CHAPTER 7

893 162 12
                                    

"Kita mau kemana?" Prilly memberanikan diri bertanya ketika Ali membawanya melewati jalan yang bukan ke arah apartemen mereka.

"Gue mau ngenalin lo ke temen gue, bentar doang kok" seru Ali sedikit berteriak agar Prilly mendengar ucapannya dibalik masker dan helm.

Prilly tak melanjutkan pertanyaannya, karena rasanya sangat tidak nyaman berbicara di atas motor yang sedang melaju. Ali membelokkan motornya ke sebuah pemukiman, ini kali pertama Prilly melihat pemukiman padat penduduk.

Prilly tersenyum saat melihat kerumunan anak-anak sedang bermain petak umpet, di sebelah lain mereka berkerumun bermain kelereng. Pemandangan yang sangat langka, anak-anak jaman sekarang lebih sering memegang gadget ketimbang bermain bersama.

Ali memelankan laju motornya karena area nya semakin sempit dan juga banyak warga di sana yang sedang duduk di depan rumah, terlihat sekali mereka saling akrab antar bertetangga, beda sekali dengan Prilly yang bahkan baru tahu Ali adalah tetangganya setelah 5 tahun tinggal di sana.

Prilly cukup terkejut saat beberapa warga menyapa Ali dengan akrab. Sepertinya Ali sering ke tempat ini, padahal saat ini Ali sedang mengenakan helm dan masker yang menutupi wajahnya.

Tak berapa lama, Ali menghentikan motornya di depan sebuah rumah.

"Turun Prill" pinta Ali lembut sambil melepaskan helmnya.

Prilly segera turun dari boncengan lalu melepaskan helmnya. Ia menunggu Ali yang sedang melepaskan jaket, Prilly memperhatikan dengan seksama sekeliling rumah itu.

"Yuk" ajak Ali, ia menggandeng tangan Prilly untuk mengikutnya. Prilly pasti merasa canggung dan bingung saat itu, Ali berusaha mencairkan suasana.

"Assalamualikum" seru Ali ke arah rumah yang pintunya terbuka itu.

"Walaikumsalam, masuk Li" seru sebuah suara pria dari dalam rumah.

"Yuk Prill, ga usah takut, dia temen aku" bisik Ali agar Prilly sedikit tenang.

Prilly berjalan ragu di belakang Ali, mereka masuk ke dalam rumah sederhana itu, di sana Prilly melihat seorang pria yang mungkin berbeda 5 tahun dari mereka sedang tersenyum ke arah Ali.

"Hai bang" seru Ali lalu bersalaman layaknya saudara dengan pria itu.
"Udah lama banget ga kesini, gimana kabar?"
"Baek bang, oya kenalin, ini Prilly, cewe gue" jawab Ali yakin, seklaigus memperkenalkan Prilly.

"Prill, kenalin, ini bang Andre, dia dulu pelatih basket gue" Ali memelankan suaranya ketika berbicara dengan Prilly.

"Halo, aku Prilly" ia mengulurkan tangannya ke arah Andre, dan dibalas dengan ramah oleh pria itu.

"Ga nyangka, Ali bisa dapetin cewe santun dan cantik kaya kamu, gimana ceritanya? Dia ngancem kamu?" Canda Andre membuat Prilly salah tingkah.

"Bisa aja lo bang" sahut Ali sumringah.
"Duduk Li, Prill, mau minum apa?" Tanya Andre sebagai tuan rumah.

"Air putih aja bang" sahut Ali dan Prilly berbarengan.

"Ah lo Li, kaya orang baru aja, coca cola mau ya, kebetulan lagi ada" Andre bergegas ke kulkas di ruamg makan yang juga bisa dilihat dari ruang tamu.

"Sorry jadi ngerepotin bang" seru Ali.
"Santai"

Prilly memutar pandangannya ke sekeliling rumah, ada banyak foto terpajang di dinding, bahkan ia bisa melihat ada foto Ali di sana. Prilly terpaku pada satu foto di mana Ali berdiri sambil memeluk seorang gadis di depannya, mereka terlihat akrab.

"Yang itu siapa Li" bisik Prilly menunjuk foto yang menguras perhatiannya.

"Oh, itu Anya, adiknya bang Andre" jawab Ali yang ikut memandangi foto itu juga.

Aile en Forme Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang