Temari dengan sigap menerimanya dan mengoleskan nya di dada dan punggung Minami.

" hehehhh daijoubuhh dayo " ujar Minami sambil tersenyum. 

" mou jangan terlalu semangat dong kalau cerita " ujar Daimaru sambil menepuk kepala putrinya pelan. Minami hanya nyengir.

" kalau cerita itu pelan pelan, kami ada di sini dan kami akan mendengarkan ceritamu sampai habis, jadi jangan bercerita terlalu cepat seperti tadi, kalau terjadi sesuatu bagaimana ? kaa - san sangat khawatir tahu " oceh Temari sambil memijat pelan punggung putrinya.

Minami hanya mendengarkan ocehan ibunya sambil tersenyum pasrah. Kemudian Minami medapatkan sebuah ide untuk menghentikan ocehan ibunya. Minami berbalik dan mencium pipi Temari dengan cepat 

" gomenne kaa - san " kata Minami sambil tersenyum cerah

Temari tertegun " mou, kau sesalu tahu cara untuk membuatku tidak marah lagi ya, anak pintar " kata Temari sambil mencubit pipi Minami gemas

mereka pun tertawa bersama

Flashback end

Beberapa butir air mata berhasil lolos dari mata Temari. Wanita itu buru buru menghapusnya. Ia sudah bertekad untuk menjadikan masa lalunya sebagai sebuah kenangan indah yang akan membuatnya tersenyum bukan menangis.

Temari bangkit dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air. Meskipun sudah lama ditinggalkan rumah ini tetap dibersihkan 1 minggu sekali.

Temari mengambil botol air di kulkas dan menuangkan isinya di gelas. Temari meminum airnya sedikit demi sedikit. Memori masa lalunya pun terputar kembali

Flashback

" hmm bau harum apa ini " kata Daimaru sambil memeluk Temari dari belakang

" hei ada Minami looh " Temari menyikut pinggang suaminya dengan sayang, Daimaru merasakan rasa perih di pinggang bagian atasnya tapi dia hanya meringis tertahan

" tou - san okeari " sambut Minami sambil berlari kecil ke arah Daimaru

" tadaima Mianami " balas Daimaru.

" aku tidak dipeluk ? " tanya Minami polos. Daimaru buru buru melepas pelukannya pada Temari dan mengangkat Minami ke udara lalu menggendongnya. Minami berteriak kegirangan.

" tou - san, hari ini aku yang masak looh " 

" hountou ni ? " Minami mengangguk dengan semangat "  kalau tidak percaya tanya saja pada kaa - san " kata Minami sambil menunjuk ibunya. Temari hanya mengangguk 

"  sudah ayo kita makan " ajak temari

mereka pun duduk di kursi masing masing dan mulai menyantap hidangan yang ada 

"  hmm oishi, kau memang pintar memasak ya Minami " puji Daimaru. Minami yang mendengarnnya sangat senang  

Flashback end

air mata kembali membasahi pipi Temari tapi wanita itu buru  buru menghapusnya, ia sudah bertekad untuk berubah ' aku pasti bisa demi semuanya ' batin Temari

Temari membawa minuman di tangannya ke ruang tamu dan menonton TV. Temari harus hidup bersama kenangannya selama seminggu. Temari akan berubah, dan ia pasti berhasil mengubah masa lalunya menjadi kenangan yang indah. 

" ini adalah yang terakhir, setelah ini aku tak akan hidup bersama bayang bayang kesedihan dari kenangan ini lagi, aku akan bahagia, aku berjanji " gumam Temari kepada dirinya sendiri

' berarti minggu depan bocah itu yang akan menjemputku ya ' batin Temari, ia teringat dengan permintaan Shikamaru sebelum ia masuk ke rumah ini. 

Malam semakin larut, Temari berjalan ke lantai dua menuju kamarnya. Lagi lagi kenangan keluarga kecilnya terputar. Malam itu Temari menangis sampai tertidur.

Shiawase ? { ShikaTema }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang