9. Rara

560 50 22
                                    

🍁🍁🍁
Haii guyss balik lagi dengan Ita di Cerita BIOH Ceritak.Ita ...

Guyss

GC FPC hari ini mensiv lohh... dan kami open mem

Ada yang mau join?

Diakhri cerita ya guys link nya Ita kasih😊 atau gak dm wp Ita ya

...

Muntaz diam tak ada pergerakan sama sekali, pikiran Muntaz kacau. Ingin ia menangis namun air matanya enggan keluar membuat dadanya sesak.

Gelap

Hanya itu yang Muntaz lihat, semuannya gelap membuat Muntaz takut. Meski disebelahnya ada Salehah dan Qahtan yang terus mengajaknya berbicara tapi bagi Muntaz dia sendiri.

Dia benar-benar buta. Dalam hatinya ia terus bertanya. Apa dengan kondisinya yang seperti ini semua saudaranya akan semakin membeci dirinya? Harapan agar dapat kasih sayang dari semua keluarganya kini sirna, angan bisa bercanda dan tertawa bersama yang lain kini hanyalah sebuah angan. Semangatnya untuk merangkul semuanya kini telah padam. Semua mimpinya sirna. Mengingat kondisinya yang kini  tak bisa melakukan apapun.

Bahkan kini ia takut, para Muntaztic akan membencinya dan pergi karna sang idola kini tak bisa melihat lagi. Jujur semua ini membuat Muntaz sters, kenapa pada hari itu orang itu tak membunuhnya? Seharusnya orang itu membunuh Muntaz saja, atau Muntaz bunuh diri saja?

Muntaz menepis pikiran negatifnya jauh-jauh, mati bukan lah jalan yang benar.

"Bang ... makan dulu ya Sal suapin. Abang harus minum obatnya," ucap Salehah. Namun Muntaz terus terdiam.

"Bang," panggil Qahtan.

"Kenapa kalian masih disini?" Tanya Muntaz dingin.

"Maksud abang apa?! Kita disini karna abang juga disini," ucap Salehah.

"Kalian taukan abang buta? Kalian ga malu punya abang yang buta?!"

"Buat apa malu bang. Mau bagaimanapun abang, bang Muntaz tetep abanng kita," ucap Qahtan.

"Pergi!"

"Bang ..."

"PERGI!"

...

Panas terik dari matahari tak membuat seorang pemuda dengan baju pasien beranjak dari kursi taman. Walau panas membakar kulit putihnya tak membuatnya berkutit sama sekali. Sudah sekitar dua jam yang lalu ia duduk dikursi taman memandang lurus kedepan.

Dikepalannya terus terputar suara yang amat begitu menyakitkan baginnya.

Falshback on.

Fateh mendorong pintu ruangan Ben lalu mengucapkan salam. Didalamnya Fateh melihat sudah ada Ben Reza dan Ria. Ketiga dokter itu menatap Fateh sendu walau tercetak senyum manis dimasing-masing.

"Fateh," panggil Ria lembut. Ria menuntun Fateh untuk duduk disofa tepat dihadapan Ben dan Reza. Ria duduk disebelah Fateh.

"Dokter Reza," panggil Fateh.

"Panggil abang aja," ucap Reza, Fateh hannya mengagguk mengiyakan.

"Muntaz kenapa?" Tanya Fateh to the point.

"Ekhm. Fateh sebaiknya kita tidak membicarakan masalah ini, sekarang yang harus dipikirkan adalah kondisimu Teh yang ..."

"Fateh tak peduli. Fateh cuma mau tau Muntaz kenapa bang?! Siapa tau Ateh bisa bantu Muntaz," ucap Fayeh memotong pembicaraan Ben.

Brother Is Our Hero (GH Kids)tamat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang