prolog

1.4K 55 23
                                    

🍁🍁🍁
"Haii guyss... Ita bawa cerita baru nih... Fateh Muntaz Solehah and Qahtan guys...

Brother is our hiro

Abang adalah pahlawan kami

Semoga suka all

Lop you

Happy reading guys...

...

Disaat kehadiran membawa bahagia dan luka apa yang akan kalian lakukan? Bingung? Begitupun dengan kami yang tak tahu harus bersikap apa atas kehadiran mereka yang justru membawa bahagia namun juga membawa luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disaat kehadiran membawa bahagia dan luka apa yang akan kalian lakukan? Bingung? Begitupun dengan kami yang tak tahu harus bersikap apa atas kehadiran mereka yang justru membawa bahagia namun juga membawa luka.

Sampai akhirnya ego kami lah yang menang. Kami membeci mereka karna bagi kami kehadiran mereka itu salah. Kehadiran mereka merenggut malaikat kami. Membuat kami tak bisa merasakan lagi lembutnya belaian seorang umi.

Setelah melahirkan anak kedelapan kandungan umi lemah sehingga tak memungkinkan lagi untuk hamil. Namun takdir berkata lain dua tahun setelah lahirnya adik kami yang kedelapan umi hamil dan itu semakin membuat umi lemah.

Dan setelah melahirkannya umi koma selama seminggu, dan saat bangun kondisi umi tetap saja masih lemah. Disitu kami kehilangan cahaya kami. Dan dua tahun setelahnya umi kembali hamil. Entahlah takdir memang suka mempermainkan orang.

Hingga kami menjadi sebelas bersaudara. Setelah melahirkan anak kesebelas umi dinyatakan kom dan sampai sekarang umi masih terbaring koma.

Timbul rasa benci dalam benak kami terhadap mereka yang lahir disaat umi menderita. Kehadiran mereka membawa siksa.

Sedari awal kami tak menginginkan kehadiran mereka. Kami hanya delapan bersaudara tak lebih. Adik bungsu kami adalah Fateh Halilintar bukan Qahtan Halilintar.

Bagi kami mereka bertiga hanyalah bayangan hitam yang berada diantara kami.

Namun disaat rasa benci menyelimuti kami terhadap mereka bertiga, dia Fateh Halilintar justru menyayangi mereka, mengurus mereka, menganggap mereka adalah malaikat kecilnya, menjadi pahlawan mereka bahkan menjadi sosok abang ibu juga ayah sekaligus bagi mereka bertiga.

Entah terbuat dari apa hatinya begitu lembut dan baik. Tapi tetap, kami membenci mereka bertiga. Kami menganggap Fateh belum mengerti semuanya jadi ia terus bersikap baik padahal mereka yang telah merenggut kebahagian Fateh, membuat Fateh tak bisa merasakan kehangatan seorang umi. Dan kami membencinya.





"Kak Fatim mau susu," ucap Fateh yang masih berusia 6 tahun.

"Aaa.. adik kakak ini mau susu ya, tunggu sebentar sayang," ucap Fatim sambil mencubit pipi Fateh gemas.

"Enggak kak! Qahtan mau minum susu," ujar Fateh.

Fatim merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Buat Qahtan?" Tanya Fatim dingin.

"Iya. Muntaz dan Salehah juga mau. Kakak bikinin ya," pinta Fateh.

"Gak! Biar mereka bikin sendiri. Punya tangan dan kaki kan?! Ga usah repotin orang. Dan kamu Fateh, jangan suka manjain mereka," tegas Fatim lalu pergi.

"Tapi kak... kak Fatim!"

"Abang," panggil Muntaz yang masih berusia 4 tahun sambil menggendong Qahtan yang masih 11 bulan dan dipinggirnya ada Solehah yang masih 2 tahun.

Fateh tersenyum berjalan mendekati ketiga adiknya.

"Kalian mau susukan?" Tanya Fateh. Ketiganya kompak mengangguk.

"Kalian tunggu dikamar ya. Abang bikinkan, Muntaz jaga adek nya ya abang sebentar kok bikinnya," ucap Fateh.

"Iya bang. Sal ayok," Muntaz menuntun Salehah dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya masih menggendong Qahtan.

Fateh menatap sendu ketiga adiknya. Ia belum mengerti kenapa hatinya begitu sakit setiap melihat mereka.

Fateh mendorong kursi kesebelah meja dapur. Diraih nya susu bubuk yang ada di toples. Setelahnya ia mengambil 2 botol dot dan satu gelas miliknya. Iya milik Fateh karna ketiga adiknya tak mempunyai botol dot.

Perlahan Fateh mengisi kedua botol dot dan gelas itu dengan susu bubuk. Ia selalu melihat Jidah atau Fatim saat membuatkannya susu jadi Fateh sudah hapal taaran susunya.

Selesai Fateh menambahkan air panas dari dispenser, dengan hati-hati karna itu air panas.

"Aww..." keluh Fateh saat air panas itu terciprat ketangan mungilnya.

Tak lupa Fateh menambahkan air dinginnya.

Membawa tiga barang sekaligur membuat Fateh kesulitan namun ia harus bisa membawanya. Satu botol dot ia capit diantar tangan dan dadanya, tangan kanan memegang gelas.

Panas langsung menjalar kulit dan telapak tangannya. Panas itu semakin lama menjadi perih, dengan cepat Fateh pergi kekamar untuk memberikan susu kepada tiga adiknya.

Clek

"Muntaz Salehah Qahtan ini susunya datang," seru Fateh.

Muntaz mengambil gelasnya dan langsung meminum susunya begitupun Salehah yang langsung mengedot. Fateh naik kekasur lalu memangku Qahtan dan memberinya susu.

"Qahtan lapar ya minumnya sampe cepet gini hihihi," gemas Fateh.

"Abang kulitnya merah," tunjuk Salehah kekulit Fateh yang tadi menghimpin dotol dot.

"Ga papa abang kan kuat. Sudah Salehah minum susu lagi," ucap Fateh.





"Fateh!" Panggil Sohwa.

"Iya kak," Fateh menuruni setiap anak tangga dengan hati-hati.

"Ada apa kak? Kalian mau kemana?" Tanya Fateh.

"Kita kerumah sakit jenguk umi, yuk Ateh ikut," jawab Jidah.

"Yess ketemu umi. Ateh kangen umi, sebentar Ateh siap-siap dulu sekalian ajak Muntaz Salehah dan Qahtan mereka pasti kangen umi juga," ucap Fateh lalu hendak berlari pergi namun Atta menahan tangan Fateh.

"Ga usah ajak mereka. Cukup kamu aja yang ikut," ucap Atta.

"Kenapa? Mereka pasti ingin ketemu umi juga," kata Fateh.

"Teh. Apa kamu lupa yang menyebabkan umi koma seperti ini adalah mereka bertiga!" Bentak Thoriq membuat Fateh tersentak kaget.

"Bang jangan membentaknya," ucap Iyyah.

"Hufftt... maafkan abang. Tapi kamu aja yang ikut ya. Jangan ajak mereka," ucap Thoriq lembut.

"Kalo mereka ga ikut Ateh juga ga ikut. Kalian saja yang pergi. Ateh ga suka kalian larang-larang adik-adik Ateh untuk ikut!" Teriak Fateh.

"Sudahlah biarkan mereka ikut," ucap Saaih malas.

"Beneran bang?" Tanya Fateh dengan binar.

"Terserah lah. Abang ga mau ngus mereka," ucap Atta.

"Yess. Ga papa kalian ga mau ngurus Muntaz Salehah dan Qahtan biar Ateh yang urus mereka," ucap Fateh tulus lalu pergi kekamar untuk bersiap-siap sekaligus mengajak ketiga adiknya.





Dorr

Baru prolog ya

Ini belum seberapa😄

Kita akan nistain mereka😃

Jahat banget ya?😕

Biarin deh

See you next part all

Lop you

Saya Ita dadah good by

Brother Is Our Hero (GH Kids)tamat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang