11. Umi

738 52 50
                                    

🍁🍁🍁

Happy Reading☺ NYALAKAN LAGUNYA BIAR DAPET FEELNYA😚

...

Semua terdiam, namun gemuruh dalam dadanya sangat membakar dada mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua terdiam, namun gemuruh dalam dadanya sangat membakar dada mereka. Bahagia, itu yang mereka rasakan. Setelah sekian lama mereka menanti kabar ini akhirnya sang Umi bangun dari tidur panjangnya.

Umi mereka siuman.

"Umi."

"Ayo kita ketemu umi," ucap Sohwa.

"Muntaz naik kursi roda ya abang dorong," ujar Thoriq.

"Tapi ... Muntaz buta, Muntaz takut umi benci," lirih Muntaz.

"Nggak sayang. Percaya sama kakak ya, umi ga akan benci Muntaz. Umi sayang Muntaz," kata Fatim. Dengan ragu Muntaz hanya mengangguk mengiyakan.

Atta menggendong Qahtan, Sohwa menggandeng tangan Salehah dan Thoriq menggendong Muntaz lalu ia dudukan dikursi roda dan mendorongnya. Semua mengikut menuju ... sang Umi.

Langkah cepat mereka kini berhenti didepan sebuah ruangan yang selalu mereka kunjungi. Entah mengapa rasanya berbeda kali ini, tubuh mereka seakan lemas dan gemetar. Atta membuka pintu putih itu perlahan lalu masuk begitupun yang lain.

Tatapan mereka tertuju pada sosok yang setengah duduk, itu Umi mereka. Mata yang beberapa tahun terpejam kini terbuka menatap lembut kearah mereka. Dan senyum itu, senyum yang membuat mereka teduh kini bisa mereka lihat lagi.

"Anak-anak umi kok diem sih? Ga mau peluk umi?"

Suara itu, suara lembut yang mereka rindukan suara yang selalu menyemangati mereka kini bisa mereka dengar kembali. Air mata mereka luruh semua berlari mendekat lalu memeluk umi secara bersamaan. Isak tangis bahagia memenuhi ruangan yang sebelumnya sepi.

Abi mengambil alih Muntaz lalu memeluknya beberapa kali ia mengusap air mata Muntaz yang tiada henti.

Mereka sangat bersyukur diberi kesempatan untuk merasakan kehadiran uminya lagi. Mereka berjanji dalam hati akan terus menjaga dan merawat umi, mereka tak ingin kejadian yang sama terulang. Ketahuilah ditinggal seorang ibu sangatlah menyakitkan, mungkin kita taka akan merasakannya karna ibu kita masih ada bersama kita tapi jika ia sudah pergi maka kita akan merasa dunia hancur seiring perginya harta paling berharga. Jadi sayangilah ibunda kalian jangan membuatnya kecewa jangan membuatnya sedih dengan perkataan kita yang kasar atau tingkah kita yang membuatnya sedih. Karna satu tetes air matanya akan membuat kita tersiksa diakhirat kelak.

Syurga dibawah telapak kaki ibundamu. Sayangi beliau seperti beliau menyayangimu.

"Hiks ... umi."

"Sttt ... jangan nangis sayang, umi udah disini umi janji ga akan pergi lagi."

Setelah puas mereka melepaskan pelukan walau air mata tetap mengalir.

Brother Is Our Hero (GH Kids)tamat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang